65
Menghubungkan tangkai penyala penutup bom ke kabel sumber arus listrik.
Menutup kalorimeter dengan penutupnya yang telah dilengkapi
dengan pengaduk.
Menghubungkan dan mangatur posisi pengaduk pada elektromotor.
Menempatkan termometer melalui lubang pada tutup kalorimeter.
Menghidupkan elektromotor selama 5 lima menit kemudian membaca dan mencatat temperatur air pendingin pada termometer.
Menyalakan kawat penyala dengan menekan saklar.
Memastikan kawat penyala telah menyala dan putus dengan
memperhatikan lampu indikator selama elektromotor terus bekerja.
3.2.7 Prosedur Pengujian Performansi Mesin Diesel
Prosedur pengujian performansi motor dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut :
Kalibrasi instrumentasi mesin diesel sebelum digunakan
Mengoperasikan mesin dengan menarik poros engkol mesin,
kemudian memanaskan mesin selama 10-15 menit, dan mengalirkan air ke dalam mesin.
Universitas Sumatera Utara
66
Mengatur putaran mesin pada 1800 rpm menggunakan tuas kecepatan dan memastikan putaran mesin dengan melihat data
analog pada instrumentachometer.
Meletakkan beban statis pada dynamometer, kemudian menggoyang beban statis dynamometer untuk memastikan nilai
torsi stabil.
Mengamati konsumsi bahan bakar yang akan diuji pada tabung kuantitas 8 ml dan dihitung dengan stopwatch.
Mencatat hasil pengujian yang meliputi Torsi, tekanan udara pada
manometer, temperatur gas buang, waktu menghabiskan 8 ml bahan bakar.
Mengulang pengujian menggunakan variasi beban statis 3,5 kg
dan 4,5 kg, bahan bakar, dan putaran mesin yang berbeda 2000 rpm, 2200 rpm, 2400 rpm, 2600 rpm, 2800 rpm. Membaca dan
mencatat kembali temperatur air pendingan setelah 5 lima menit dari penyalaan berlangsung.
Mematikan elektromotor pengaduk dan mempersiapkan peralatan
untuk pengujian berikutnya.
Mengulang pengujian sebanyak 5 lima kali berturut-turut.
Untuk lebih jelasnya tentang prosedure pengujian performansi mesin diesel dapat dilihat pada gambar 3.37 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
67 Gambar 3.37 Diagram Alir Pengujian Mesin Diesel
Universitas Sumatera Utara
68
3.2.8 Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang
Pengujian emisi gas buang yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan alat HESHBON Opacity Smokemeter HD-410, dan HESHBON
Automotive Emission Analyzer HG-510. Prosedur pengujian dapat dilihat melalui gambar 3.38 berikut ini :
Gambar 3.38 Diagram Alir Proses Pengujian Emisi Gas Buang
Universitas Sumatera Utara
69
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembuatan Biodiesel Biji Karet
Bahan pembuatan Biodiesel ini menggunakan bahan baku biji karet. Bahan baku biji karet ini diperoleh dari kabupaten Muara Bungo Provinsi Jambi.
Biji karet yang diperlukan untuk pembuatan biodiesel sebanyak 60 Kg. Untuk pengolahan lebih lanjut, maka biji karet ini terlebih dahulu diambil
minyak nya. Pengambilan minyak yang dilakukan ialah dengan metode ekstraksi maserasi. Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana. Bahan biji karet
yang sudah dihaluskan disatukan dengan bahan pengekstraksi didalam sebuah tabung. Bahan pengekstraksi nya adalah N- Heksan. Tabung yang tersedia
berkapasitas 30 liter. Perbandingan nya ialah 1:10, artinya 1 kilogram biji karet yang sudah halus di rendam oleh 10 liter N-Heksan. Selanjutnya rendaman
tersebut disimpan terlindung cahaya langsung mencegah reaksi yang dikatalis cahaya atau perubahan warna dan dikocok berulang-ulang kira-kira 3 kali
sehari. Waktu lamanya maserasi 1 minggu. Setelah itu dilakukan penyulingan dengan menggunakan kertas saring.
Untuk sisa nya yang tidak bisa disaring maka diambil dengan menggunakan mesin tekanan vakum. Berikut adalah gambar proses penyaringan manual dan
menggunankan mesin tekanan vakum.
Universitas Sumatera Utara