l Motivasi
kerja .62
2 .
3 8
8 .2
9 5
.65 2
1. 53
4 Output SPSS 16.0 pada table 4.24 menunjukkan bahwa koefisien
determinasi parsial r² untuk variabel motivasi kerja sebesar 0,388. Nilai tersebut kemudian dikuadratkan dan dipersentasekan 15,05 0,388
²
x100. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa variabel motivasi kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja guru ekonomi SMA di kota Tegal sebesar 15,05.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, dapat diketahui bahwa kinerja guru rata-rata dalam kategori tinggi. Hasil analisis deskriptif juga menunjukkan bahwa
variabel kompetensi profesional guru rata-rata dalam kategori sangat tinggi dan variabel motivasi kerja memiliki rata-rata kategori tinggi. Sedangkan berdasarkan
hasil análisis regresi dengan program SPSS 16.0 menunjukkan bahwa 3 hipotesis yang diajukan diterima. Adapun pembahasannya adalah sebagai berikut :
4.2.1 Pengaruh Kompetensi Profesional Guru dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Guru ekonomi SMA di kota Tegal
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kinerja guru ekonomi SMA di kota Tegal secara umum termasuk dalam kategori tinggi sebesar 82,04,
dengan demikian dapat dinyatakan bahwa guru ekonomi SMA di kota Tegal telah memenuhi sepuluh kemampuan dasar guru menurut Sardiman. Artinya guru
ekonomi SMA di kota Tegal: 1 menguasai bahan pelajaran; 2 Mengelola program belajar mengajar; 3 Mengelola kelas dengan baik; 4 Menggunaan
media pembelajaran yang efektif; 5 Menguasai landasan-landasan pendidikan; 6 Mengelola interaksi belajar mengajar; 7 menilai prestasi siswa; 8 Mengenal
fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah; 9 Mengenal dan penyelenggaraan administrasi sekolah; 10 Memahami prinsip-prinsip dan
pemanfaatan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. Hasil analisis deskriptif kinerja guru perindikator menunjukkan bahwa
persentase rata-rata paling tinggi dari indikator kinerja guru adalah persentase rata-rata paling tinggi dari indikator kinerja guru adalah pemahaman prinsip-
prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan yaitu sebesar 90,32, berada pada kategori sangat tinggi artinya guru ekonomi SMA di kota Tegal mampu
memahami prinsip-prinsip dan memanfaatkan hasil penelitian pendidikan untuk pengajaran. Persentase rata-rata paling rendah dari indikator kinerja guru adalah
penguasaan bahan yaitu sebesar 68,28, berada pada kategori tinggi artinya guru ekonomi SMA di kota Tegal dalam penguasaan bahan pembelajaran kurang
maksimal. Hasil uji hipotesis diperoleh bahwa
diterima,
yaitu ada pengaruh kompetensi profesional guru dan motivasi kerja terhadap kinerja guru ekonomi
SMA di kota Tegal. Variabel kompetensi profesional guru dan motivasi kerja koefisien determinasi
terhadap kinerja guru ekonomi SMA di kota Tegal sebesar 50,90. Hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa semakin tinggi
kompetensi profesional guru dan motivasi kerja, maka kinerja guru akan semakin baik pula. Pengaruh kompetensi profesional guru dan motivasi kerja yang dimiliki
guru mempunyai kontribusi sebesar 50,90 terhadap pembentukan kinerja guru ekonomi SMA di kota Tegal.
Kinerja guru merupakan fungsi interaksi antara kemampuan kompetensi, motivasi,
dan kesempatan
Robbins,2001:173. Hasil
analisis regresi
menunjukkan kompetensi profesional guru dan motivasi kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kinerja guru, karena kompetensi profesional
guru merupakan kemampuan penguasaan materi pengajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik dengan memenuhi
standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Sedangkan motivasi kerja memberikan dorongan pada guru untuk melakukan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan seoptimal mungkin. Motivasi kerja guru menentukan kinerja guru yang bersangkutan. Hal ini senada dengan
pendapat As’ad 2004:45 yang menyatakan bahwa kuat lemahnya motivasi kerja seseorang ikut menentukan besar kecilnya prestasinya. Jadi dapat dikatakan
bahwa semakin tinggi motivasi kerja guru maka kinerja yang dihasilkan guru akan tinggi, begitu sebaliknya, apabila motivasi kerja yang dimiliki guru rendah, maka
kinerja yang dihasilkan oleh guru juga rendah.
4.2.2 Pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap Kinerja Guru