Unsur Kredit Usaha Tani yang Tersedia Melalui Fasilitas Kredit Perbankan

5.3 Unsur Kredit Usaha Tani yang Tersedia Melalui Fasilitas Kredit Perbankan

Untuk memenuhi keterbatasan modal yang alami petani, bank menyediakan fasilitas kredit untuk petani berupa kredit program. Bank pelaksana kredit program di daerah penelitian adalah Bank BRI yaitu terletak di pusat kota Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Bank BRI menyediakan bantuan modal petani berupa kredit program yaitu:

1. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi KKP-E

Pemerintah mengganti KUT Kredit Usaha Tani dengan kredit program yang diperbaharui, yaitu KKP-E Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi. Menteri Keuangan melalui Peraturan Menkeu Nomor 79PMK.052007 tanggal 17 Juli 2007 menetapkan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi KKP-E yang disalurkan melalui beberapa Bank Pelaksana yaitu bank BRI dimana pemerintah memberikan subsidi bunga kepada debitur yaitu para Kelompok Tani Koperasi. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi KKP-E disediakan untuk mendukung pendanaan pelaksanaan Program Ketahanan Pangan dan Program Pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati. Kegiatan usaha yang dapat didanai melalui KKP-E bisa dilakukan secara mandiri atau bekerjasama dengan mitra usaha, antara lain meliputi: i Pengembangan padi, jagung, kedelai, ubi jalar, tebu, ubi kayu, kacang tanah, dan sorgum; ii Pengembangan tanaman holtikultura antara lain berupa: cabe, bawang merah, dan kentang; dan iii Pengadaan pangan berupa: gabah, jagung, dan kedelai. Universitas Sumatera Utara Persyaratan. Sesuai aturan, bank BRI menetapkan pengajuan pinjaman harus dilakukan melalui kelompok tani atau koperasi, sedangkan pinjaman secara perseorangan tidak dilayani. Koperasi dan kelompok tani yang dapat mengajukan KKP-E adalah yang sudah lama terbentuk. Koperasi harus sudah berbadan hukum dan sudah berdiri minimal dua tahun, sedangkan kelompok tani sudah terdaftar di Dinas Pertanian Kabupaten. Bank BRI juga mensyaratkan bahwa kelompok tani dan koperasi tidak mempunyai tunggakan kredit, termasuk KUT. Pengajuan pinjaman dari kelompok disampaikan melalui RDKK Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok yang disusun oleh masing-masing kelompok tani. RDKK diajukan ke bank pelaksana setelah ditandatangani oleh PPL Petugas Penyuluh Lapangan dengan dilampiri surat keterangan garapan dari kepala desa atau photo copy SPPT Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang milik pemilik sawah, bagi peminjam yang berstatus sebagai petani penggarap. Jangka waktu peminjaman. Jangka waktu pinjaman KKP-E oleh bank ditetapkan selama satu tahun. Jangka waktu peminjaman dari kelompok tani kepada petani adalah satu tahun, tetapi dibagi dalam dua periode peminjaman yaitu setiap 6 bulan. Peminjaman pertama dilakukan untuk musim tanam pertama musim hujanrendeng, dan setelah melunasi pinjaman tersebut petani bisa meminjam kembali untuk musim tanam kedua musim kemarau. Pengembalian pinjaman KKP-E dari petani kepada kelompok tani dilakukan setelah panen. Bunga. Tingkat suku bunga KKP-E untuk tanaman pangan ditetapkan sebesar 12 per tahun. Tingkat suku bunga ini ditetapkan setelah diberi subsidi bunga oleh pemerintah. Secara total selama jangka waktu peminjaman dari bank pelaksana, tingkat suku bunga yang ditetapkan kelompok tani kepada petani Universitas Sumatera Utara adalah sesuai dengan yang diberikan bank BRI, yaitu 12 per tahun. Akan tetapi apabila diperhitungkan secara lebih terperinci tingkat bunga yang dibayarkan petani cenderung lebih tinggi. Satu periode peminjaman dari petani yang hanya sekitar 4 bulan sesuai dengan jangka waktu usahatani dianggap 6 bulan, sehingga petani dikenakan bunga 6. Padahal berdasarkan perhitungan matematis seharusnya dikenakan 4. Meskipun terlihat ada penyimpangan, hal ini dapat dimaklumi karena pola tanam di Desa Pasar Miring hanya dua kali dalam satu tahun. Lama proses pencairan dana. Tidak lama setelah pengajuan RDKK, biasanya 1–3 hari, petugas bank BRI melakukan kunjungan ke rumah ketua kelompok tani. Pada acara kunjungan ini, semua petani harus hadir, apabila tidak hadir maka secara individu petani tidak akan memperoleh kredit. Jumlah kredit. Jumlah kredit yang diberikan oleh Bank BRI adalah sesuai dengan kebutuhan jenis sarana produksi yang dijelaskan petani di dalam RDKK. Adapun kebutuhan sarana produksi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 13. Pengajuan KKP-E Per Hektar Sawah Berdasarkan Jenis Sarana Produksi No Jenis Sarana Produksi Jumlah Kg Nilai Rp 1 Benih 40 280.000 2 Pupuk: Urea SP-36 ZA NPK-P Organik 250 100 50 50 1000 750.000 400.000 130.000 200.000 2.000.000 3 Pestisida 7 524.000 Total 4.284.000 Sumber: RDKK salah satu kelompok tani di Desa Pasar Miring Universitas Sumatera Utara Pinjaman dari bank pelaksana kepada kelompok tani dan koperasi diberikan dalam bentuk tunai. Pinjaman dicairkan melalui rekening kelompok tani atau koperasi yang terdapat di bank yang bersangkutan. Sebagian kelompok tani mengambil dananya dalam beberapa tahap sesuai dengan kebutuhan pembiayaan usahatani kelompoknya. Sebagian kelompok tani lainnya mengambil dana secara sekaligus.

2. Kredit Usaha Rakyat KUR

KUR adalah Kredit Modal Kerja dan atau Kredit Investasi dengan plafon kredit sampai dengan Rp500 juta yang diberikan kepada usaha mikro, kecil dan koperasi yang memiliki usaha produktif yang akan mendapat penjaminan dari Perusahaan Penjamin. Usaha Mikro Kecil Koperasi UMK M merupakan usaha produktif yang layak feasible, namun belum bankable. Dengan agunan pokok usaha yang dibiayai layak atau hasil usaha mampu untuk membayar pokok pinjaman dan bunga sampai lunas namun karena agunan tambahan kurang sebagian dicover dengan program penjaminan. Calon penerima kredit yaitu petani tidak sedang memperoleh pinjaman bank dan belum pernah memperoleh fasilitas kredit program barulah petani dapat meminjam KUR ini. Besarnya Coverage Penjaminan maksimal 70 dari plafond kredit. KUR merupakan 100 bersumber dari dana komersial Bank. KUR di BRI dilaksanakan dalam 2 Skim:  KUR Ritel Persyaratan. Bank BRI menetapkan pengajuan KUR ritel dapat dilakukan secara perseorangan, kelompok, maupun koperasi. Petani dapat mengajukan KUR Universitas Sumatera Utara ritel apabila telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh bank BRI. Persyaratan tersebut adalah petani harus melampirkan fotocopy KTP Kartu Tanda Penduduk suami dan istri, kartu keluarga, surat keterangan garapan dari kepala desa atau photocopy SPPT Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang milik pemilik sawah, bagi peminjam yang berstatus sebagai petani penggarap atau surat keterangan usaha dari kepala desa. Kemudian petani harus memenuhi syarat bahwa petani telah menjalankan usaha tani minimal 6 bulan. Dan memiliki usaha yang produktif dan layak. Jangka waktu peminjaman. Jangka waktu peminjaman oleh bank ditetapkan selama minimal 1 tahun, bisa 18 bulan, dan maksimal 3 tahun. Jangka waktu peminjaman tidak bisa kurang dari 1 tahun . Bunga. Tingkat suku bunga KUR untuk tanaman pangan ditetapkan sebesar 12,24-13 per tahun. Tingkat bunga ini ditetapkan setelah diberikan subsidi bunga sebesar 10. Jumlah kredit. Jumlah kredit yang diberikan oleh bank BRI kepada petani yang mengajukan KUR ritel ini adalah mulai dari Rp. 5.000.000,- sampai dengan Rp. 500.000.000,- per individu petani atau melalui koperasi. Jumlah kredit ini diberikan sesuai dengan permintaan petani ataupun koperasi. Lama proses pencairan dana. Tidak lama setelah pengajuan KUR ritel oleh petani, biasanya 3-4 hari. petugas bank BRI melakukan kunjungan ke rumah petani calon penerima KUR ritel, kemudian pinjaman pun akan dicairkan ke rekening petani. Universitas Sumatera Utara Jaminan atau agunan. Untuk pengajuan KUR ritel, jaminan yang ditetapkan dan diterima bank BRI adalah surat kepemilikan tanah, surat kepemilikan tanah dan bangunan atau BPKB kendaraan bermotor. Jaminan juga disesuaikan dengan jumlah kredit yang diambil. Apabila tidak memiliki agunan maka pengajuan peminjaman KUR tidak akan dipenuhi oleh bank BRI di daerah penelitian.  KUR-Mikro Persyaratan. Persyaratan untuk pengajuan KUR-mikro ini lebih mudah daripada KUR ritel yaitu: petani harus melampirkan fotocopy KTP Kartu Tanda Penduduk suami dan istri, kartu keluarga, dan surat keterangan usaha dari kepala desa. Kemudian petani harus memenuhi syarat bahwa petani telah menjalankan usaha tani minimal 6 bulan. Dan memiliki usaha yang produktif dan layak. Hanya saja KUR-mikro ini hanya dapat diakses oleh perorangan atau individu saja. Jangka waktu peminjaman. Jangka waktu peminjaman oleh bank ditetapkan selama minimal 1 tahun, bisa 18 bulan, dan maksimal 3 tahun. Jangka waktu peminjaman tidak bisa kurang dari 1 tahun . Bunga. Tingkat suku bunga KUR-mikro yang diberikan bank BRI kepada petani adalah 1,125 per bulan. Jumlah kredit. Jumlah kredit yang diberikan oleh bank BRI kepada petani yang mengajukan KUR-mikro ini adalah maksimal Rp. 5.000.000,- per individu petani. Jumlah kredit ini diberikan sesuai dengan permintaan petani tetapi tidak dapat melebihi dari jumlah diatas. Universitas Sumatera Utara Lama proses pencairan dana. Tidak lama setelah pengajuan KUR-mikro oleh petani, biasanya 1-3 hari. petugas bank BRI melakukan kunjungan ke rumah petani calon penerima KUR ritel, kemudian pinjaman pun akan dicairkan ke rekening petani. Jaminan atau agunan. Untuk pengajuan KUR-mikro, jaminan yang ditetapkan dan diterima bank BRI adalah Dapat hanya berupa BKPB kendaraan bermotor atau agunan Pokok apabila sesuai keyakinan Bank, usaha yang dibiayai cashflownya mampu memenuhi seluruh kewajiban kepada bank layak. Dapat juga memberikan agunan tambahan seperti surat tanah bangunan kendaraan yang tidak wajib dipenuhi. 5.4. Perbedaan Unsur Kredit Usaha Tani Yang Diinginkan Petani Dengan Unsur Kredit Yang Tersedia Melalui Fasilitas Kredit Perbankan Berdasarkan uraian unsur-unsur kredit yang diinginkan petani dan unsur- unsur kredit yang disediakan oleh bank yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi perbedaan antara unsur yang diinginkan petani dan unsur yang disediakan bank untuk kredit. Unsur-unsur kredit tersebut adalah tingkat suku bunga, jumlah kredit, dan jangka waktu kredit. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 14. Perbedaan Unsur Kredit yang Diinginkan Petani dan Unsur Kredit yang Disediakan Bank Tahun 2011 Unsur Kredit Perbedaan Petani Bank KKP-E KUR-Ritel KUR-Mikro 1. Bunga 4,4 per musim tanam 4-6bulan 12 per Tahun 12,24-13 per tahun 1,125 per bulan

2. Jumlah Kredit

4,97 Juta Sesuai dengan kebutuhan sarana produksi 5-500 Juta Maksimal 5 Juta

3. Jangka Waktu Satu

Musim Tanam 4 bulan 1 Tahun 2 musim tanam 1 tahun, 18bulan, maksimal 3 tahun 1 tahun Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 2 dan Data Sekunder Tabel 14 menginformasikan bahwa antara petani dan bank terdapat perbedaan beberapa unsur kredit yang harus dipenuhi oleh petani untuk dapat meminjam modal kepada bank. Perbedaan tersebut antara lain: tingkat bunga yang diinginkan petani berdasarkan penelitian adalah 4,4 per musim tanam 4-6 bulan sedangkan bank menyediakan tingkat suku bunga sebesar 12 per tahun pada KKP-E Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi, 12,24-13 per tahun pada KUR-ritel Kredit Usaha Rakyat-ritel, dan 1,125 per bulan atau 13,5 per tahun pada KUR-mikro Kredit Usaha Rakyat-mikro. Perbedaan tingkat suku bunga tersebut antara yang diinginkan petani dengan yang disediakan bank membuat petani enggan untuk meminjam modal pada bank karena alasan tingkat suku bunga yang ditawarkan bank lebih tinggi dari yang petani sanggup untuk membayar sehingga nantinya petani takut tidak dapat membayar kredit dari bank. Universitas Sumatera Utara Perbedaan berikutnya adalah jumlah kredit yang diinginkan petani tidak sesuai dengan beberapa plafon yang ditawarkan. Berdasarkan penelitian jumlah kredit yang diinginkan petani adalah 4,97 juta rupiah. Sedangkan bank menyediakan jumlah kredit sebesar biaya sarana produksi yang disalurkan melalui kelompok tani pada KKP-E. Sedangkan biaya sarana produksi tidak sesuai dengan yang diinginkan petani. Pada KUR-ritel jumlah kredit yang disediakan adalah sebesar 5-500 juta rupiah. Jumlah kredit KUR-ritel ini tidak cocok dengan jumlah yang diinginkan petani karena petani hanya sanggup meminjam kurang dari 5 juta kepada bank. Pada KUR-mikro, jumlah kredit yang disediakan oleh bank adalah maksimal 5 juta rupiah. Jumlah kredit yang disediakan oleh bank BRI dalam bentuk KUR-mikro ini sesuai dengan jumlah kredit yang dibutuhkan petani. Selanjutnya, berdasarkan penelitian, jangka waktu yang diinginkan petani dan jangka waktu yang disediakan bank di dalam kredit programnya juga berbeda. Jangka waktu kredit yang diinginkan petani adalah hanya semusim saja, yaitu 4-6 bulan. Cara pembayaran kredit juga satu kali saja yaitu pada saat setelah panen. Sedangkan jangka waktu kredit yang disediakan bank tidak kurang dari satu tahun, artinya tidak dapat dibayar lunas sebelum satu tahun. Jangka waktu kredit pada KKP-E adalah 1 tahun, yang dibagi dalam 2 musim. Tetapi pembayaran dari kelompok tani kepada bank tetap dalam jangka waktu 1 tahun. Pada KUR-ritel, jangka waktu kredit adalah bermacam-macam, bisa 1 tahun, 18 bulan dan maksimal 3 tahun. KUR-mikro juga memiliki jangka waktu kredit yang berbeda dengan yang dibutuhkan petani yaitu, 1 tahun. Universitas Sumatera Utara Perbedaan-perbedaan ini lah yang menjadi salah satu alasan petani enggan untuk mengambil kredit ke bank dan tidak mau memanfaatkan fasilitas kredit yang berbentuk kredit program yang disediakan oleh bank.

5.5. Strategi Peningkatan Pemanfaatan Fasilitas Kredit Perbankan Bagi