commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sistem politik yang demokratis, rakyat mempunyai hak untuk memilih wakil rakyat yang terhimpun dalam partai politik untuk duduk di parlemen dan juga
mempunyai hak untuk terlibat aktif dalam kontestasi politik itu sendiri. Oleh karena itu, pemilu merupakan mekanisme paling penting sampai dengan saat ini dalam
sistem politik modern yang bisa digunakan rakyat dalam membuat pilihan terbaiknya untuk memilih calon-calon yang menurut pandangannya mampu menjalankan roda
pemerintahan, baik di level daerah, legislatif DPRDPDDPRD, maupun pimpinan tertinggi eksekutif.
Proses demokrasi yang terus bergulir di Indonesia telah mencatat sejarah baru yaitu berupa pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dilakukan secara
langsung. Siapapun yang terpilih dalam hal ini akan lebih ditentukan oleh kuantitas suara rakyat pemilih dan bukan lagi oleh rekayasa politik yang dilakukan oleh
sejumlah elite partai. Soebroto,
www.surabayapost.com
, 9 Juli 2010. Di bawah Undang-Undang Pemerintahan Daerah Nomor 32 Tahun 2004,
Pemilihan Umum Kepala Daerah Pemilukada diselenggarakan secara langsung. Pemilukada di kotakabupaten maupun provinsi dilakukan langsung oleh rakyatnya
yang memiliki hak pilih. Pemilukada ini merupakan suatu langkah baru dalam kehidupan demokrasi di Indonesia.
Pemilukada langsung diharapkan akan menghasilkan figur kepemimpinan yang aspiratif dan berkualitas. Pemilukada langsung akan mendekatkan pemerintah
dengan yang diperintah dan akuntabilitas kepala daerah benar-benar tertuju kepada rakyat. Di samping itu, Pemilukada langsung merupakan tuntutan dan desakan rakyat
yang menghendaki bahwa kepala daerah tidak lagi dipilih oleh DPRD tetapi rakyat dapat menggunakan hak politiknya secara langsung seperti pada pemilihan presiden.
commit to user
2
Menurut Undang-Undang No. 32 tahun 2004 pasal 59 ayat 1, dinyatakan bahwa pasangan calon yang diusulkan secara berpasangan oleh partai politik atau
gabungan partai-partai politik. Sedangkan partai politik atau gabungan partai politik yang dapat mendaftarkan pasangan calon adalah partai politik atau gabungan partai
politik yang telah memenuhi persyaratan perolehan sekuarang-kurangnya 15 dari jumlah kursi DPRD atau 15 dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan
anggota DPRD yang bersangkutan. Pemilukada secara langsung pada akhirnya menarik untuk dianalisis tentang
kecenderungan pemilih terhadap pilihan politiknya. Di titik inilah preferensi politik dalam memilih kepala daerah perlu kita lihat relevansinya terhadap motivasi
seseorang
voter
untuk memberikan hak suaranya dalam Pemilukada. Pemilukada sangat menarik untuk dianalisis dalam ilmu geografi. Pendekatan
analisis dalam geografi menggunakan bermacam-macam hampiran
approach
yaitu pendekatan analisis keruangan
spatial analysis
, analisis ekologi
ecological analysis
, dan analisis kompleks wilayah
regional complex analysis
Bintarto, 1983: 12. Berdasarkan pengertian ini, geografi memandang suatu fenomena secara
menyeluruh meliputi persamaan maupun perbedaan fenomena geosfer, salah satunya adalah kajian tentang perilaku sosial politik masyarakat.
Geografi politik merupakan salah satu aspek dari geografi manusia, salah satu kajian yang lebih besar tetapi di dalamnya terkandung elemen pembeda yang
membuatnya lebih bersifat khusus. Dalam usaha untuk menggabungkan ilmu politik dengan geografi, pakar geografi terpaksa menghadapi berbagai ilmu yang
berhubungan dengan kajiannya. Dibandingkan dengan bidang geografi yang lain, geografi politik paling banyak terdapat perbedaan pendapat dan definisi yang tidak
seragam. Geografi kawasan tertentu sangat mempengaruhi keadaan politiknya dan kawasan-kawasan yang berdekatan dengannya. Pergerakan politik bergantung kepada
kekurangan dan kelebihan yang timbul oleh perbedaan-perbedaan antar kawasan. Oleh karena itu, politik dan geografi memiliki hubungan yang sangat erat. Geografi
commit to user
3
politik mencoba mengkaji hubungan tersebut Fauzi,
http:umrefjournal.um.edu.
Diakses tanggal 12 Maret 2011. Lebih lanjut Fauzi 2006 menjelaskan bahwa geografi politik memberikan
tumpuan untuk memperhatikan, menganalisis, dan mencatat segala hal politik yang ada serta menyatukannya ke dalam corak atau bentuk ruang
space
. Pendekatan ini memiliki kelemahan yaitu membatasi kajian pada bukti-bukti aktivitas dan organisasi
manusia yang dapat dilihat. Meskipun demikian, pakar-pakar geografi politik dari dari aliran ini telah menghasilkan kajian yang mempunyai azas yang luas. Azas
geografi politik adalah perbedaan fenomena politik antara satu tempat dengan tempat lain di muka bumi. Selain itu, geografi politik dianggap sebagai ilmu kawasan politik
atau lebih khusus lagi, kajian negara sebagai satu ciri kawasan yang berhubungan dengan ciri-ciri kawasan yang lain. Oleh karena itu, pendekatan analisis keruangan
spatial analysis
dapat digunakan untuk kajian geografi politik hasil Pemilukada. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini,
penggunaan perangkat keras
hardware
dan perangkat lunak
software
dalam komputer menjadi semakin penting dan memiliki banyak manfaat di dalam
penggunaannya. Dalam ilmu geografi pun, penggunaan komputer semakin memiliki arti penting untuk mempermudah analisis khususnya data keruangan dan data statistik
guna memperoleh hasil penelitian yang baik dan berkualitas. Geografi mutakhir telah menggunakan statistik dan metode kuantitatif dalam
penelitiannya bahkan telah pula digunakan komputer untuk menyimpan, mengolah dan menganalisa data. Hal ini sangat berfaedah seperti menentukan batas suatu
wilayah, menentukan gerakan penduduk, menentukan pola penyebaran fenomena geografi, mencari kaitan antar satu variabel dengan variabel yang lain Bintarto,
1983:7. Bentuk perkembangan teknologi komputer dalam analisis geografi yaitu
dengan adanya Sistem Informasi Geografis SIG. Menurut Aronoff, SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan
commit to user
4
memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis obyek-obyek dan fenomena dimana lokasi geografi
merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam
menangani data yang bereferensi geografi : a. masukan, b. manajemen data penyimpanan dan pemanggilan data, c. analisis dan manipulasi data, d. keluaran
Prahasta, 2001:57. Adanya SIG maka data keruangan maupun data atribut dapat diolah sehingga
menghasilkan peta tematik. Data keruangan seperti Kota Surakarta dan data atribut berupa hasil Pemilukada dapat diolah sehingga akan menghasilkan peta politik.
Dalam hal ini dikenal dengan adanya kajian pemetaan politik yang mulai digunakan sebagai sarana untuk menentukan kebijakan politik sehingga sesuai dengan kondisi
masyarakat di wilayah tertentu. Surakarta adalah salah satu kota yang pada tanggal 26 April 2010 untuk kedua
kalinya menyelenggarakan Pemilukada untuk memilih walikota dan wakil walikota secara langsung. Dalam Pemilukada ini, terdapat dua pasangan calon walikota dan
wakil walikota yang bersaing untuk memenangkan proses Pemilukada. Pasangan pertama adalah Joko Widodo dan FX. Hadi Rudyatmo yang didukung oleh PDI-P,
PKS, PAN, Partai Gerindra dan PDS. Sedangkan pasangan kedua adalah Eddy S.Wirabumi dan Supradi Kertamenawie yang diusung oleh Partai Demokrat, Partai
Golkar.dan Partai Hanura. Berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara yang dilakukan KPU Kota
Surakarta diketahui bahwa perolehan suara masing-masing pasangan adalah sebagai berikut.
commit to user
5
Tabel 1.1. Hasil Perolehan Suara Pemilukada Kota Surakarta Tahun 2010
No Pasangan Calon
Perolehan Suara
Prosentase Partai
Pendukung Perolehan
Suara Pemilu Legislatif
2009 1
Joko Widodo dan FX.
Hadi Rudyatmo
248.243 90,09
PDIP, PKS,
PAN, GERINDRA,
PDS 59,72
2 Eddy S. Wirabumi
dan Supradi
Kertamenawie 27.306
9,91 GOLKAR,
DEMOKRAT, HANURA
27,70
Sumber : KPU Kota Surakarta Diolah Dari hasil rekapitulasi perolehan suara tersebut dapat diketahui bahwa
pasangan nomor urut satu yaitu Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo menang mutlak dengan prosentase 90,09 suara mengalahkan pasangan nomor urut dua yaitu Eddy
S. Wirabumi dan Supradi Kertamenawie yang hanya meraih 9,91 suara. Selain didukung oleh partai besar berpengaruh di Kota Surakarta, pasangan Joko Widodo -
FX. Hadi Rudyatmo juga merupakan
incumbent
di Pemilukada Kota Surakarta. Mereka telah menjabat sebagai walikota dan wakil walikota Surakarta selama lima
tahun setelah memenangkan Pemilukada tahun 2005 lalu dan sekarang maju kembali sebagai calon
incumbent
Pemilukada tahun 2010. Dilihat dari perolehan suara, masing-masing pasangan calon memiliki
kecenderungan sendiri-sendiri. Pasangan pertama jumlah perolehan suara jauh lebih besar dibandingkan dengan perolehan suara partai-partai yang mendukungnya.
Sedangkan pasangan kedua meraih suara yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan perolehan suara partai-partai pendukungnya. Ini artinya, pasangan nomor urut
dua banyak kehilangan suara dari partai-partai yang mengusungnya sedangkan pasangan nomor urut satu berhasil memperoleh tambahan suara dari pemilih partai-
partai yang mendukung pasangan lawan. Hasil Pemilukada Kota Surakarta memiliki catatan yang sangat menarik untuk
dikaji. Pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo memperoleh 90,09 suara dimana jumlah suara koalisi partai pendukungnya 59,72 suara pada Pemilu
commit to user
6
Legislatif 2009. Sedangkan pasangan Eddy S. Wirabumi-Supradi Kertamenawie hanya memperoleh 9,91 suara dengan jumlah perolehan suara koalisi partai yang
mendukungnya mencapai 27,70 . Hasil perolehan suara masing-masing pasangan tersebut menjadi sangat
menarik untuk dianalisis tentang preferensi pemilih di Kota Surakarta
.
Dari data keruangan yang dikomparasikan data pendukung berupa data statistik pemilih pada
Pemilukada 2010 di Kota Surakarta akan menghasilkan Peta Politik Pemilukada. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis menyusun skripsi
dengan judul :
“PREFERENSI PETA PEMILIH PADA PEMILUKADA KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
SIG ”.
B. Identifikasi Masalah