2.6 Landasan Teori
Menurut LIPI–UNESCOISDR 2006, kesiapsiagaan merupakan salah satu bagian dari proses manajemen bencana dan di dalam konsep pengelolaan bencana
yang berkembang saat ini, peningkatan kesiapsiagaan merupakan salah satu elemen penting dari kegiatan pengurangan resiko bencana yang bersifat pro-aktif, sebelum
terjadi bencana. Menurut LIPI–UNESCOISDR 2006, tentang kajian kesiapsiagaan dalam
mengantisipasi bencana menyebutkan kesiapsiagaan menggunakan parameter: 1. Pengetahuan merupakan pengetahuan dasar petugas mengenai bencana gempa
bumi, seperti kejadian alam, bencana gempa bumi, dan kerentanan fisik. 2. Kebijakan dan panduan yang berkaitan dengan kesiapsiagaan dalam
mengantisipasi bencana gempa seperti tersedianya draf, renstra, protap, tempat evakuasi, panduan pemenuhan kebutuhan dasar.
3. Rencana tanggap darurat merupakan tindakan yang telah dipersiapkan petugas menghadapi bencana gempa, seperti pembuatan peta, penampungan sementara,
nomor hotline informasi, posko, gladi pelatihansimulasi, analisis resiko, perencanaan kontinjensi.
4. Sistem peringatan bencana gempa merupakan usaha petugas dalam mencegah terjadinya bencana gempa bumi, seperti sistem informasi, sistem peringatan dini,
penyampaian informasi, pengembangan sistem peringatan dini, pelatihan dan simulasi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut LIPI–UNESCOISDR 2006, sumber daya manusia pendukung kesiapsiagaan petugas penanggulangan bencana dalam menghadapi bencana gempa
bumi sebagai berikut: 1. Personil sumber daya manusia
a. Kelompok tenaga ahli Tenaga ahli yang diperlukan adalah tenaga ahli yang memenuhi kualifikasi di
bidang sumberdaya gempa antara lain bidang geologi tenaga kesehatan dalam menangani masalah kesehatan yang terjadi akibat gempa luka-luka, pingsan,
trauma, dll. b. Kelompok tenaga lapangan
Dalam pelaksanaan pengendalian gempa dibutuhkan petugas lapangan dalam jumlah cukup utamanya untuk kegiatan pemantauan dan tindakan di
lapangan. 2. Sarana atau Peralatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sarana
lebih ditujukan untuk benda-benda yang bergerak seperti komputer dan mesin- mesin.
Saranaperalatan yang digunakan petugas dalam upaya penanggulangan bencana gempa terdiri dari:
a. Peralatan Siapkan tas ransel khusus kondisi darurat, isinya : lampu senter, air minum, kotak P3K, makanan tahan lama misalnya biscuit, uang
Universitas Sumatera Utara
secukupnya, lilin, korek api, buku tabungan, helm, tas darurat letakkan di tempat yang strategis.
b. Peralatan komunikasi radio komunikasi, telepon, faksimili c. Alat-alat berat dan transportasi bull dozer, excavator, truk
d. Perlengkapan kerja penunjang sekop, gergaji, cangkul, pompa air e. Perlengkapan untuk evakuasi tenda darurat, dan obat obatan
f. Bahan gempa karung plastik, bronjong kawat, bambu, dolken kayu 3. Dana
Dalam pengendalian gempa bumi diperlukan alokasi dana yang diupayakan selalu tersedia. Dana yang diperlukan tersebut harus dialokasikan sebagai dana
cadangan yang bersumber dari APBN, APBD atau sumber dana lainnya. Dana cadangan disediakan sesuai ketentuan yang berlaku.
Salah satu organisasi pemerintahan yang melibatkan keseluruhan komponen sumber daya organisasi dalam penanggulangan bencana adalah Badan
Penanggulangan Bencana Daerah BPBD, di mana komponen-komponen sumber daya manusia kesehatan adalah pengetahuan dan pelatihan mempengaruhi
kesiapsiagaan petugas penanggulangan bencana dalam menghadapi gempa di RSU Bunda Thamrin Medan Tahun 2013.
2.6 Kerangka Konsep