27
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah uraian tentang metode atau cara yang akan digunakan dalam suatu penelitian Azwar, 2003. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki informasi mengenai taraf
hubungan yang terjadi, bukan mengenai efek suatu variabel terhadap variabel yang lain Azwar, 2010.
A. IDENTIFIKASI VARIABEL
Identifikasi variabel adalah langkah penetapan variabel-variabel utama dalam penelitian dan penentuan fungsi dari masing-masing variabel. Adapun
dalam penelitian ini antara lain : a. Variabel tergantung : Minor Cyberloafing.
b. Variabel bebas : Dimensi-dimensi kepribadian Big Five
1 Openness 2 Conscientiousness
3 Extraversion 4 Agreeableness
5 Neuroticism.
Universitas Sumatera Utara
B. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik yang dapat diamati dari
variabel tersebut Azwar, 2009. Definisi operasional dari setiap variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :
1 Minor Cyberloafing
Minor Cyberloafing adalah perilaku karyawan yang menggunakan
waktu kerjanya untuk mengecek, mengirim, dan menerima pesan melalui email pribadi, mengunjungi situs-situs umum seperti berita olahraga,
keuangan, travel, dan selebritis, melakukan update pada jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Path, dan Instagram, serta melakukan belanja
online untuk tujuan pribadi dan tidak berkaitan dengan pekerjaan dengan
sumber daya yang berasal dari perusahaan seperti jaringan internet, komputer atau laptop ataupun milik pribadi seperti smartphone, tablet,
laptop, atau iPad yang sudah terkoneksi dengan internet. Total skor yang dihasilkan pada skala minor cyberloafing
menunjukkan frekuensi perilaku minor cyberloafing seseorang. Semakin tinggi skor yang dihasilkan maka semakin sering seorang pegawai
melakukan minor cyberloafing. Sebaliknya, semakin rendah skor yang dihasilkan maka semakin jarang seorang pegawai melakukan minor
cyberloafing .
2 Dimensi Kepribadian Big Five
Kepribadian Big Five adalah dimensi kepribadian yang terdiri dari lima dimensi bipolar sebagai kategori dasar kepribadian manusia yang
Universitas Sumatera Utara
disebut dengan istilah-istilah yaitu, Openness, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, dan Neuroticism
. Berikut ini adalah penjabaran dari setiap dimensi kepribadian Big Five :
a Openness : dimensi ini ditunjukkan dengan perilaku penasaran, senang mengetahui hal-hal yang baru, menyesuaikan diri dengan
hal-hal baru, kreatif, imajinatif, dan juga fleksibel. Dimensi kepribadian Openness pada individu diukur dengan skala Openness
yang disajikan pada BFI. Total skor pada skala ini menunjukkan tingkat openness individu. Semakin tinggi skor menunjukkan
dimensi kepribadian openness dominan pada diri individu dan sebaliknya semakin rendah skor menunjukkan bahwa dimensi
kepribadian closedness semakin dominan. b Extraversion : dimensi ini ditunjukkan dengan perilaku suka
bergaul, banyak bicara, butuh akan stimulasi, melakukan hal-hal yang menyenangkan. Dimensi kepribadian Extraversion pada
individu diukur dengan skala Extraversion yang disajikan pada BFI. Total skor pada skala ini menunjukkan tingkat extraversion
individu. Semakin tinggi skor menunjukkan dimensi kepribadian extraversion
dominan pada diri individu dan sebaliknya semakin rendah skor menunjukkan bahwa dimensi kepribadian introversion
semakin dominan.
Universitas Sumatera Utara
c Agreeableness : dimensi ini diunjukkan dengan perilaku berorientasi pada interpersonal, mudah percaya, dan berempati,
peduli dan terus terang. Dimensi kepribadian Agreeableness pada individu diukur dengan skala Agreeableness yang disajikan pada
BFI. Total skor pada skala ini menunjukkan tingkat agreeableness individu. Semakin tinggi skor menunjukkan dimensi kepribadian
agreeableness dominan pada diri individu dan sebaliknya semakin
rendah skor menunjukkan bahwa dimensi kepribadian antagonism semakin dominan.
d Neuroticism : dimensi ini ditunjukkan dengan perilaku yang tidak dapat menyesuaikan emosi, mudah stress, tidak realistis, mudah
cemas, dan khawatir. Dimensi kepribadian Neuroticism pada individu diukur dengan skala Neuroticism yang disajikan pada BFI.
Total skor pada skala ini menunjukkan tingkat neuroticism individu. Semakin tinggi skor menunjukkan dimensi kepribadian
neuroticism dominan pada diri individu dan sebaliknya semakin
rendah skor menunjukkan bahwa dimensi kepribadian emotional stability
semakin dominan. e Conscientiousness : dimensi ini ditunjukkan dengan perilaku yang
teratur, disiplin, tidak ketergantungan, berhati-hati, melakukan perencanaan, bertanggung jawab, tepat waktu, bekerja keras dan
tekun. Dimensi kepribadian Conscientiousness pada individu diukur dengan skala Conscientiousness yang disajikan pada BFI.
Universitas Sumatera Utara
Total skor pada skala ini menunjukkan tingkat conscientiousness individu. Semakin tinggi skor menunjukkan dimensi kepribadian
conscientiousness dominan pada diri individu dan sebaliknya
semakin rendah skor menunjukkan bahwa dimensi kepribadian lack of direction
semakin dominan. Kepribadian Big Five ini dapat diukur dengan menggunakan skala
BFI Big Five Inventory yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia oleh Mariyanti dan Rahmawati 2011. Skor yang dihasilkan
akan dijumlahkan sesuai dengan masing-masing dimensi.
C. SUBJEK PENELITIAN