149 sebesar 0,04333. Sedangkan Kadar CO tertinggi mesin diperoleh pada
pengujian dengan menggunakan bahan bakar B20 Biji Karet sebesar 0,06333.
Kadar CO terendah diperoleh ketika menggunakan bahan bakar B10 Biji Karet dengan pembebanan 3,5 kg dan 4,5 kg yaitu sebesar 0,0433 . Sedangkan
Kadar CO tertinggi diperoleh ketika menggunakan bahan bakar B5 B20 Biji Karet dengan pembebanan statis 3,5 kg dan 4,5 kg yaitu sebesar 0,06333.
4.4.3 Kadar HC
Adapun Kadar HC yang didapat dari percobaan ini ditampilkan dalam tabel 4.15 dan tabel 4.16 sebagai berikut :
Tabel 4. 15 Kadar HC pada beban statis 3,5 kg
HC pada beban statis 3.5 Kg
No Bahan Bakar
HC ppm Rata-Rata
Value 1 Value 2 Value 3
1 Pertamina Dex
17 16
15 16.0000
2 B5 Biji Karet
17 16
22 18.3333
3 B10 Biji Karet
13 14
15 14.0000
4 B15 Biji Karet
19 25
22 22.0000
5 B20 Biji Karet
22 23
24 23.0000
Universitas Sumatera Utara
150 Tabel 4. 16 Kadar HC pada beban statis 4,5 kg
HC pada beban statis 4.5 Kg
No Bahan Bakar
HC ppm Rata-Rata
Value 1 Value 2 Value 3
1 Pertamina Dex
18 18
20 18.6667
2 B5 Biji Karet
21 18
19 19.3333
3 B10 Biji Karet
14 15
18 15.6667
4 B15 Biji Karet
20 21
21 20.6667
5 B20 Biji Karet
28 26
25 26.3333
Pada pembebanan statis 3,5 Kg Tabel 4.15, Kadar HC terendah mesin diperoleh pada pengujian dengan menggunakan bahan bakar B10 Biji
Karet yaitu sebesar 14 ppm. Sedangkan Kadar HC tertinggi mesin diperoleh pada pengujian dengan menggunakan bahan bakar B20 Biji
Karet yaitu sebesar 23 ppm. Pada pembebanan statis 4,5 Kg Tabel 4.16, Kadar HC terendah mesin
diperoleh pada pengujian dengan menggunakan bahan bakar B10 Biji Karet yaitu sebesar 15,66667 ppm. Sedangkan Kadar HC tertinggi mesin
diperoleh pada pengujian dengan menggunakan bahan bakar B20 Biji Karet sebesar 26,3333 ppm.
Universitas Sumatera Utara
151 Kadar HC terendah diperoleh ketika menggunakan bahan bakar B10 Biji
Karet dengan pembebanan 3,5 kg yaitu sebesar 14 ppm. Sedangkan Kadar HC tertinggi diperoleh ketika menggunakan bahan bakar B20 Biji Karet dengan
pembebanan statis 4,5 kg yaitu sebesar 26,3333 ppm.
4.4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Emisi
Adapun pengelompokkan uji emisi ditampilkan dalam tabel 4.17 sebagai berikut :
Tabel 4. 17 Rekapitulasi Hasil Uji Emisi
Rekapitulasi Hasil Uji Emisi Beban Kg
Bahan Bakar CO
HC ppm Opacity
3.5 Pertamina Dex
0.0467 16
12.1 B5 Biji Karet
0.0633 18.3333
15.9333 B10 Biji Karet
0.04 14
9.0333 B15 Biji Karet
0.0567 22
12.7 B20 Biji Karet
0.0633 23
15
4.5 Pertamina Dex
0.05 18.6667
13.5333 B5 Biji Karet
0.0633 19.3333
14.6 B10 Biji Karet
0.0433 15.6667
10.9333 B15 Biji Karet
0.0567 20.6667
14.3 B20 Biji Karet
0.0633 26.3333
14.5667
Universitas Sumatera Utara
152 Tabel 4.17 menunjukkan hasil uji emisi pada seluruh sampel bahan bakar,
didapat Opacity terendah pada bahan bakar B10 Biji Karet dengan pembebanan statis 3,5 kg yaitu 9,0333 , Kadar CO terendah pada B10 Biji Karet dengan
pembebanan statis 3,5 kg dengan nilai 0,04 , dan Kadar HC terendah pada B10 Biji Karet dengan pembebanan statis 3,5 kg dengan nilai 14 ppm.
Berdasarkan batas emisi Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 21 Tahun 2008 bisa dilihat bahwa Opacity maksimum baku mutu emisi sumber
tidak bergerak bagi PLTD maksimum 20. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin kecil nilai opacity maka bahan bakar tersebut semakin baik. Nilai
opacity yang terendah berada pada bahan bakar B10 Biji Karet dengan nilai 9,0333 .
Berdasarkan batas emisi EURO 2 terhadap kandungan CO dan HC pada gas buang mesin diesel RW≤1250 kg diperbolehkan maksimum 1 , dan 0,7
pada campuran HC dan NOx. Hasil uji emisi terhadap seluruh bahan bakar mengisyaratkan kadar CO dan HC dalam gas buang berada pada ambang batas
aman versi EURO 2 light duty diesel engines. Oleh karena itu, hasil uji emisi terbaik didapat pada bahan bakar B10 Biji
Karet pada pembebanan statis 3,5 kg dengan karakteristik Opacity 9,0333, Kadar CO 0,04, dan Kadar HC 14 ppm.
Universitas Sumatera Utara
153
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan