Total skor pada skala ini menunjukkan tingkat conscientiousness individu. Semakin tinggi skor menunjukkan dimensi kepribadian
conscientiousness dominan pada diri individu dan sebaliknya
semakin rendah skor menunjukkan bahwa dimensi kepribadian lack of direction
semakin dominan. Kepribadian Big Five ini dapat diukur dengan menggunakan skala
BFI Big Five Inventory yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia oleh Mariyanti dan Rahmawati 2011. Skor yang dihasilkan
akan dijumlahkan sesuai dengan masing-masing dimensi.
C. SUBJEK PENELITIAN
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian dapat berupa manusia, binatang percobaan, data laboratorium, dan lain-lain yang memenuhi
karakteristik yang ditentukan Sastroasmoro, 1995. Melalui populasi ini, akan digali pelbagai keterangan sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian Azwar,
2003. Menurut Sugiyono 2010 sampel dapat digunakan dalam suatu penelitian karena adanya pertimbangan efisiensi sumber daya. Sampel itu sendiri merupakan
sebagian dari suatu populasi. Populasi yang digunakan dalam peenelitian ini adalah keseluruhan
karyawan Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I yang berjumlah sekitar 300 karyawan. Berdasarkan tabel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael jumlah
sampel yang dapat digunakan adalah 161 dengan taraf kesalahan 5 Sugiyono,
Universitas Sumatera Utara
2010. Penelitian ini menggunakan subjek sebanyak 169 karyawan dengan karakteristik populasi sebagai berikut:
a Karyawan yang bekerja dengan menggunakan komputer atau laptop dan terkoneksi dengan internet perusahaan.
b Karyawan yang membawa laptop, iPad, tab, atau smartphone milik pribadi yang terkoneksi dengan internet.
Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling
. Convenience sampling adalah pengumpulan data atau informasi dari anggota populasi yang tersedia dan bersedia memberikannya
Sekaran, 2006.
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data Sugiyono, 2010. Metode pengumpulan data dalam
penelitian bertujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang akan diteliti Azwar, 2010. Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada
penelitian ini yaitu dengan menggunakan Skala Minor Cyberloafing dan BFI Big Five Inventory
yang sudah diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia Mariyanti Rahmawati, 2011.
1 Skala Minor Cyberloafing
Skala minor cyberloafing yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti dengan mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Blanchard
Henle 2008 dan Henle Kedharnath 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Blueprint Skala Minor Cyberloafing
Variabel Indikator perilaku
No item Jumlah
Minor Cyberloafing
- Melakukan pengecekkan, pengiriman, penerimaan email pribadi
1, 7, 12, 15
4 - Melakukan belanja online
4, 6, 9, 14
4 - Mengunjungi situs berita-berita pada
umumnya bola, selebritis, info travel, finansial, lowongan pekerjaan
3, 5, 8, 10
4 - Update jejaring sosial Facebook,
Twitter, Path, instagram atau kaskus 2, 11,
13, 16 4
Jumlah
16 Skala ini terdiri dari aktivitas-aktivitas yang mengacu pada perilaku minor
cyberloafing individu di tempat kerja. Pemberian skor untuk setiap respon
adalah nilai 5 untuk jawaban Hampir Selalu, nilai 4 untuk jawaban Sering, nilai 3 untuk jawaban Kadang-Kadang, nilai 2 untuk jawaban Jarang, dan nilai
1 untuk jawaban Hampir Tidak Pernah. Skor pada skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi frekuensi
minor cyberloafing yang dilakukan oleh pegawai. Sebaliknya semakin rendah
skor yang diperoleh menunjukkan semakin rendahnya frekuensi minor cyberloafing
yang dilakukan oleh pegawai.
2 Skala BFI Big Five Inventory
Skala BFI dalam penelitian ini adalah skala yang sudah diadaptasikan oleh Mariyanti 2011. Skala BFI versi bahasa Indonesia telah diuji coba dengan
menggunakan sampel sebanyak 713 yang terdiri dari 4 etnis yang ada di kota Medan, yaitu etnis Batak, jawa, India, dan Tionghoa.
BFI ini terdiri dari 44 favourable dan unfavourable aitem yang berbentuk frase atau kalimat singkat dan kemudian akan dirating dengan cara meminta
Universitas Sumatera Utara
subjek untuk memilih “STS” sangat tidak setuju, “TS” tidak setuju, “N” netral, “S” setuju, atau “SS” sangat setuju. Setiap aitem favourable akan
diberikan skor 1 = “STS” hingga 5 = “SS”. Sedangkan untuk aitem unfavourable
akan diskor terbalik yaitu, 1 = “SS”, hingga 5 = “STS”. Skor kemudian akan dijumlahkan sesuai dengan dimensinya masing-
masing. Jika semakin tinggi skor yang diperoleh pada satu dimensi maka menunjukkan bahwa profil kepribadian subjek pada dimensi itu semakin
menuju kutub kanan dari dimensi bipolar dimensi tersebut, dan sebaliknya jika semakin rendah skor yang diperoleh pada satu dimensi menunjukkan bahwa
profil kepribadian subjek pada faktor itu semakin menuju kutub kiri dari dimensi bipolar faktor tersebut.
Berikut adalah dimensi bipolar 5 faktor kepribadian dalam Big Five : Emotional Stability…………….…Neuroticism
Introversion………………….…… Extroversion Closedness………………………...Openness
Antagonism………………………..Agreeableness Lack of Direction…………………Conscientious
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Blueprint Skala Big Five Inventory BFI
No Faktor
Kepribadian No Aitem
Jumlah aitem
Favorable Unfavorable
1 Openness
5, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 20, 25, 26,
33, 38, 40 -
13 2
Neuroticism 4, 14,19, 29, 31,
37, 39, 43 9, 24, 34
11 3
Conscientiousness 3, 28, 35
2, 8, 18, 23 7
4 Extraversion
1, 36, 42 6, 21, 27
6 5
Agreeableness 7, 17, 22, 30, 32,
44 41
7
Jumlah
44
Validitas yang digunakan dalam pada skala BFI ini adalah estimasi validitas pada penelitian Mariyanti dan Rahmawati 2011 yang menggunakan
analisa faktor eksploratori dengan bantuan software SPSS. Seluruh aitem yang ada pada skala BFI versi Bahasa Indonesia ini memiliki nilai loading rata-rata di
atas 0.30 dan varian sebesar 41.45 yang dapat diartikan bahwa validitas konstrak skala BFI ini sudah memuaskan. Sedangkan skor koefisien reliabilitas
yang diperoleh ialah sebesar 0.70 yang dapat diartikan juga bahwa sebesar 30 merupakan variasi skor tampak yang disebabkan oleh eror dan dengan reliabilitas
sebesar 0.70 maka BFI versi Indonesia ini sudah memiliki reliabilitas yang baik.
E. UJI COBA ALAT UKUR