VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Unsur kredit usaha tani yang dibutuhkan dan diinginkan petani sampel di
daerah penelitian adalah suku bunga rata-rata 4,4 per musim tanam, jumlah kredit yang tidak terlalu banyak yaitu rata-rata 4,97 juta per petani per musim
tanam, dan jangka waktu kredit adalah jangka pendek musiman yaitu rata- rata 5,2 bulan dan pembayaran dilakukan satu kali setelah padi di panen.
2. Cara petani memenuhi kebutuhan biaya usaha tani di daerah penelitian selama
ini adalah dengan modal sendiri, meminjam kepada pedagang saprotan, meminjam kepada pemilik penggilingan padi, meminjam kepada keluarga atau
kerabat, dan meminjam uang kepada pelepas uang. 3.
Unsur kredit usaha tani yang tersedia melalui fasilitas kredit perbankan adalah tingkat suku bunga sebesar 12,24-13, jumlah kredit untuk KKP-E dan
KUR-mikro maksimal Rp. 5.000.000,- dan pada KUR-ritel minimal Rp. 5.000.000,- dan maksimal sebesar Rp. 500.000.000,-, dan jangka waktu yang
disediakan pada setiap kredit program adalah minimal 1 tahun. 4.
Perbedaan unsur kredit usaha tani yang dibutuhkan petani dengan unsur kredit yang tersedia melalui fasilitas kredit perbankan terdapat dalam hal tingkat
suku bunga yang dibutuhkan petani lebih rendah dari yang ditawarkan oleh bank, jangka waktu yang dibutuhkan petani hanya semusim sedangkan bank
menetapkan minimal 1 tahun, dan jumlah kredit yang dibutuhkan petani sudah mendekati jumlah yang disediakan oleh bank.
59
Universitas Sumatera Utara
5. Strategi peningkatan pemanfaatan fasilitas kredit perbankan bagi petani di
daerah penelitian adalah dengan manggunakan strategi turn-around atau strategi putar haluan yaitu memperkecil kelemahan dengan memanfaatkan
keuntungan dari peluang jangka panjang yang ada dengan melakukan: •
Petani Lebih mendekatkan diri pada bank. •
Petani menyesuaikan kebutuhan modal sesuai dengan program kredit di bank.
6.2. Saran
Saran Kepada Pemerintah
Sebaiknya pemerintah bekerja sama dengan PPL Petugas Penyuluh Lapangan dan pihak bank untuk lebih menyesuaikan unsur kredit program yang
dihadirkan untuk petani. Pemerintah hendaknya mengontrol harga sarana produksi untuk petani di daerah penelitian.
Saran Kepada Petani
Hendaknya petani lebih efisien dan efektif dalam memanfaatkan kredit program yang disediakan oleh bank BRI didaerah penelitian.
Saran Kepada Peneliti Selanjutnya
Perlu diadakan penelitian selanjutnya terhadap respon petani terhadap kredit program yang disediakan bank di daerah penelitian dan aktor-faktor apa
saja yang menyebabkan petani untuk tidak memanfaatkan kredit program di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. 2006. Laporan Perekonomian Indonesia 2006. Bank Indonesia. Jakarta.
Departemen Pertanian. 2004. Kinerja Sektor Pertanian Tahun 2000-2003. Departemen Pertanian. Jakarta.
Hendayana, R. 2007. Fenomena Lembaga Keuangan Mikro Dalam Perspektif Pembangunan Ekonomi Pedesaan. Balai besar pengkajian dan
pengembangan teknologi pertanian. Bogor. Hermanto. 1992. Keragaan Penyaluran Kredit Pertanian: Suatu Analisis Data
Makro.Dalam Perkembangan Perkreditan di Indonesia. Edisi Monograph Series No. 3. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Rajawali Pers. Jakarta. Mubiyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Lembaga Penelitian, Pendidikan
dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta. Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.
Notohadiprawiro, T. 2006. Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah. Repro:UGM.
Yogyakarta. Nurmanaf, R, E.L., Ashari, Friyatno, S. dan Budi W. 2006. Analisis Sistem
Pembiayaan Mikro dalam Mendukung Usaha Pertanian di Perdesaan. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Rangkuti, F. 2003. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Ruspandi, J. 2003. Analisis Kelayakan Usaha Tani Padi DenganPembiayaan Kredit Komersial pada Kantor Cabang PT Bank Rakyat Indonesia
Persero di Tangerang. IPB. Bogor. Situmorang dan dilham. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. USU Press. Medan.
Supriyatna, A. 2003. Aksesibilitas Petani Kecil pada Sumber Kredit Pertanian di
Tingkat Desa: Studi Kasus Petani Padi di Nusa Tenggara Barat. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Bogor.
Universitas Sumatera Utara
Suryana, A., S.Mardianto, and M.Ikhsan. 2001.Dinamika Kebijakan Perberasan Nasional:Sebuah Pengantar. Dalam A.Suryana dan S.Mardianto. eds.
Bunga Rampai Ekonomi Beras. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat. Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia LPEM-FEUI.
Jakarta.
Syukur, M., H. Mayrowani, Sunarsih, Y. Marisa, M. Fauzi Sutopo. 2000. PeningkatanPeranan Kredit dalam Menunjang Agribisnis di Perdesaan.
Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
Syukur, M., Sugiarto, Hendiarto dan B. Wiryono. 2003. Analisis Rekayasa Kelembagaan Pembiayaan Usaha Pertanian. Pusat Analisis Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Taryoto, A. H. 1992. Perkreditan Pertanian di Indonesia: Suatu Pengantar. Dalam Perkembangan Perkreditan di Indonesia. Edisi Monograph Series
No. 3. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Wahyudi, A dan Suci, W. 2000. Analisis Perkreditan Usaha Tani Tebu. Jurnal Sosial Ekonomi. Volume 1 nomor 1. Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
Strata No. Sampel
Luas Lahan Umur
Tingkat Pendidikan Pengalaman Bertani
Ha Tahun
Tahun Tahun
I 1
0.6 59
6 26
2 0.3
69 6
48 3
0.6 54
9 22
4 0.8
43 6
16 5
0.7 54
6 35
6 0.5
35 12
11 7
0.6 43
9 17
8 0.6
65 6
45 9
0.8 46
12 22
10 0.5
40 9
15 11
0.2 50
6 25
12 0.4
40 12
15 13
0.5 33
12 13
14 0.4
40 9
20 15
0.5 38
12 13
16 0.4
45 9
20 17
0.3 50
6 27
18 0.4
48 9
28 19
0.4 48
12 25
20 0.5
45 9
20 21
0.4 48
6 16
22 0.3
26 9
4
II 23
1 48
6 25
24 1.6
40 6
16 25
1 48
9 28
26 1
50 6
30 27
1.2 40
9 15
28 2
38 12
13 29
1 60
9 35
30 1
45 9
17
TOTAL 20.5
1388 258
662 RATA-RATA
0.68 46.2
8.6 22.1