Berdasar pada uraian dari ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku siswa, perubahan seseorang yang terjadi karena
adanya ilmu baru yang diperoleh, dan perubahan yang didapat tersebut tidak berlangsung hanya sementara atau sesaat, dengan kata lain perubahan itu
bertujuan untuk mendapat hasil yang terbaik dari kegiatan belajar tersebut. Oleh karena itu satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya
dan akan berguna lagi di kehidupan dalam proses belajar seterusnya.
2.1.2 Jenis-jenis Belajar
Ada beberapa jenis-jenis belajar menurut para ahli dan berikut adalah penjelasan jenis-jenis dari Slameto 2010 ada sebelas diantaranya sebagai
berikut:
1. Belajar bagian, yaitu belajar dengan cara memecah seluruh materi pelajaran menjadi bagian-bagian yang satu sama lain berdiri sendiri.
2. Belajar dengan wawasan, yaitu belajar dengan menjadikan wawasan sebagai pokok utama dalam pembicaraan psikologi dan proses berfikir.
3. Belajar diskriminatif, yaitu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi atau stimulus dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah
laku. 4. Belajar keseluruhan, yaitu belajar dengan cara mempelajari keseluruhan
bahan pelajaran sampai pelajar menguasainya. 5. Belajar insidental, yaitu belajar tanpa instruksi atau petunjuk yang diberikan
pada individu mengenai materi belajar yang akan diujikan kelak. 6. Belajar instrumental, yaitu belajar dengan pembentukan tingkah laku.
7. Belajar intensional, yaitu belajar dalam arah tujuan. 8. Belajar laten, yaitu belajar dimana perubahan tingkah laku yang terlihat tidak
terjadi secara segera. 9. Belajar mental, yaitu belajar dari observasi tingkah laku orang lain.
10. Belajar produktif, yaitu belajar dengan transfer maksimum. 11. Belajar verbal, yaitu belajar mengenai materi verbal melalui latihan dan
ingatan. Berdasarkan pengertian dari ahli di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat
berbagai jenis-jenis belajar, jadi belajar tidak hanya didapat dari guru, melainkan dari keluarga, masyarakat dan sarana penunjang belajar lainnya. Pada dasarnya
belajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas, akan tetapi bisa dilakukan atau diperoleh dari mana saja dan kapan saja, serta juga tidak hanya materi yang
diperoleh namun tingkah laku juga termasuk hasil belajar.
2.1.3 Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip belajar dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara invidual. Berikut prinsip-prinsip belajar menurut
Slameto 2010:27-28:
1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional;
b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional;
c. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif;
d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. 2. Sesuai hakikat belajar
a. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya;
b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery; c. Belajar adalah proses kontinguitas yaitu hubungan antara pengertian yang
satu dengan pengertian yang lain sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan.
3. Sesuai materi bahan yang harus dipelajari a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang
sederhana, sehingga
siswa mudah
menangkap pengertiannya;
b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan instruksional yang harus dicapainya.
4. Syarat keberhasilan belajar a. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar
dengan tenang; b. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian
keterampilan sikap itu mendalam pada siswa. Beberapa prinsip belajar lama yang berasal dari teori dan penelitian
tentang belajar masih relevan dengan beberapa prinsip lain yang dikembangkan oleh Gagne dalam Rifa’i dan Anni 2009:95. Beberapa prinsip yang dimaksud
yaitu: 1. Keterdekatan contiguity
Prinsip keterdekatan menyatakan bahwa situasi stimulus yang hendak direspon oleh pembelajar harus disampaikan sedekat mungkin waktunya
dengan respon yang diinginkan.
2. Pengulangan repetition Prinsip pengulangan menyatakan bahwa situasi stimulus dan responnya perlu
diulang-ulang, atau dipraktekkan, agar belajar dapat diperbaiki dan meningkatkan retensi belajar.
3. Penguatan reinforcement Prinsip penguatan menyatakan bahwa belajar sesuatu yang baru akan
diperkuat apabila hasil belajar yang lalu diikuti oleh perolehan hasil yang menyenangkan. Dengan kata lain pembelajar akan kuat motivasinya untuk
mempelajari sesuatu yang baru apabila hasil belajar yang telah dicapai memperoleh penguatan.
Menurut Gagne selain ketiga prinsip diatas yang dipandang sebagai kondisi eksternal, juga mengusulkan tiga prinsip lain yang menjadi kondisi
internal. Ketiga prinsip yang menjadi kondisi internal tersebut adalah 1 informasi faktual factual information, 2 kemahiran intelektual intellectual
skill, dan 3 strategi strategy.Informasi verbal dapat diperoleh melalui tiga cara, yaitu 1 dikomunikasikan kepada pembelajar, 2 dipelajari oleh pembelajar
sebelum memulai belajar baru, dan 3 dilacak dari memori. Kemahiran intelektual, pembelajar harus memiliki berbagai cara dalam mengerjakan sesuatu,
terutama yang berkaitan dengan simbol-simbol bahasa dan lainnya, untuk mempelajari hal-hal baru. Strategi, pembelajar harus mampu menggunakan
strategi untuk menghadirkan stimulus yang kompleks, memilih dan membuat kode bagian-bagian stimulus, memecahkan masalah, dan melacak kembali
informasi yang dipelajari.
Jadi, berdasarkan uraian yang dijelaskan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar dapat terjadi apabila di dalamnya terdapat
prinsip-prinsip belajar, dan dapat dikatakan prinsip belajar terkandung dalam proses belajar. Jika prinsip belajar dapat diterapkan dengan baik tentunya hasil
belajar akan baik.
2.1.4 Tujuan Belajar