Teori Pengetahuan Aliran-aliran dalam Masalah Pengetahuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas sebab-akibat yang hakiki dan universal. Pengetahuan diperoleh dari hasrat ingin tahu, pengamatan dan pengalaman manusia terhadap diri dan lingkungan hidupnya. Cara memperolehnya adalah melalui gejala fenomena yang teramati oleh indera. Semuanya terkumpul dalam diri manusia, sejak ia sadar akan dirinya hingga ke usia lanjut atau sepanjang hayat Jalaluddin, 2013.

2.1.1 Teori Pengetahuan

Menurut Ihsan 2010, pengetahuan yang benar hanya merupakan hasil akal belaka, karena akal bisa membedakan bentuk spiritual murni dari benda-benda di luar penjelmaan material. Ada beberapa teori yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan apakah pengetahuan itu benar atau salah, yaitu : 1. Teori korespondensi correspondence theory. Teori korespondensi menyatakan bahwa kebenaran merupakan persesuaian antara fakta dan situasi nyata. Teori yang diakui oleh kaum realis ini juga menyatakan bahwa kebenaran merupakan persesuaian antara pernyataan dalam pikiran dengan situasi lingkungan. 2. Teori koherensi coherence theory. Teori koherensi umumnya diakui oleh kaum idealis. Teori ini menyatakan bahwa kebenaran bukan merupakan persesuaian antara pikiran dan kenyataan, melainkan kesesuaian antara pendapatpikiran dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Bentuk yang paling sederhana dari teori koherensi adalah menuntut adanya konsistensi formal dalam sistem. Universitas Sumatera Utara 3. Teori pragmatisme pragmatism theory. Teori pragmatisme mengemukakan bahwa kebenaran tidak bisa bersesuaian dengan kenyataan, sebab kebenaran dapat diketahui melalui pengalaman manusia. Para pendukung pragtisme cenderung meyakini bahwa sesuatu dikatakan benar apabila memuaskan atau memenuhi keinginan-keingan atau tujuan-tujuan manusia, dapat dikaji kebenarannya melalui eksperimen, dan membantu dalam perjuangan hidup bagi eksistensi manusia.

2.1.2 Aliran-aliran dalam Masalah Pengetahuan

Menurut Ihsan 2010, persoalan pengetahuan yang bertalian dengan sumber- sumber pengetahuan dijawab oleh aliran-aliran berikut ini : 1. Rasionalisme berpandangan bahwa semua pengetahuan bersumber pada akal. Akal memperoleh bahan lewat indra untuk kemudian diolah oleh akal, sehingga menjadi pengetahuan. Rasionalisme mendasarkan metode deduksi, yaitu cara memperoleh kepastian melalui langkah-langkah metodis yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat umum untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat khusus. 2. Empirisme berpendirian bahwa semua pengetahuan diperoleh lewat indera. Indera memperoleh kesan-kesan tersebut berkumpul dalam diri manusia, sehingga menjadi pengalaman. Pengetahuan yang berupa pengalaman terdiri atas penyusunan dan pengaturan kesan-kesan yang bermacam-macam. 3. Realisme adalah aliran yang menyatakan bahwa objek-objek pengetahuan yang diketahui adalah nyata dalam dirinya sendiri. Objek-objek tersebut tidak bergantung adanya pada yang mengetahui atau tidak bergantung pada pikiran. 4. Kritisisme adalah aliran yang berusaha menjawab persoalan pengetahuan dengan tokohnya Immanuel Kant. Titik tolak Kant adalah ruang dan waktu sebagai dua bentuk pengetahuan. Akal menerima bahan-bahan pengetahuan dari empiri dari indera sebagai empiri eksternal dan dari pengalaman sebagai empiri internal. Bahan-bahan yang berupa empiri tersebut masih kacau, kemudian akal mengatur dan menertibkan dalam bentuk pengamatan, yakni Universitas Sumatera Utara ruang dan waktu. Pengamatan merupakan permulaan pengetahuan, sedangkan pengolahan oleh akal merupakan pembentukannya.

2.1.3 Tingkatan Pengetahuan