2.1.2.6 Diare terkait penggunaan antibiotik
Diare ini terjadi dengan penggunaan antibiotik yang tidak sesuai selama 3-5 hari yang akan menyebabkan flora normal usus berkurang dan
peningkatan flora patogen dalam hal ini umumnya Clostridium difficile. Angka kejadiannya sekitar 20-25 Dirjen PPPK, 2011
2.1.3 Klasifikasi Diare
Diare terbagi menjadi diare Akut dan Kronik. Diare akut berdurasi dua minggu atau kurang, sedangkan diare kronis lamanya lebih dari dua
minggu Zein et al, 2004.
2.1.3.1 Diare Akut
Diare akut dapat disebabkan oleh infeksi ataupun non infeksi Irwanto, 2002. Diare akut sering menjadi kejadian luar biasa. Namun diare
akut sendiri umumnya bersifat self-limited sehingga yang perlu dilakukan adalah mencegah terjadinya komplikasi seperti terganggunya keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh Pickering, 2004. Pemeriksaan elektrolit feses diperlukan guna mendiferensiasikan
antara diare osmotik atau diare sekretorik. Selain itu harus ditanyakan apakah terdapat penggunaan obat laksatif ataupun riwayat diare setelah makan-
makanan tertentu. Dapat juga dilakukan pemeriksaan lain sesuai indikasi Irwanto, 2002.
Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga higiene pribadi. Ini termasuk mencuci tangan setelah keluar kamar mandi dan sebelum makan
dengan sabun. Menjauhkan manusia dari kotoran begitupun dengan kandang hewan ternak. Diare dapat merupakan manifestasi dari penyakit serius yang
mendasarinya Sutadi, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.2 Diare Kronik
Sebagian besar penyebab diare kronik adalah IBS. Penyebab lain dapat berupa penyakit sistemik atau penyakit pada saluran pencernaan
Sutadi, 2003. Untuk menegakkan diagnosa diare kronik pertama singkirkan
kemungkinan diare akut, intolerensi laktosa, riwayat intervensi bedah abdominal, infeksi parasit, penggunaan obat-obatan serta penyakit sistemik
lain yang dapat bermanifestasi kepada diare Hasler Owyang, 2005. Pemeriksaan tambahan yang dilakukan untuk mencari penyebab
adalah pemeriksaan feses secara makroskopik dengan melihat tampilan, bau dan karakteristik feses ataupun mikroskopik dengan pemeriksaan parasit
keberadan telur sampai bentuk matur parasit itu sendiri, kultur bakteri, hitung leukosit, occult blood test, dan berbagai tes lain yang harus dilakukan
sesuai indikasi. Untuk penyakit-penyakit tertentu harus dilakukan pemeriksaan radiologi, biopsi, dan skrining malabsorbsi Sutadi, 2003.
2.1.4 Tatalaksana dan Komplikasi Diare