67
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.2. Analisis Tingkat Keluhan Rasa Sakit
Penilaian peta tubuh dengan Standard Nordic Quistionnaire SNQ menunjukkan bahwa pada beberapa bagian tubuh operator di stasiun pemarutan
dominan dengan kategori sangat sakit. Kategori sangat sakit terdapat pada beberapa bagian tubuh yaitu sakit di bagian leher atas dan bawah, bahu kiri dan
kanan, punggung, lengan atas kanan, pinggang, pergelangan tangan kanan, tangan kanan, pergelangan kaki kiri dan kanan, kaki kanan dan kiri dikarenakan operator
dalam proses pemarutan dalam kondisi badan membungkuk dan kaki tertekuk sehingga membuat beberapa bagian tubuh tersebut terasa pegal dan nyeri.
5.3. Analisis Postur Kerja dengan REBA Worksheet
Postur kerja pada stasiun pemarutan dimulai dari mengambil kelapa dari tempat penyimpanan, memarut kelapa dan membuang batok kelapa. Penilaian
yang dilakukan dengan REBA worksheet diketahui bahwa elemen yang paling besar yaitu gerakan mengambil kelapa dari tempat penyimpanan dan memarut
kelapa menggunakan alat pemarut karena dalam prosesnya operator harus bekerja dalam posisi membungkuk dikarenakan tidak menggunakan alat bantu untuk
duduk ketika bekerja.
Universitas Sumatera Utara
68
6.3. Analisis Perancangan Fasilitas Kerja Aktual dan Usulan
Pada perancangan fasilitas kerja aktual dan usulan ada beberapa perbedaan, yaitu pada fasilitas kerja aktual berupa mesin pemarut. Operator
memarut kelapa dengan postur duduk menggunakan alat berupa ember dan batangan kayu bahkan ada yang tidak menggunakan alat duduk sehingga operator
itu memarut dengan postur membungkuk. Fasilitas kerja usulan berupa alat pemarutan yang sudah sesuai dengan
dimensi tinggi siku duduk operator dengan menambah alat bantu berupa kursi. Dimensi kursi yang digunakan adalah persentil 95 lebar pantat untuk panjang
kursi, persentil 50 lebar pantat LP untuk lebar kursi dan persentil 50 tinggi lipat lutut TLL untuk tinggi kursi. Dimensi kursi nya adalah 44,075 cm x 40,784 cm
x 44,184 cm. Tujuan penambahan kursi untuk mengurangi keluhan rasa sakit pada punggung dan pinggang operator ketika bekerja. Alat bantu kursi dapat dilihat
pada Gambar 6.1.
Gambar 6.1. Kursi
Universitas Sumatera Utara
69 Pada stasiun pemarutan juga ditambahi alat bantu berupa tempat bahan
baku dan pembuangan batok. Alat bantu tempat bahan baku dirancang untuk meletakkan bahan baku sebelum diproses di stasiun pemarutan. Pada kondisi
aktual, proses produksi santan UKM Santani sebanyak 300 kghari. 1 kg santan membutuhkan 3 ½ kg batok kelapa atau 7 – 9 buah batok kelapa. Batok kelapa
dibawa ke stasiun pemarutan menggunakan gerobak sorong yang hanya mampu menampung 100 – 120 buah batok. Jumlah gerobak sorong yang digunakan
sebanyak 2 buah. Kondisi ini kurang efektif karena pada satu hari batok kelapa yang dibutuhkan sebanyak 2100 – 2700 buah batok. Batok kelapa yang telah
diparut dibuang ke tanah sehingga membuat kondisi lingkungan kerja menjadi bau, basah, kotor dan berserakan. Maka dirancang wadah usulan untuk bahan
baku dan pembuangan batok. Dimensi yang digunakan adalah panjang masing-masing 30 cm
disesuaikan dengan jarak antar alat pemarut yaitu 70 cm dengan menyisakan 10 cm untuk posisi kaki, persentil 5 jangkauan tangan untuk lebar alat dan persentil 5
tinggi siku duduk untuk tinggi alat. Dimensi nya adalah 60 cm x 64,607 cm x 49,079 cm. Wadah usulan ini mampu menampung 684 batok kelapa untuk setiap
wadah bahan baku dan pembuangan batok. Jumlah wadah usulan masing-masing sebanyak 4 buah sehingga total batok yang mampu ditampung lebih kurang 2736
batok kelapa. Wadah usulan dianggap efektif karena jumlah batok yang mampu ditampung lebih banyak daripada jumlah batok yang diperlukan untuk produksi
perharinya
Universitas Sumatera Utara
70
Gambar 6.2. Tempat Bahan Baku dan Pembuangan Batok
6.4. Analisis Hasil Penilaian Postur Kerja Usulan dengan REBA