Alat Bukti Penyadapan Tinjauan Kepustakaan 1. Tindak Pidana Korupsi

“Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonoman negara...” Selanjutnya dalam Pasal 3 UU PTPK, menyatakan : “Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara...” Definisi yuridis di atas merupakan batasan formal yang ditetapkan oleh badan atau lembaga formal yang memiliki wewenang untuk itu di suatu negara. Oleh karena itu, batas-batas korupsi sangat sulit dirumuskan dan tergantung pada kebiasaan maupun undang-undang domestik suatu negara. 13

2. Alat Bukti Penyadapan

Asal kata “penyadapan” berasal dari kata “sadap” atau “menyadap” yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia selanjutnya disebut KBBI artinya adalah mengambil air atau mengambil getah dari pohon dengan cara memangkas mayang atau dengan cara memangkas akar atau menorah kulit. 14 Perkembangan selanjutnya, pengertian menyadap tidak hanya sebatas pengertian mengambil air atau mengambil getah dari pohon sebagaimana dikemukakan di atas. Terminology “penyadapan” dengan asal kata “sadap” atau “menyadap” sama dengan kata lainnya yang memiliki awalan “me-“ atau “pe-an” 13 http:id.shvoong.comlaw-and-politicslaw2027081-pengertian-korupsi-dan- tindak-pidanaixzz32Qu090CV. 14 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008, halaman 1337. Universitas Sumatera Utara misalnya “memangka” atau “pemangkasan” merupakan cara kerja atau menunjukkan sebuah proses. Dengan demikian, berlaku pula bagi terminoligi “penyadapan” atau “menyadap”, “penyadapan” atau “menyadap” harus diartikan sebagai sebuah proses, sebuah cara, atau menunjukkan perbuatan, atau tindakan melakukan sadapan. 15 Terkait penyadapan atau tindakan menyadap, menurut KBBI, penyadapan dapat diartikan sebagai proses dengan sengaja mendengarkan danatau merekam informasi orang lain secara diam-diam dan penyadapan itu sendiri suatu proses, suatu cara atau perbuatan penyadapan. 16 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi selanjutnya disebut UU Telekomunikasi dalam Pasal 42 ayat 2 merumuskan tentang alat bukti penyadapan yang dapat dilakukan untuk pembuktian dalam proses peradilan. Pasal 42 ayat 2 UU Telekomunikasi menyatakan : Untuk keperluan proses peradilan pidana, penyelenggara jasa telekomunikasi dapat merekam informasi yang dikirim dan atau diterima oleh penyelenggara jasa telekomunikasi serta dapat memberikan informasi yang diperlukan atas : a. permintaan tertulis Jaksa Agung dan atau Kepala Kepolisian Republik Indonesia untuk tindak pidana tertentu; b. permintaan penyidik untuk tindak pidana tertentu sesuai dengan Undang-undang yang berlaku. 15 Kristian dan Yopi Gunawan, Sekelumit Tentang Penyadapan Dalam Hukum Positif di Indonesia, Nuansa Aulia, Bandung, 2013, halaman 179. 16 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008, halaman 1337. Universitas Sumatera Utara Pasal 26A Undang-Undang No.31 Tahun 1999 Jo Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juga menjelaskan bahwa penyadapan atau rekaman elektronik juga merupakan alat bukti yang sah sebagaimana dimaksud dalam pasal 188 ayat 2 Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana, khusus untuk tindak pidana korupsi dapat diperoleh dari: a. permintaan penyidik untuk tindak pidana tertentu sesuai dengan Undang-undang yang berlaku. Alat bukti lain yang berupa informasi yang diucapkan, dikirim, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optic atau yang serupa dengan itu; dan b. dokumen, yakni setiap rekaman data atau informasi yang dapat dilihat, dibaca, dan atau didengar yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu saran, baik yang tertuang di atas kertas, benda fisik apapun selain kertas, maupun yang terekam secara elektronik, yang berupa tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, huruf; tanda, angka, atau perforasi yang memiliki makna.

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian