Sandora et al, 2005 Pemakaian hand-sanitizer juga mampu menghemat waktu dalam mencuci tangan, hal ini merupakan hal yang penting dalam
praktek keseharian dimana anak-anak buru-buru mencuci tangan dan tidak mau membuang waktu. Hal ini adalah beberapa keunggulan dari hand-
sanitizer berbasis alkohol yang tidak dimiliki oleh sabun biasa. Selain itu
hand-sanitizer juga terjual bebas dipasaran dan memiliki harga yang relatif
terjangkau Ejemot et al, 2008. Dan dalam penelitian RCT oleh Nanan et al 2001 di Pakistan,
mencuci tangan menurunkan angka kejadian diare di rumah tangga, walaupun lingkungannya terhitung kurang mendukung.
Selain membersihkan tangan kebersihan kuku harus diperhatikan, kuku yang panjang dan tidak bersih dapat mengandung telur cacing yang
seterusnya menimbulkan gejala diare pada anak Sutano et al, 2008. Pada kuku yang panjang dan tak terjaga kebersihannya dapat
terkandung berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare. Semua penyakit yang disebabkan parasit cacing seluruhnya disebabkan oleh
kurangnya pelaksanaan pengadaan air, sanitasi, dan higien yang tidak aman dan sudah dinyatakan secara global Sutanto et al, 2008.
Dikatakan dalam karya tulis ilmiah Dewi 2011 bahwa pemotongan dan pembersihan kuku secara teratur dapat menurunkan angka kejadian
diare pada anak usia sekolah 5-14 tahun. Menurut Sutano et al 2008 dalam buku ajar parasitologi UI,
berberapa jenis larva parasit terutama cacing dapat menembus kulit, oleh sebab itulah perlindungan terhadap kulit yang bersentuhan langsung dengan
tanah, dalam hal ini kaki, mutlak diperlukan. Dan berjalan tanpa alas kaki dapat meningkatkan resiko diare Denno, 2011.
2.2.4 Kebiasaan jajan
Selain melalui kontak langsung agen penyebab diare dapat ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Universitas Sumatera Utara
Kebiasaan jajan anak usia sekolah dasar sangat berpengaruh pada penyakit diare. Anak usia sekolah dasar belum memikirkan tentang isi dan
kebersihan pembuatan dan lebih cendrung memilih makanan dari warna yang menarik, bentuk yang lucu dan harga yang murah. Mereka lebih sering
jajan berupa es wana warni, permen berbagai rasa, makanan yang belum dibungkus atau makanan yang sudah dibungkus dan bermerek.
Tidak banyak anak yang memperoleh kesempatan mempunyai uang saku yang banyak, karena itulah mereka cenderung memilih jenis jajanan
yang murah, biasanya makin rendah harga suatu barang atau jajanan makin rendah pula kualitasnya. Hal ini akibat digunakannya bahan-bahan makanan
yang kurang baik dan cara pengolahan yang tidak higienis, dan biasanya akan tercemar oleh kuman. Itulah sebabnya anak-anak yang suka jajan
cendrung lebih berisiko untuk terkena penyakit diare. Jajanan anak dapat berupa makanan dan minuman yang sudah
dibungkus ataupun yang diambilkan. Makanan tersebut dapat kurang terjamin mutunya dan dapat mengandung bahan-bahan berbahaya Depkes
RI, 1999 Jenis yang terakhir jka tidak dilindungi dari pencemaran dan diolah dengan baik maka akan berpeluang besar sebagai sumber penyebaran
diare. Makanan harus ditutup untuk melindungi dan menjaga kebersihannya Siswanto, 2010.
Alat makan juga dapat menularkan, dan penggunaan secara bersama akan meningkatkan resikonya Siswanto, 2010. Mikroba yang sering
mengkontaminasi adalah yang dari saluran cerna seperti E.coli, Salmonella, Shigella
, Rotavirus, Enterovirus, Cacing usus dalam bentuk telur dan Jamur umumnya Candida albican Denno, 2011.
Makanan yang kurang higienis dianggap sebagai salah satu penyumbang terbesar terhadap terjadinya diare WHO, 1996, dalam
Takanashi et al, 2009. Level dari kontaminasinya tergantung dari suhu penyimpanan, lama penyimpanan, dan musim saat itu.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Status gizi