75
5 D1D2D3
10
6 S-1
23
Total -
1870
Sumber : Profil Gampong Lhok Pawoh Tahun 2013
E. Adat Istiadat Gampong Lhok Pawoh
Adat berasal dari bahasa arab iaitu perbuatan yang berulang-ulang atau kebiasaan yang berlaku bagi sesebuah masyarakat
58
. Adat pada umumnya bermaksud aturan baik berupa perbuatan ataupun ucapan yang lazim diturut dan dilakukan sejak dahulu kala.
59
Adat istiadat merupakan seperangkat nilai-nilai dan keyakinan sosial yang tumbuh dan berakar dalam kehidupan masyarakat Aceh. Dr. Muhammad Hakim Nyak Pha, Dosen
Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Hakim Agung pada Mahkamah Agung RI, dalam buku yang berjudul Pedoman Umum Adat Aceh Edisi I, menuliskan bahwa adat
istiadat adalah tata kelakuan atau tata tindakan atau tata perbuatan yang selanjutnya merupakan kaedah-kaedah yang bukan saja dikenal, diakui dan dihargai, akan tetapi juga
ditaati oleh sebahagian besar warga masyarakat yang bersangkutan.
58
Otje Salman Soemadiningrat, Rekonseptuaisasi Hukum Adat Kontemporer, P.T. Alumni Bandung Cet 1 2002, hal 14
59
Syahrizal, Hukum Adat dan hukum Islam di Indonesia, Nadiya Foundation Nanggroe Aceh , cet Pertama Mei 2004, hal 63
Universitas Sumatera Utara
76
Adat istiadat merupakan kebiasaan atau tradisi-tradisi yang dijalankan dalam kebiasaan hidup sehari-hari oleh masyarakat di mana pun. Kebiasaan tersebut menjadi
landasan untuk berpijak bagi masyarakat setempat dalam melakukan sesuatu. Adat, menjadi kebiasaan yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi dan juga menjadi
landasan hukum bagi masyarakat itu sendiri. Begitu pula bagi masyarakat Aceh, adat istiadat telah membudaya sebagai hasil dari proses lahirnya sistim masyarakat yang
berperadaban dan mampu bertahan sampai saat ini. Hukom ngon adat han jeut cre, lagee zat ngon sipheuet hukum dengan adat tidak
boleh pisah, layaknya zat dengan sifat. Dalam masyarakat Aceh, adat merupakan sesuatu yang tertulis ataupun tak tertulis yang menjadi pedoman di dalam bermasyarakat Aceh.
Nah, adat yang dipahami ini merupakan titah dari para pemimpin dan para pengambil kebijakan guna jalannya sistim dalam masyarakat. Dalam masyarakat Aceh, adat atau
hukum adat TIDAK boleh bertentangan dengan ajaran agama islam. Sesuatu yang telah diputuskan oleh para pemimipin dan ahli tersebut haruslah seirama dengan ketentuan
syariat. Jika bertentangan, maka hukum adat itu akan dihapuskan. Inilah bukti bahwa masyarakat Aceh sangat menjunjung tinggi kedudukan agama dalam kehidupan sehari-
harinya. Menurut Mustafa Ahmad, yang dimaksud dengan adat di Aceh adalah aturan hidup.
Aturan yang mengatur kehidupan rakyat, yang diciptakanoleh para cerdik dan pandai Aceh bersama Putoe MeureuhomSultan Aceh. Aturan hidup ini mengikat seluruh rakyat Aceh
Universitas Sumatera Utara
77
tanpa kecuali. Dan bagi siapa saja yang melanggarnya, akan mendapat sanksi. Kalau sekarang, aturan hidup ini dikenal dengan istilah Hukum Adat.
Aceh adalah salah satu provinsi di Indonesia yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat dalam masyarakatnya. Hal ini terlihat dengan masih berfungsinya institusi-institusi
adat di tingkat gampang atau mukim. Meskipun Undang-undang no 5 tahun 1975 berusaha menghilangkan fungsi mukim, keberadaan Imum Mukim di Aceh masih tetap diakui dan
berjalan. Hukum adat di Aceh tetap masih memegang peranan dalam kehidupan masyarakat.
Dalam masyarakat Aceh terdapat institusi-institusi adat di tingkat gampang dan mukim. Institusi ini juga merupakan lembaga pemerintahan. Jadi, setiap kejadian dalam
kehidupan bermasyarakat, Ureueng Aceh selalu menyelesaikan masalah tersebut secara adat yang berlaku dalam masyarakatnya. Pengelolaan sumber daya alam pun di atur oleh
lembaga adat yang sudah terbentuk. Lembaga-lembaga adat dimaksud seperti Panglima Uteun, Panglima Laot, Keujruen
Blang, Haria Pekan, Petua Sineubok. Semua lembaga ini berperan di posnya masing- masing sehingga pengelolaan sumberdaya alam di gampang trepelihara. Misalnya,
Panglima Laot yang bertugas mengelola segala hal berkaitan dengan laut dan hasilnya. Tentunya semua hal berkaitan dengan laut diatur oleh lembaga tersebut. Begitu pun dengan
lembaga lainnya.
Universitas Sumatera Utara
78
Tiap lembaga pemerintahan gampong tersebut mempunyai tugas dan kewenangan masing-masing. Lembaga-lembaga adat dalam pemerintahan gampong di Aceh sekarang ini
diatur dalam pasal 98 UUPA Nomor 11 tahun 2006 tentang pemerintahan Aceh, yang mana lembaga adat berfungsi dan berperan sebagai wahana partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Aceh dalam Pemerintahan Kabupaten Kota di bidang keamanan, ketentraman, kerukunan, dan ketertiban masyarakat. Tiap lembaga adat
gampong mempunyai tugas dalam melestarikan budaya dan adat istiadat sejalan dengan penerapan syariat islam. Adapun lembaga adat sebagaimana dimaksud dalam pasal tersebut
meliputi : 1.
Majelis Adat Aceh, yang berfungsi membina dan mengembangkan lembaga- lembaga Adat Aceh, tokoh-tokoh Adat Aceh , kehidupan Adat dan Adat Istiadat
Aceh dan melestarikan nilai-nilai adat yang berlandaskan Syariat Islam; 2.
Imeum mukim atau nama lain, kepala Pemerintahan Mukim yang betugas untuk menjalankan fungsi adat, termasuk peradilan adat bagi masyarakat hukum yang
berada di wilayahnya. Peradilan mukim merupakan peradilan adat tingkat banding terakhir, untuk memberikan rasa adil bagi seluruh masyarakat;
3. imeum chik atau nama lain; imeum masjid pada tingkat mukim orang yang
memimpin kegiatan-kegiatan masyarakat di mukim yang berkaitan dengan bidang agama Islam dan pelaksanaan syari’at Islam;
4. Keuchik atau nama lain; memegang otorita pemerintahan, agama dan adat yang
berfungsi sebagai ketua adat masyarakat gampong yang dipilih secara demokratis
Universitas Sumatera Utara
79
oleh rakyatnya sendiri secara langsung. Dulu jabatan Keuchik tidak ada batasan waktu, selama tidak mengundurkan diri dan masih disenangi rakyatnya tetap
sebagai Keuchik. Akan tetapi sekarang jabatan Keuchik sudah dibatasi selama 5 lima tahun, dan dapat dipilih kembali. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya
Keuchik dibantu oleh Tuha peut dan Tuha Lapan; 5.
Tuha peut atau nama lain; Dewan Empat Gampong adalah Dewan Empat yang dipilih oleh masyarakat gampong yang terdiri dari empat anggotapimpinan
masyarakat gampong, yaitu: ulama, tokoh adat, tokoh pemerintahan dan tokoh masyarakat. Tuha peut berfungsi sebagai penasehat dan pertimbangan dalam hal
ikhwal masalah masyarakat gampong kepada Keuchik secara aktif dan atau melalui persidanganmunsyawarah;
6. Tuha lapan atau nama lain; Dewan delapan Gampong adalah Dewan Delapan yang
dipilih oleh masyarakat gampong yang terdiri dari ulama, tokoh adat, tokoh pemerintahan, tokoh masyaraka, intelektual, pemuda, tokoh wanita dan saudagar
hartawan. Tuha Lapan berfungsi sebagai penasehat dan pertimbangan dan tugas tambahan lainnya dalam hal ikhwal masalah masyarakat gampong kepada Keuchik
secara aktif dan atau melalui persidanganmunsyawarah; 7.
Imeum meunasah atau nama lain; memegang peranan dan otorita di bidang agama dan adat yang merupakan mitra sejajar bagi Keuchik dalam menjalankan agama dan
adat. Kedudukan imeum meunasah dalam sistem pemerintahan gampong sangat dominan. Setiap gampong memiliki imeum meunasah masing-masing. Dalam
masyarakat keberadaan imeum meunasah sangat dihormati. Keputusan-keputusan
Universitas Sumatera Utara
80
dan nasehat-nasehat dari imeum menasah lebih dipatuhi oleh masyarakat tanpa paksaan. Imeum meunasah diangkat melalui musyawarah desa. Namun demikian
orang yang menjadi imeum meunasah haruslah orang yang benar-benar menguasai ajaran-ajaran agama islam, mempunyai akhlak yang mulia, dan bersifat netral tanpa
memihak pada salah satu golongan; 8.
Keujreun blang atau nama lain, adalah yang membantu Keuchik di bidang pengaturan dan penggunaan irigasi untuk persawahan. Tugasnya mengatur segala
sesuatu yang berhubungan dengan jadwal turun ke sawa dan mengatur pengadaan air irigasi;
9. Panglima laot atau nama lain; adalah orang yang memimpin adat istiadat,
kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di bidang penangkapan ikan di laut, termasuk mengatur tempat area penangkapan dan penyelesaian sengketa. Lembaga ini
biasanya terdapat pada gampong yang berada di daerah pantai; 10.
Pawang glee atau nama lain; orang yang memimpin dan mengatur adat-istiadat yang berkenaan dengan pengelolaan dan pelestarian lingkungan hutan;
11. Peutua seuneubok atau nama lain; adalah orang memimpin dan mengatur ketentuan-
ketentuan tentang pembukaan dan penggunaan lahan untuk perdaganganperkebunan pada wilayah gunung dan lembah-lembah;
12. Harian peukan atau nama lain; adalah orang yang mengatur ketertiban, keamanan,
kebersihan pasar serta mengutip restribusi pasar gampong; dan
Universitas Sumatera Utara
81
13. Syahbanda atau nama lain. adalah orang yang mengatur dan memimpin tambatan
kapalperahu, lalu lintas dan masuk-keluar kapalperahu di bidang angkutan laut, danau dan sungai.
Pada masyarakat gampong Lhok Pawoh beberapa lembaga yang disebutkan diatas masih ada dan terus terjaga kelestariannya serta masih aktif dan berfungsi sebagaimana
mestinya. Namun, tidak semua lembaga tersebut masih aktif hingga saat ini. Ada beberapa lembaga yang sudah tidak ada lagi. Hal ini dikarenakan tidaknya pengurus serta kurangnya
pemahaman warga masyarakat terhadap lembaga tersebut. Hal ini mengakibatkan hilangnya lembaga tersebut secara perlahan.
Universitas Sumatera Utara
14
BAB I PENDAHULUAN