Lebih dari sekedar Philanthropy atau sumbangan perusahaan, Corporate Social Responsibility CSR adalah suatu komitmen bersama
dari seluruh stakeholders perusahaan untuk bersama-sama bertanggung jawab terhadap masalah-masalah sosial. Jadi, Corporate Social
Responsibility CSR bukan merupakan sumbangan dari salah satu atau lebih stakeholder perusahaan misalnya berupa penyisihan keuntungan
dari pemegang saham untuk kegiatan sosial, tetapi menjadi tanggungan seluruh stakeholders. Dalam melakukan Corporate Social Responsibility
CSR, tidak ada stakeholders yang lebih dirugikan. Setiap stakeholders berkomitmen dan bertanggung jawab atas pelaksanaan Corporate Social
Responsibility CSR ini. Jika dalam melakukan kegiatan philanthropy, setelah sejumlah
uang disumbangkan atau suatu kegiatan sosial dilakukan perusahaan tidak memiliki tanggung jawab lagi, maka alam melakukan Corporate Social
Responsibility CSR komitmen dan tanggung jawab perusahaan ini dibuktikan dengan adanya keterlibatan langsung dan kontinuitas perusahan
dalam setiap kegiatan Corporate Social Responsibility CSR yang dilakukannya. Justru keterlibatan langsung dan kontinuitas kegiatan ilmiah
yang menjadi ciri dari Corporate Social Responsibility CSR.
40
2. Corporate Social Responsibility CSR dan Ketaatan Perusahaan pada Hukum
40
Gunawan Widjaja, Yeremia Ardi Pratama,Op.cit., hal. 20-21.
Universitas Sumatera Utara
Corporate Social Responsibility CSR juga berbeda dengan sikap perusahaan untuk taat pada hukum atau aturan yang berlaku seperti
misalnya aturan tentang ketenagakerjaan, perlindungan HAM, pelestarian lingkungan hidup dan lain-lain. Taat pada hukum adalah hal yang sangat
penting bagi perusahaan. Tetapi, hanya sekedar memenuhi standar tenaga kerja, melindungi hak-hak asasi karyawan, mengikuti standar prosedur
pengelolaan lingkungan yang baik dan setumpuk peraturan lainnya bukan hal yang menjadi perhatian utama dari Corporate Social Responsibility
CSR. Corporate Social Responsibility CSR adalah komitmen bersama
dari semua stakehoders perusahaan yang dinyatakan baik dalam code of conduct, code of ethics, corporate policy maupun statement of principles
perusahaan serta diwujudkan dalam setiap tindakan yang diambil oleh perusahaan tersebut, dan harus ditaati oleh setiap stakeholders tersebut.
Jadi, dalam melaksanakan Corporate Social Responsibility CSR, sebenarnya perusahaan menaati aturan yang dibuat sendiri self-regilation
berdasarkan komitmen setiap stakeholders, berbeda dengan sekedar taat pada peraturan yang dibuat oleh pemerintah.
Corporate Social Responsibility CSR adalah strategi bisnis, dan oleh karena itu komitmen yang dinyatakan dalam code of conduct, code of
ethics, corporate policy dan statement of principles perusahaan ini diwujudkan dalam setiap tindakan yang dilakukan atau tidak dilakukan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, termasuk didalamnya komitmen untuk menaati setiap aturan pemerintah.
41
3. Corporate Social Responsibility CSR pada Perusahaan Multinasional Globalisasi ekonomi dunia telah memperluas pemahaman tentang
Corporate Social Responsibility CSR. Dengan semakin menipisnya batas-batas negara, banyak perusahaan-perusahaan dengan kekuatan modal
yang besar melakukan ekspansi usahanya keluar dari negara asalnya. Pada umumnya perusahaan multinasional melakukan ekspansi
usahanya dengan membangun pabrik-pabrik besar di negara-negara berkembang, dimana aturan-aturan hukum masih lemah, terutama dalam
masalah tenaga kerja dan standar pengelolaan lingkungan yang baru sehingga dapat menghemat biaya operasional perusahaan tersebut.
Bagi negara-negara berkembang yang menerima investasi langsung direct investment perusahaan-perusahaan besar tersebut, investasi akan
disambut dengan sangat baik karena selain akan akan mendatangkan pemasukan negara, investasi tersebut juga akan dapat membantu negara
berkembang tersebut mengatasi masalah pengangguran di negaranya. Masalahnya, upaya ekspansi perusahaan dengan maksud
menghemat biaya operasional ini tidak selamanya berjalan mulus. Masyarakat pada negara-negara maju dengan kesadaran akan tenggung
jawab perusahaan yang semakin baik menuntut bukti nyata bahwa
41
Ibid., hal. 21-22.
Universitas Sumatera Utara
perusahaan tersebut melaksanakan Corporate Social Responsibility CSR- nya.
Bagi perusahaan multinasional, Corporate Social Responsibility CSR menjadi semakin kompleks. Globalisasi telah memperluas
pengertian stakeholders jauh diluar pengertian stakeholders yang dikenal oleh perusahaan tersebut sewaktu masih menjadi perusahaan nasional
biasa. Di negara berkembang, fasilitas-fasilitas produksi, karyawan, keluarga dari karyawan tersebut dan komunitasnya menjelma menjadi
kelompok stakeholders yang baru. Dalam hal ini, kontrak sosial yang dibangun perusahaan tersebut di negara asalnya belum tentu berlaku dalam
lingkungan global yang lebih luas. Sebuah perusahaan multinasional diharapkan tidak hanya menjadi
sebuah legal entity, tetapi sebuah perusahaan multinasional diharapkan menjadi global corporate citizen, yang mempunyai hak maupun tanggung
jawab. Perusahaan multinasional diharapkan dapat menjadi motor penggerak bagi pelaksanaan Corporate Social Responsibility CSR di
seluruh dunia. Dengan demikian dapat dipahami mengapa dalam setiap bentuk kerjasama antara perusahaan multinasional dengan perusahaan
lokal atau perusahaan setempat, keterkaitan dan kepatuhan dengan company policy atau code of conduct menjadi dan merupakan salah satu
faktor utama. Dengan berpedoman pada daya ikat yang didasarkan pada perjanjian, Corporate Social Responsibility CSR yang tertuang dalam
Universitas Sumatera Utara
company policy atau code of conduct tersebut akan dilaksanakan di seluruh dunia.
42
Corporate citizenship adalah cara perusahaan bersikap atau memperhatikan perilaku ketika berhadapan dengan para pihak lain sebagai
salah satu cara untuk memperbaiki reputasi dan meningkatkan keunggulan kompetitif. Corporate citizenship juga menyangkut pada masalah
pembangunan sosial social development dan dilakukan pada konteks partnership dan tata kelola governance. Prinsip ini memperhatikan
pembangunan masyarakat, perlindungan dan pelestarian lingkungan untuk keberlanjutan lingkungan dan membantu memperbaiki kualitas hidup
manusia. Corporate citizenship ini dilakukan melalui manajemen internal yang lebih baik, membantu memberikan bantuan sumber daya untuk
pembangunan sosial dan kemitraan dengan masyarakat buka bisnis dan masyarakat luas.
43
Corporate citizen yang baik tidak hanya terlibat diskusi dengan kelompok stakeholders tetapi juga berusaha untuk menghargai dan
menaati hal-hal yang menjadi perhatian para stakeholders tersebut. Menaati hal-hal yang menjadi perhatian stakeholders tersebut kemudian
dapat dibuat dalam sebuah kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat. Konsep kewarganegaraan citizenship ini menghubungkan
antara aturan hukum dam standar kontrak sosial yang lebih luas karena
42
Ibid., hal. 22-26.
43
Tony Djogo, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility, http:goodcsr.wordpress.comaboutartikel
. Diakses tanggal 19 Februari 2010.
Universitas Sumatera Utara
tanggung jawab warganegara perusahaan ini lebih dari sekedar kewajiban yang dimandatkan oleh hukum.
Global corporate citizenship menekankan bahwa bagi perusahan multinasional hak dan kewajiban perusahaan multinasional tersebut harus
disesuaikan dengan konteks global yang merupakan “masyarakat” bagi perusahaan tersebut. Konsep global corporate citizenship mengusulkan
bahwa perusahaan multinasional tidak hanya merupakan legal citizens pada setiap negara yang menjadi tempat usaha mereka, tidak hanya
bertanggung jawab pada masalah-masalah sosial masyarakat dan lainnya. Perusahaan multinasional pada kenyataannya adalah “global citizens”
yang status internasionalnya, keterlibatanya dan kemampuannya menghadapkan mereka pada tantangan-tantangan dan kesempatan-
kesempatan yang tidak ditemukan pada perusahaan dengan skala nasional biasa.
44
4. Teori Triple Botton Line