BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diare
Diare adalah naiknya frekuensi pergerakan usus, naiknya kandungan cairan feses, rasa terdesak untuk BAB dengan atau tanpa inkontinensia fekal yang
menyebabkan naiknya berat feses lebih dari 2000mg perhari Sutadi, 2003 atau BAB lebih dari 3x sehari dengan atau tanpa disertai lendir atau darah Zein et al,
2004. Diare merupakan penyakit yang dapat ditularkan secara kontak personal,
melalui makana, dan minuman Siswanto, 2010. Hal-hal yang dapat menyebabkan diare adalah segala sesuatu yang menyebabkan 1 Menurunnya
absorbsi dalam usus, 2 Meningkatnya sekresi elektrolit kedalam lumen intestinal, 3 Adanya absorbsi yang buruk secara osmosis larutan aktif di lumen
usus, 4 Meningkatnya motilitas intestinal, 5 Penyakit Inflamasi yang menghasilkan darah,pus dan mucus Sutadi, 2003.
2.1.1 Etiologi Diare
Sebab-sebab timbulnya diare :
a. Infeksi usus disebabkan bakteri, amoeba, cacing. Dikatakan bahwa ini
masih merupakan penyebab paling sering di negara berkembang Denno, 2011. Dikatakan dari sumber yang sama yang didukung
Gillespie Kathleen 2009 dan Subagyo et al 2011 beberapa yang sering tercatat menyebabkan diare adalah Escherichia coli,
Stafilococcus aureus, Shigella, Salmonella, Clostridium perfringens, Vibrio cholera, Campylobakter, Giardia lamblia
, Cyclospora, Entamoeba histolitica
, dan Rotavirus. b.
Infeksi luar usus seperti infeksi kantong kemih dan campak c.
Keracunan makanan d.
Ketidakmampuan usus mencerna makanan e.
Kekurangan ataupun kelebihan zat gizi.
Universitas Sumatera Utara
f. Alergi terhadap makanan tertentu dan efek samping yang ditimbulkan
oleh obat-obatan
2.1.2 Patogenesis Diare 2.1.2.1 Diare Sekretorik
Diare ini disebabkan oleh abnormalitas cairan dan trasport elektrolit Dirjen PPPK, 2011 yang penyebabnya dapat berhubungan dengan
sesuatu yang dimakan Sutadi, 2003. Kerusakan ini bermula dengan peningkatan cAMP Cyclic Adenine Mono Phosphat yang pada gilirannya
akan hanya menghambat penyerapan NaCl Natrium Cloride dan menstimulasi sekresi Cl. Peningkatan cGMP Cyclic Guanine Mono
Phosphat dan kalsium di dalam sel juga meningkatkan sekresi. Kelainan
vili usus juga mempengaruhi sekresi ini. Semua hal tersebut dapat disebabkan oleh toksin dari bakteri yang mengnfeksi usus Subagyo et al,
2011.
2.1.2.2 Diare Osmotik
Hal ini terjadi jika penyerapan air terganggu akibat adanya tekanan osmotik yang menarik air di lumen usus Dirjen PPPK, 2011. Ini
disebabkan oleh peningkatan larutan yang sulit diabsorbsi secara sebagian atau keseluruhan. Peningkatan ini begitu tinggi sampai melebihi kapasitas
absorbsi air usus besar. Malabsorbsi adalah salah satu penyebab umum dari diare osmotik
Sutadi, 2003. Hal ini dapat terjadi akibat berkurangnya enzim pencernaan, berkurangnya luas daerah penyerapan, dan kurangnya
transport Hasler Owyang, 2005. Infeksi Tropheryma Whipplei dapat menyebabkan malabsorbsi,
disertai demam menggigil, hipotensi, nyeri sendi, dan dapat melibatkan saraf.
Universitas Sumatera Utara
Menurut IRSN Indonesia Rotavirus Surveillance Network dan Litbangkes Penelitian Pembangunan Kesehatan dalam Dirjen PPPK,
pasien diare anak pada 6 rumah sakit umumnya 70 disebabkan oleh rotavirus dan adenovirus. Rotavirus mengakibatkan berkurangnya
produksi enzim laktase dan menyebabkan maladigesti laktosa. Berbagai parasit dapat menyebabkan kelainan penyerapan lemak.
Reseksi usus dapat mengurangi area penyerapan dan menimbulkan maladigestif Hasler Owyang, 2005.
2.1.2.3 Diare Inflamasi
Diare ini dapat menyebabkan diare dengan mekanisme yang mirip maladigestif dan sekresi, sebab proses inflamasi akan merusak mukosa,
menaikkan produksi lendir dan menyebabkan eksudasi cairan ke dalam lumen usus Dirjen PPPK, 2011. Diare tipe ini ditandai dengan demam,
nyeri perut, feses berdarah, ditemukannya leukosit dan tanda inflamasi dari biopsi usus. Infeksi mikroorganisme dapat menyebabkan diare jenis ini
Irawan, 2002.
2.1.2.4 Diare akibat perubahan motilitas usus
Ini merupakan diare yang disebabkan akibat gangguan pergerakan saluran cerna yang umumnya tergolong pada IBS, Irritable Bowel
Syndrome , Dirjen PPPK, 2011. Perubahan motilitas ini dapat disebabkan
oleh gangguan persyarafan baik dari syaraf itu sendiri, kontrol atau faktor lain yang mengganggunya sampai infeksi dan inflamasi
2.1.2.5 Diare factitia
Diare ini adalah diare yang terjadi pada orang yang diduga memiliki riwayat kelainan psikiatrik. Hal ini dapat disebabkan penggunaan obat
laksatif yang tidak sesuai, ataupun infeksi usus Sutadi, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.6 Diare terkait penggunaan antibiotik
Diare ini terjadi dengan penggunaan antibiotik yang tidak sesuai selama 3-5 hari yang akan menyebabkan flora normal usus berkurang dan
peningkatan flora patogen dalam hal ini umumnya Clostridium difficile. Angka kejadiannya sekitar 20-25 Dirjen PPPK, 2011
2.1.3 Klasifikasi Diare
Diare terbagi menjadi diare Akut dan Kronik. Diare akut berdurasi dua minggu atau kurang, sedangkan diare kronis lamanya lebih dari dua
minggu Zein et al, 2004.
2.1.3.1 Diare Akut
Diare akut dapat disebabkan oleh infeksi ataupun non infeksi Irwanto, 2002. Diare akut sering menjadi kejadian luar biasa. Namun diare
akut sendiri umumnya bersifat self-limited sehingga yang perlu dilakukan adalah mencegah terjadinya komplikasi seperti terganggunya keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh Pickering, 2004. Pemeriksaan elektrolit feses diperlukan guna mendiferensiasikan
antara diare osmotik atau diare sekretorik. Selain itu harus ditanyakan apakah terdapat penggunaan obat laksatif ataupun riwayat diare setelah makan-
makanan tertentu. Dapat juga dilakukan pemeriksaan lain sesuai indikasi Irwanto, 2002.
Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga higiene pribadi. Ini termasuk mencuci tangan setelah keluar kamar mandi dan sebelum makan
dengan sabun. Menjauhkan manusia dari kotoran begitupun dengan kandang hewan ternak. Diare dapat merupakan manifestasi dari penyakit serius yang
mendasarinya Sutadi, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.2 Diare Kronik
Sebagian besar penyebab diare kronik adalah IBS. Penyebab lain dapat berupa penyakit sistemik atau penyakit pada saluran pencernaan
Sutadi, 2003. Untuk menegakkan diagnosa diare kronik pertama singkirkan
kemungkinan diare akut, intolerensi laktosa, riwayat intervensi bedah abdominal, infeksi parasit, penggunaan obat-obatan serta penyakit sistemik
lain yang dapat bermanifestasi kepada diare Hasler Owyang, 2005. Pemeriksaan tambahan yang dilakukan untuk mencari penyebab
adalah pemeriksaan feses secara makroskopik dengan melihat tampilan, bau dan karakteristik feses ataupun mikroskopik dengan pemeriksaan parasit
keberadan telur sampai bentuk matur parasit itu sendiri, kultur bakteri, hitung leukosit, occult blood test, dan berbagai tes lain yang harus dilakukan
sesuai indikasi. Untuk penyakit-penyakit tertentu harus dilakukan pemeriksaan radiologi, biopsi, dan skrining malabsorbsi Sutadi, 2003.
2.1.4 Tatalaksana dan Komplikasi Diare
Dalam diare prinsip penatalaksanaan yang perlu dilakukan adalah rehidrasi, mengembalikan cairan tubuh yang hilang dan melanjutkan
pemberian makanan. Rehidrasi dapat dilakukan dengan larutan gula dan garam yang dicampur sendiri atau larutan rehidrasi komersial di pasaran
Karen Micheal, 2007. Terapi diare yang disebabkan infeksi dapat dilakukan dengan memberikan antimikroba empirik untuk selajutnya diganti
dengan antimikroba spesifik sesuai hasil kultur Irawan, 2002. Terdapat juga pengobatan simptomatik seperti zat hidrofilik untuk
mencegah kehilangan air, absorben untuk menyerap bahan infeksius, opiat atau anti-kolinergik untuk menurunkan peristaltik usus, probiotik usus dan
bahan-bahan yang mengahambat sekresi berlebih Karen Micheal, 2007. Pada anak pengobatan hanya dilakukan jika diyakinkan bahwa
penyebabnya adalah Vibrio cholera, Shigella dysenetriae, Giardia, dan
Universitas Sumatera Utara
Salmonella typh Zein et al, 2004. Jika penyebab diare adalah infeksi selain
diatas maka pilihan utama yang diakukan adalah mencegah terjadinya kekurangan cairan yang dapat mengancam jiwa tanpa menggunakan
antibiotik Abba et al, 2009. Seperti telah dikatakan diatas, hal yang dikhawatirkan dari diare
adalah keadaan kekurangan cairan parah yang mungkin terjadi pada pasien. Pada orang dewasa kejadian diare akan menyebabkan dehidrasi dan jika tidak
ditangani maka akan dapat menyebabkan Tubular Nekrosis Akut yang jika masih terus dibiarkan akan menyebabkan kegagalan multi organ Tarr, 2009.
Hal ini berbeda pada anak, karena pada anak persentase cairan tubuh mencapai 70 maka jika terjadi kehilangan cairan yang besar tanpa diganti
maka akan berakibat lebih fatal langsung kepada syok hipovolemi Pickering, 2004. Selain itu dapat terjadi gangguan keseimbangan elektrolit Karen
Micheal, 2007. Berikut adalah evaluasi klinis dari dehidrasi Hendrick et al, 2000
Dehidrasi ringan 3-5 : Pulsasi meningkat, produksi turun, mau mimun
Dehidrai sedang 7-10: Takikardi, oligouri sampai anuri, irritable, mata
cekung, air mata berkurang, CRT 3’’, pucat, dingin, mau minum
Dehidrasi berat 10-15: Pulsasi cepat dan lemah, hipotensi, anuria, mata sangat cekung, molted, air mata turun, kesadaran turun, tidak mau minum
Untuk mengetahui jumlah cairan yang kurang daat digunakan derajat dehidrasi dikali berat badan.
Komplikasi lain tergantung dari penyebabnya, misalnya pada C.jejuni
akan meningkatkan resiko terjadi Guillain Barre syndrome yang menyebabkan kelemahan otot dan kelainan sensasi akibat kerusakan mielin
yang menyelimuti syaraf Japardi, 2002.
2.2 Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Diare
Seperti telah disebutkan diatas, diare adalah momok menakutkan bagi masyarakat kesehatan berkaitan dengan tingginya angka kejadian dan implikasi
Universitas Sumatera Utara