Perbedaan-perbedaan ini lah yang menjadi salah satu alasan petani enggan untuk mengambil kredit ke bank dan tidak mau memanfaatkan fasilitas kredit
yang berbentuk kredit program yang disediakan oleh bank.
5.5. Strategi Peningkatan Pemanfaatan Fasilitas Kredit Perbankan Bagi
Petani Di Daerah Penelitian
Strategi peningkatan itu dapat dilakukan dengan analisis SWOT. Analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats mengidentifikasikan
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan suatu strategi usaha. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strengths dan
peluang opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weaknesses dan ancaman threats.
5.5.1. Kekuatan Petani dalam Peningkatan Pemanfaatan Fasilitas Kredit Perbankan
Adapun faktor-faktor yang menjadi kekuatan Petani dalam peningkatan pemanfaatan fasilitas kredit perbankan adalah sebagai berikut:
Mempunyai Usaha Tani yang Produktif
Usahatani yang layak dan produktif merupakan kekuatan penting yang ada pada petani karena salah satu syarat yang diajukan bank BRI kepada petani
adalah memiliki usaha yang layak dan produktif yaitu usaha yang mampu menghasilkan pendapatan bagi petani.
Universitas Sumatera Utara
Mempunyai Surat Tanah untuk Agunan
Petani mempunyai surat tanah untuk agunan walaupun surat tanah tersebut tidak dalam bentuk sertifikat. Tetapi dapat dijadikan agunan tambahan untuk
meminjam modal ke bank.
Perlu Modal yang Banyak
Petani padi sawah rata-rata bukan merupakan petani yang kaya. Jadi bagi petani untuk mengusahakan usahatani padi sawah ini perlu modal yang
banyak apalagi sekarang biaya sarana produksi dan biaya tenaga kerja tinggi.
Petani Sudah Menjadi Anggota Kelompok Tani yang Aktif
Petani sudah menjadi kelompok tani dan aktif di dalam kelompok tani. Kebutuhan petani mengenai sarana produksi dan yang lainnya telah terdaftar
di RDKK Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok. Dan kelompok tani telah terdaftar di Dinas Pertanian di daerah penelitian.
Telah Lama Menjalankan Usahatani
Rata-rata petani telah lama menjalankan usaha taninya. hal ini peting karena bank baru bisa memberikan kredit kepada petani apabila petani telah
menjalankan usahataninya lebih dari enam bulan.
5.5.2. Kelemahan Petani dalam Peningkatan Pemanfaatan Fasilitas Kredit Perbankan
Adapun faktor-faktor yang menjadi kelemahan petani dalam peningkatan pemanfaatan fasilitas kredit perbankan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Takut Berhubungan dengan Bank
Petani kebanyakan takut berhubungan dengan bank karena pernah melihat pengalaman buruk orang yang pernah berhubungan dengan bank misalnya
penyitaan barang agunan karena usaha bankrut. Sehingga sampai sekarang bank merupakan hal yang menakutkan bagi petani.
Takut Tidak Bisa Membayar Cicilan
Karena pendapatan petani yang tidak menentu dan tidak pendapatan per bulan, petani merasa takut tidak bisa membayar cicilan apabila petani meminjam
modal ke bank yang pembayaran kreditnya merupakan pembayaran per bulan.
Lebih Senang Pinjam Modal ke Agen
Petani lebih senang meminjam modal ke agen karena agen lebih fleksibel kepada petani walaupun bunga yang ditawarkan lebih tinggi.
Tidak Punya Akses ke Bank
Petani tidak mempunyai akses ke bank maksudnya petani tidak mempunyai tabungan sehingga tidak mempunyai rekening di bank. Sedangkan pencairan
dana dari bank dilakukan melalui rekening tabungan petani di bank tersebut.
Kurang Informasi Tentang Bank
Petani kurang mendapatkan informasi tentang bank misalnya mengenai kredit program yang terdapat di bank BRI. Sehingga petani tidak tahu bahwa ada
program kredit yang dapat membantu petani mengatasi keterbatasan modalnya.
Universitas Sumatera Utara
5.5.3. Peluang Petani dalam Peningkatan Pemanfaatan Fasilitas Kredit Perbankan
Adapun faktor-faktor yang menjadi peluang petani dalam meningkatkan pemanfaatan fasilitas kredit perbankan adalah sebagai berikut:
Ada Bank di Daerah Penelitian
Di daerah penelitian ada bank yaitu bank BRI Cabang Lubuk Pakam. Dengan adanya bank di dekat daerah penelitian maka peluang petani ada untuk
mendapatkan fasilitas kredit dari bank tersebut.
Ada Kredit Program dari Bank
Bank BRI merupakan bank yang menjadi pelaksana kredit program yang dibuat oleh pemerintah. Kredit program tersebut antara lain KKP-E Kredit
Ketahanan Pangan Dan Energi, KUR-ritel Kredit Usaha Rakyat-ritel dan KUR-mikro Kredit Usaha Rakyat-mikro.
Ada Permintaan Akan Hasil Produksi
Sampai saat ini, permintaan akan hasil produksi yaitu beras masih ada karena beras merupakan makanan pokok, sehingga kebutuhan untuk tetap
berproduksi juga masih ada untuk memenuhi permintaan akan hasil produksi tersebut di daerah penelitian.
5.5.4. Ancaman Petani dalam Peningkatan Pemanfaatan Fasilitas Kredit Perbankan
adapun faktor-faktor yang menjadi ancaman petani dalam meningkatkan pemanfaatan fasilitas kredit perbankan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gagal Panen
Gagal panen akan menyebabkan petani tidak dapat meminjam kepada bank karena nantinya tidak akan dapat membayar kreditnya dan semakin banyak
biaya yang akan dikeluarkan karena pendapatan yang diperoleh sangat sedikit.
Peraturan Perbankan
Peraturan perbankan yang tidak dapat dikendalikan ini dapat menjadi ancaman bagi petani misalnya persyaratan yang rumit dapat membuat petani menjadi
malas untuk berhubungan dengan bank untuk memanfaatkan fasilitas kredit yang ada. Persyaratan yang rumit misalnya harus mengurus surat keterangan
kepada kepala desa manpun lembaga lain yang berkaitan dengan pengurusan surat tersebut.
Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi di daerah penelitian yang tidak dapat diprediksikan misalnya tingkat suku bunga yang meningkat, kondisi perekonomian di daerah
penelitian yang kurang bagus seperti naiknya harga-harga sarana produksi maupun harga beras menjadi sangat murah. Hal ini bisa saja terjadi karena
kondisi ekonomi merupakan hal yang sulit untuk diprediksi.
5.5.5. Strategi Peningkatan Pemanfaatan Fasilitas Kredit Perbankan Oleh Petani
Strategi adalah perencanaan, arah dan pengelolaan untuk mencapai suatu tujuan. Strategi merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang
mengkaitkan keunggulan strategi dengan tantangan lingkungan. Strategi
Universitas Sumatera Utara
dirancang untuk mengetahui apakah tujuan utama dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat.
Hasil identifikasi faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, rating dan pembobotan dipindahkan ke tabel matrik IFAS untuk diberi
skoring: rating x bobot. Skor faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan masing-masing dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan.
Sedangkan hasil identifikasi faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman, rating dan pembobotan dipindahkan ke Tabel matrik EFAS untuk diberi
skoring: rating x bobot. Skor faktor-faktor ekaternal yang merupakan peluang dan ancaman masing-masing dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan.
Dibawah ini dapat dilihat tabel matrik faktor strategi internal dan eksternal sebagai berikut.
Tabel 15. Matrik Faktor Strategi Internal IFAS Dalam Pemanfaatan Fasilitas Kredit Perbankan
Faktor Kunci Internal Rating
Bobot Skoring
Rating x Bobot Kekuatan Strength:
1. Mempunyai usahatani yang produtif
4 15
60 2.
Mempunyai surat tanah untuk agunan 3
11 33
3. Perlu modal yang banyak
3 10
30 4.
Petani sudah menjadi anggota kelompok tani
2 8
16 5.
Telah lama menjalankan usahatani 3
6 18
Kelemahan Weaknesses:
1. Takut berhubungan dengan bank
-4 14
-56 2.
Takut tidak bisa membayar cicilan -4
12 -48
3. Lebih senang pinjam modal ke agen
-2 5
-10 4.
Tidak punya akses ke bank -2
9 -18
5. Kurang informasi tentang bank
-3 10
-30
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 15 diatas, dapat dilihat bahwa faktor kunci dalam kekuatan yaitu mempunyai usahatani yang produktif, mempunyai rating 4 yang
artinya sangat penting didalam kekuatan dalam peningkatan pemanfaatan fasilitas kredit perbankan oleh petani di daerah penelitian. Mempunyai surat tanah untuk
agunan, perlu modal yang banyak, dan telah lama menjalankan usahatani mempunyai rating 3 yang artinya penting di dalam kekuatan dalam peningkatan
pemanfaatan fasilitas kredit perbankan. Dan petani sudah menjadi anggota kelompok tani mempunyai rating 2 yang artinya penting di dalam kekuatan dalam
peningkatan fasilitas kredit perbankan oleh petani didaerah penelitian. Pada faktor kunci dalam kelemahan, yaitu takut berhubungan dengan bank
dan takut tidak dapat membayar cicilan mempunyai rating -4 yang artinya sangat penting didalam peningkatan pemanfaatan fasilitas kredit perbankan oleh petani di
daerah penelitian. Kurang informasi tentang bank mempunyai rating -3 yang artinya penting didalam kelemahan dalam peningkatan pemanfaatan fasilitas
kredit perbankan oleh petani di daerah penelitian. Serta lebih senang pinjam modal ke agen dan tidak punya akses ke bank mempunyai rating -2 yang artinya
agak penting didalam kelemahan dalam peningkatan pemanfaatan fasilitas kredit perbankan oleh petani di daerah penelitian.
Tabel 16. Matrik Faktor Strategi Eksternal EFAS Dalam Peningkatan Pemanfaatan Fasilitas Kredit Perbankan
Faktor Kunci Eksternal Rating
Bobot Skoring
Rating x Bobot Peluang Opportunities:
1. Ada bank di daerah penelitian
3 17
51 2.
Ada kredit program dari bank 4
20 80
3. Punya kelompok tani yang aktif
2 13
26
Ancaman Threats:
1. Gagal Panen
-4 22
-88 2.
Persyaratan dari bank yang rumit -2
12 -24
3. Bank jauh dari domisili petani
-2 16
-32
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 16 diatas, dapat dilihat bahwa faktor kunci eksternal dalam peluang yaitu, ada kredit program dari bank mempunyai rating 4 yang
artinya sangat penting didalam peluang dalam peningkatan pemanfaatan fasilitas kredit perbankan oleh petani di daerah penelitian. Ada bank di daerah penelitian
mempunyai rating 3 yang artinya penting didalam peluang dalam peningkatan pemanfaatan fasilitas kredit perbankan oleh petani di daerah penelitian. Serta
punya kelompok tani yang aktif mempunyai rating 2 yang artinya agak penting didalam peluang dalam peningkatan pemanfaatan fasilitas kredit perbankan oleh
petani di daerah penelitian. Pada faktor kunci ancaman yaitu, gagal panen mempunyai rating -4 yang
artinya sangat penting didalam ancaman dalam peningkatan pemanfaatan fasilitas kredit perbankan oleh petani di daerah penelitian. Serta persyaratan dari bank
yang rumit dan bank jauh dari domisili petani mempunyai rating -2 yang artinya agak penting didalam ancaman dalam peningkatan pemanfaatan fasilitas kredit
perbankan oleh petani di daerah penelitian.
Tabel 17. Gabungan Matrik Faktor Strategi Internal-Eksternal Peningkatan Pemanfaatan Fasilitas Kredit Perbankan
Faktor dan Elemen Internal- Eksternal
Rating Bobot
Skoring Rating x Bobot
Kekuatan Strength:
1. Mempunyai usahatani yang produtif
4 15
60 2.
Mempunyai surat tanah untuk agunan 3
11 33
3. Perlu modal yang banyak
3 10
30 4.
Petani sudah menjadi anggota kelompok tani
2 8
16 5.
Telah lama menjalankan usahatani 3
6 18
Total Skor Kekuatan: 50
157 Kelemahan Weaknesses:
1. Takut berhubungan dengan bank
-4 14
-56 2.
Takut tidak bisa membayar cicilan -4
12 -48
3. Lebih senang pinjam modal ke agen
-2 5
-10 4.
Tidak punya akses ke bank -2
9 -18
Universitas Sumatera Utara
5. Kurang informasi tentang bank
-3 10
-30
Total Skor Kelemahan: 50
-162 Total Kekuatan-Kelemahan
100 Selisih Kekuatan-kelemahan
-5 Peluang Opportunities:
1. Ada bank di daerah penelitian
3 17
51 2.
Ada kredit program dari bank 4
20 80
3. Punya kelompok tani yang aktif
2 13
26
Total Skor Peluang: 50
157 Ancaman Threats:
1. Gagal Panen
-4 22
-88 2.
Persyaratan dari bank yang rumit -2
12 -24
3. Bank jauh dari domisili petani
-2 16
-32
Total Skor Ancaman: 50
-144 Total Peluang-Ancaman
100 Selisih Peluang-Ancaman
13
Berdasarkan Tabel 17 diatas dapat dilihat selisih total skor kekuatan- kelemahan sebesar -5. hal ini berarti skor kelemahan lebih besar dari pada
kekuatan x0 . Data diatas juga menunjukkan bahwa faktor kelemahan lebih dominan dari kekuatan. Dimana petani harus bisa meminimalkan kelemahan yang
ada dari peningkatan pemanfaatan fasilitas kredit perbankan dan memaksimalkan kekuatan yang ada peningkatan pemanfaatan fasilitas kredit perbankan oleh petani
di daerah penelitian. Kemudian dari Tabel diatas, dapat dilihat juga selisih total skor peluang
dan ancaman sebesar 13. hal ini berarti skor peluang lebih besar daripada skor ancaman y0 . Dimana petani harus bisa memanfaatkan peluang yang ada
dengan menghindari ancaman yang terjadi dalam peningkatan pemanfaatan fasilitas kredit perbankan oleh petani di daerah penelitian.
Setelah dilakukan perhitungan bobot dari masing-masing faktor internal maupun eksternal, kemudian dianalisis dengan menggunakan matrik posisi, untuk
melihat dimana posisi peningkatan pemanfaatan fasilitas kredit perbankan oleh
Universitas Sumatera Utara
petani di daerah penelitian. Berdasarkan Tabel 17 diperoleh nilai x0 dan nilai y0.
Y+
Kuadran III Kuadran I
Strategi Turn-around Strategi agresif
13
X-
-5 X+
Kuadran IV Kuadran II
Strategi Defensif Strategi Diversifikasi
Y-
Gambar 3. Matriks Posisi SWOT
Dari hasil matriks internal-eksternal yang diperoleh dari nilai total skor pembobotan pada usaha peningkatan pemanfaatan fasilitas kredit perbankan oleh
petani di daerah penelitian adalah untuk faktor internal, bernilai -5 yang artinya nilai ini merupakan selisih antara kekuatan dan kelemahan dimana kelemahan
lebih besar dibandingkan dengan kekuatan. Untuk faktor eksternal, bernilai 13 yang artinya nilai ini merupakan selisih antara peluang dan ancaman dimana
ternyata nilai peluang lebih besar daripada ancaman yaitu sebesar 13. Setelah mengetahui hasil diatas maka perlu dilakukan analisis dengan
menyusun faktor-faktor strategis dengan matriks SWOT. Matriks ini menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis seperti digambarkan
pada diagram dibawah ini.
EKSTERNAL FAKTOR
I N
T E
R N
A L
F A
K T
O R
Universitas Sumatera Utara
IFAS EFAS
STRENGTHS S
Mempunyai usahatani yang produktif
Mempunyai surat
tanah untuk agunan
Perlu modal yang banyak
Petani sudah menjadi
anggota kelompok tani yang aktif
Telah lama
menjalankan usahatani
WEAKNESSES W
Takut berhubungan dengan bank
Takut tidak bisa
membayar cicilan
Lebih senang pinjam modal ke agen
Tidak punya akses
ke bank
Kurang informasi tentang bank
OPPORTUNITIES O
Ada kredit program dari bank
Ada bank di daerah
penelitian
Ada permintaan akan hasil produksi
Memanfaatkan
keberadaan bank dan kredit program yang
ada di bank untuk memenuhi modal
usahatani.
Meningkatkan
produksi usahatani menggunakan fasilitas
kredit dari bank yang ada.
Menjadikan
kelompok tani yang aktif sebagai akses ke
bank.
Petani lebih mendekatkan diri
pada bank.
Petani menyesuaikan kebutuhan modal
sesuai dengan program kredit di
bank.
TREATHS T
Gagal panen
Peraturan perbankan
Kondisi ekonomi
Menyesuaikan
peraturan perbankan dan kondisi ekonomi
untuk meningkatkan usahatani yang lebih
produktif.
Melalui kelompok
tani yang aktif dapat mengatasi peraturan
perbankan yang bisa berubah.
Mempelajari
peraturan perbankan untuk mendapatkan
kredit di bank dengan bunga,
jumlah dan jangka waktu yang sesuai
Universitas Sumatera Utara
Hasil ini menunjukkan bagaimana usaha tersebut mampu memperoleh strategi lebih detail dan mengetahui reaksi besar kecilnya usaha peningkatan
pemanfaatan fasilitas kredit perbankan, maka usaha peningkatan pemanfaatan fasilitas kredit perbankan ini berada pada daerah III STRATEGI TURN-
AROUND. Strategi turn-around yang dikenal juga sebagai strategi putar haluan yaitu keadaan petani menghadapi peluang yang sangat besar, tetapi di lain pihak,
ia mengahadapi berbagai kendalakelemahan internal yang ada didalam dirinya. Fokus strategi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal petani sehingga
dapat merebut peluang yang lebih baik dari pihak bank misalnya. Turn-around yang sukses adalah sebuah proses yang kompleks meliputi kombinasi dari faktor
lingkungan, sumber daya internal, strategi perusahaan yang relevan pada berbagai tahap penurunan kinerja, yang menghasilkan peningkatan kinerja petani.
Strategi turn-around ini lebih fokus kepada strategi WO Weaknesses- Opportunities, yaitu memperkecil kelemahan dengan memanfaatkan keuntungan
dari peluang jangka panjang yang ada. Dalam keadaan ini posisi petani dapat dipertahankan dengan membuat strategi-strategi sebagai berikut:
1. Petani lebih mendekatkan diri pada bank. Program yang dilakukan:
Petani membuat program agar bank mengadakan kunjungan perkenalan ke
desa untuk membuat masyarakat petani lebih kenal kepada bank.
Dilakukan penyuluhansosialisasi berkelanjutan dan terpadu dibantu oleh PPL Petugas Penyuluh Lapangan untuk pengembangan dan pemanfaatan
fasilitas yang ada di bank terutama kredit program. 2.
Petani menyesuaikan kebutuhan modal sesuai dengan program kredit di bank.. Program yang dilakukan:
Universitas Sumatera Utara
Negosiasi tingkat suku bunga pinjaman.
Mencocokkan karakteristik skim kredit yang diharapkan petani dengan
yang disediakan oleh bank.
Menjadikan kelompok tani yang aktif sebagai akses petani terhadap pelayanan bank atas fasilitas kredit perbankan yang disediakan oleh bank.
Peningkatan kompetensi sumberdaya manusia SDM. Program yang
dilakukan yaitu: Pendidikan dan pelatihan petani yang terlibat didalam usahatani yang diberikan pemerintah maupun instansi terkait untuk
masyarakat, sehingga pola berpikir petani menjadi lebih terbuka dan mau untuk lebih memajukan usahataninya dengan cara memanfaatkan fasilitas
kredit perbankan yang disediakan oleh bank melalui PPL atau bekerjasama dengan perbankan.
Universitas Sumatera Utara
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan