Fase Demam Fase Kritis Fase Pemulihan

12

2.4.1 Fase Demam

Penderita biasanya mengalami demam tinggi 39-41 C secara tiba-tiba. Fase demam akut ini biasanya berlangsung 3-7 hari dan seringkali diikuti kemerahan pada wajah, eritema kulit, nyeri seluruh badan, nyeri otot, nyeri sendi, dan sakit kepala. Sebagian penderita mungkin memiliki radang tenggorokan, infeksi faring, dan konjungtiva. Anoreksia, mual, dan muntah adalah hal biasa. Pada manifestasi perdarahan ringan seperti petekia, dan perdarahan mukosa membran misalnya hidung dan gusi sudah dapat dilihat.

2.4.2 Fase Kritis

Pada sekitar waktu penurunan suhu badan sampai suhu yang normal, ketika suhu turun ke 37,5-38 C atau dibawahnya dan tetap di bawah level ini, biasanya pada hari 3-6 dari sakit, peningkatan permeabilitas kapiler secara pararel dengan meningkatnya tingkat hematokrit mungkin terjadi. Hal ini menandakan awal dari fase kritis. Kebocoran plasma yang signifikan secara klinis biasanya berlangsung selama 24-48 jam. Syok terjadi ketika volume plasma berkurang akibat terjadinya kebocoran. Hal ini seringkali dijadikan sebagai tanda bahaya. Suhu tubuh bisa dibawah normal ketika syok terjadi. Syok yang berkepanjangan, mengakibatkan penurunan fungsi organ, asidosis metabolik, dan penyebaran koagulasi intravaskuler. Hal ini mengarah ke perdarahan parah dan menyebabkan hematokrit menurun menjadi syok yang parah.

2.4.3 Fase Pemulihan

Jika penderita bertahan pada fase kritis 24-48jam, penyerapan dari cairan Universitas Sumatera Utara 13 ekstravaskuler berangsur-angsur selama 48-72 jam. Umumnya penderita mulai sembuh, nafsu makan kembali, masalah pencernaan berkurang, tekanan darah stabil Gubler et. al, 2014 2.5 Klasifikasi Derajat Keparahan DBD 2.5.1 WHO 1997 mengklasifikasikan DBD menurut derajat keparahan yaitu: Derajat I: Demam dengan gejala tidak jelas; manifestasi perdarahan hanya dalam bentuk tourniquet positif dan atau mudah memar. 2.5.2 Derajat II: Manifestasi derajat I ditambah perdarahan spontan, biasanya berupa perdarahan kulit atau perdarahan pada jaringan lainnya. 2.5.3 Derajat III: Kegagalan sirkulasi berupa nadi tekanan sempit dan lemah, atau hipotensi, dengan gejala kulit dingin dan lembab dan penderita gelisah. 2.5.4 Derajat IV: Terjadi gejala awal syok berupa tekanan darah rendah dan nadi tidak dapat diukur.

2.6 Diagnosis