antara suatu kejadian atau keadaan yang berkaitan dengan tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan Jaksa Penuntut Umum JPU.
Kesempurnaan pembuktian melalui bukti elektronik electronic evidence sehingga hakim memiliki keyakinan atas terjadinya suatu tindak pidana dan
seseorang adalah pelakunya, hakim memerlukan bantuan seorang ahli keterangan ahli, kecuali pembicara dalam rekaman tersebut mengakuinya bahwa suara yang
diperdengarkan di muka siding pengadilan adalah suara dirinya sendiri. Rekaman elektronik sebagai alat bukti yang tersendiri di tegaskan dalam
Pasal 26A Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang meyebutkan bahwa alat bukti pemeriksaan di dalam tindak pidana korupsi,
termasuk alat bukti sebagaimana dimaksud dalam KUHAP, dan juga alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara
elektronik dengan alat optic atau yang serupa dengan itu, dan rekaman elektronik. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu untuk melakukan penelitian dengan judul
“Tinjauan Yuridis Penyadapan Sebagai Alat Bukti dalam Pembuktian Tindak Pidana Korupsi”, di dalam penulisan skripsi ini.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan apa yang diuraikan pada latar belakang di atas, maka masalah yang akan diteliti adalah sebgai berikut :
1. Bagaimana ketentuan alat bukti dalam tindak pidana korupsi?
2. Bagaimana kedudukan alat bukti penyadapan sebagai pembuktian
dalam tindak pidana korupsi?
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang akan menjadi objek pembahasan dalam penelitian ini, maka tujuan yang diharapkan peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengkaji dan mengetahui lebih dalam lagi terhadap ketentuan alat bukti dalam tindak pidana korupsi.
2. Untuk mengkaji dan mengetahui lebih dalam lagi terhadap kedudukan alat
bukti penyadapan sebagai alat bukti dalam tindak pidana korupsi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran secara
teoritis kepada disiplin ilmu hukum sehingga dapat berguna bagi pengembangan ilmu hukum pidana di Indonesia khususnya terhadap pengaturan-pengaturan alat
bukti di dalam tindak pidana korupsi sehingga kemungkinan terjadinya kecurangan atau kebohongan dalam pembuktian dappat diminimalisasi.
2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat member manfaat untuk kepentingan
penegakan hukum, sehingga dapat dijadikan masukan kepada aparatur pelaksana penegakan hukum
dalam rangka melaksanakan tugas-tugas mulianya
memperjuangkan keadilan dan mewujudkan tujuan hukum yang dicita-citakan.
E. Keaslian Penulisan
Penulisan skripsi mengenai Penyadapan Sebagai Instrumen Hukum dalam Menjerat Pelaku Tindak Pidana Korupsi Studi Pustaka berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
pemeriksaan arsip hasil-hasil penulisan skripsi di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara USU belum pernah dilakukan, sedangkan penulisan yang
berkaitan dengan tindak pidana korupsi ada ditemukan penulis tetapis hanya secara khusus membahas masalah pembuktian terbalik dalam tindak pidana
korupsi yang ditulis oleh Saudara Zulpadli. Penulisan tersebut mempunyai bahasan permasalahan yang berbeda dengan penulisan skripsi yang dilakukan oleh
penulis. Penulisan skripsi ini adalah asli dari ide, gagasan pemikiran dan usaha
penulis sendiri tanpa ada penipuan, penjiplakan atau dengan cara lain yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Hasil dari upaya penulis dalam mencari
keterangan-keterangan baik berupa buku-buku maupun internet, peraturan perundang-undangan dan pihak-pihak lain yang sangat erat kaitannya dengan
pembuktian dalam tindak pidana korupsi. Dengan demikian, penulisan skripsi ini merupakan penulisan yang pertama dan asli adanya.
F. Tinjauan Kepustakaan 1. Tindak Pidana Korupsi