pernapasan. Kekurangan yang dihadapi saat pembelajaran adalah siswa belum memahami apabila media bagan elektrik pada mekanisme pernapasan berjalan dengan cepat dan perbaikan
setelah pembelajaran siswa dapat membuat media bagan elektrik dan kartu make a match. Berdasarkan wawancara terhadap guru dapat dinyatakan bahwa guru memberikan
tanggapan positif terhadap penerapan media bagan elektrik dalam metode make a match sebagai media dan metode belajar pada materi sistem pernapasan pada manusia.
B. Pembahasan
Bedasarkan angket tanggapan siswa penggunaan media bagan elektrik dalam pembelajaran dapat meningkatkan memotivasi siswa dalam belajar, yaitu ditunjukan dengan
sikap antusias siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Hal ini didukung oleh pendapat siswa pada angket tanggapan lampiran 20 siswa yang menyatakan bahwa mereka tertarik
mengikuti pembelajaran dengan adanya media bagan elektrik sistem pernapasan dan dikuatkan dengan metode make a match sehingga siswa mudah memahami materi yang telah diajarkan dan
hasil belajar siswa menjadi maksimal. Pada pembelajaran materi sistem pernapasan, aktivitas siswa dari kedua kelas dapat dikatakan sangat aktif karena ≥ 80 serta Penggunaan media
bagan elektrik ternyata juga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar dapat mencapai kriteria ketuntasan klasikal KKM. Maka pembelajaran dengan menggunakan
media bagan elektrik dalam metode make a match materi sistem pernapasan efektif diterapkan. Hal tersebut dapat dilihat lebih rinci pada uraian dibawah ini.
Dari analisis hasil belajar siswa lampiran 17 diketahui bahwa hasil belajar diperoleh dari nilai tugas, nilai make a match dan nilai evaluasi akhir. Bila siswa memperoleh nilai tugas,
nilai make a match dan nilai evaluasi yang baik maka siswa tersebut dapat mencapai kriteria ketuntasan klasikal KKM. Pembelajaran menggunakan media bagan elektrik dalam metode
make a match pada materi sistem pernapasan manusia dapat dijadikan sebagai variasi pembelajaran yang dapat mengurangi kejenuhan siswa sehingga siswa termotivasi dan lebih
tertarik untuk aktif dalam memahami materi yang dipelajari. Pemahaman siswa terhadap materi akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal ini sesuai dengan penelitian Rivai 2005 dan
Sudjana 2009 bahwa penggunaan media dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Hal ini diperkuat juga dengan hasil peneitian
Muhammad 2009 yang menyatakan bahwa siswa yang belajar menggunakan media chart
bagan memperoleh hasi beajar lebih tinggi daripada siswa yang belajar tanpa menggunakan media chart bagan. Penggunaan bagan elektrik sistem pernapasan mampu memaksimalkan
hasil belajar siswa disebabkan bagan elektrik sistem pernapasan mempunyai beberapa kelebihan, yaitu 1 memberikan variasi media dan metode dalam pembelajaran, 2 dapat
memvisualisasikan mekanisme pernapasan dan mempermudah siswa dalam memahami suatu konsep yang diajarkan, 3 Memberi motivasi siswa dalam proses pembelajaran, dan 4 membuat
siswa lebih aktif belajar. Hal ini didukung berdasarkan penelitian Priyoananto 2011 terdapat hubungan motivasi belajar dan penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar.
Arsyad 2009 mengungkapkan bahwa penggunaan media pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa serta membantu siswa
menemukan seberapa banyak apa yang telah mereka pelajari. Hal ini sesuai dengan penelitian penggunaan media bagan elektrik sistem pernapasan pada siswa SMP Negeri 4 Ungaran.
Sudjana dan Rivai 2009 menyatakan bahwa kedudukan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi
siswa dengan lingkungan belajarnya. Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
kualitas hasil belajar siswa. Pendapat yang lain menyatakan bahwa media yang baik adalah segala sesuatu yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas Sutjiono
2005. Prinsip –prinsip dalam memilih media pembelajaran, antara lain: jenis media yang dipilih
harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian media dengan subjek, media harus mendukung isi bahan pelajaran, dan ketepatan dalam menggunakan media pembelajaran dalam
kegiatan belajar mengajar Djamarah dan Aswan 2006. Bagan elektrik digunakan oleh siswa untuk mengetahui letak organ-organ pernapasan dan
dapat memvisualisasikan mekanisme proses pernapasan pada manusia. Melalui media tersebut siswa menjadi tertarik sehingga tidak merasa bosan dalam melakukan pembelajaran. Pada akhir
pembelajaran, siswa melakukan kegiatan make a match untuk menguatkan materi dengan cara mencari pasangan kartu soal dan jawaban yang berisi materi tentang organ pernapasan beserta
fungsinya. Guru mampu membangkitkan minat belajar siswa melalui metode make a match, siswa
yang aktif mencari pasangan dan mencocokkan kartu soal atau kartu jawaban yang dipegang dengan kartu jawaban atau kartu soal yang dipegang temannya. Siswa yang ikut terlibat aktif
dalam pembelajaran dapat memahami materi pelajaran sehingga mampu menemukan pasangan kartu dan dapat mengerjakan tugas dengan baik yang pada akhirnya siswa tersebut juga mampu
menjawab soal evaluasi dengan baik. Aktivitas siswa kelas 8C dan 8F tergolong sangat baik. Hal ini didukung dengan data
aktivitas siswa kelas 8C dan 8F lampiran 10 aktif mencari pasangan kartu soal dan jawaban yang telah dibagikan oleh guru kepada siswa. Pada saat menerima kartu dari guru, siswa tampak
bersemangat untuk mencari pasangan kartu. Siswa yang memperoleh kartu soal berpikir tentang jawabannya sedangkan yang memperoleh kartu jawaban berpikir tentang soalnya. Untuk
mendapatkan pasangan yang cocok. Aktivitas ini tampak membuat siswa bersemangat dan senang. Hal ini sejalan dengan penelitian Priantina 2009, bahwa kerjasama dalam suasana yang
menyenangkan, sesulit apapun materi pelajaran akan mudah dipahami. Siswa membangun pengetahuan sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar
mengajar. Dalam hal ini siswa diarahkan untuk melakukan penyelidikan sendiri, bekerja sendiri untuk menemukan pengetahuan mengenai materi yang dipelajari melalui kartu seperti ungkapan
Rouseau dalam Sardiman 2005 pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, penyelidikan sendiri, dan bekerja sendiri dan dengan fasilitas yang diciptakan sendiri baik secara
rohani maupun teknis. Hal ini menunjukkan siswa ikut terlibat aktif dalam pembelajaran. Kemudian pada akhir pembelajaran siswa juga ikut menarik kesimpulan dengan dibimbing guru.
Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas siswa adalah ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini didukung tanggapan siswa yang merasa senang sebanyak
≥ 90. Penggunaan media bagan elektrik dalam metode make a match yang telah dilakukan
mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Suasana kelas yang menyenangkan dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.
Pernyataan tersebut sejalan dengan Tarmizi 2008, penerapan metode make a match menyenangkan karena proses pembelajaran menarik dan sebagian besar siswa antusias mengikuti
pembelajaran. Pernyataan tersebut juga didukung oleh pendapat guru bahwa pembelajaran dengan menggunakan media bagan elekrtik dalam metode make a match menarik karena mampu
menjadikan siswa belajar sehingga suasana yang menyenangakan. Hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan manusia tidak terlepas dari
penggunaan media dan metode pembelajaran yang tepat. Menurut Tarmizi 2008 penggunaan metode yang tepat dapat berperan menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan, sehingga siswa termotivasi untuk aktif belajar. Suasana belajar yang menyenangkan sangat diperlukan karena otak tidak akan bekerja secara optimal bila perasaan
dalam keadaan tertekan, perasaaan senang biasanya akan muncul bila belajar diwujudkan dalam bentuk permainan Anonim 2002, dalam prasetyo 2001. Pada metode ini guru tidak lagi
berperan penting sebagai satu-satunya sumber belajar tetapi siswa yang berperan sebagai pusat pembelajaran atau dikenal dengan student centered learning Kristanti 2010.
Aktivitas siswa pada kedua kelas tergolong sangat baik, tetapi masih ada siswa yang aktivitasnya cukup aktif. Berdasarkan hasil tanggapan siswa sebesar 7 siswa merasa tidak
menyukai suasana kelas saat pembelajaran dengan menggunakan media bagan elekrik dalam metode make a match. Hal ini disebabkan siswa tersebut merasa bahwa pembelajaran dengan
menggunakan make a match membuat suasana kelas menjadi ramai dan mengganggu konsentrasi sehingga terdapat beberapa siswa yang kurang aktif mengikuti pembelajaran. Maka untuk
mengatasi hal ini, guru harus pintar untuk memilih media dan metode pembelajaran yang digunakan agar aktivitas suswa dalam pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar.
Pada pembelajaran materi sistem pernapasan, masih terdapat siswa yang belum mencapai KKM. Hal ini menunjukkan siswa tersebut kurang menguasai materi atau tidak belajar terlebih
dahulu sehingga siswa akan kesulitan mendapatmencari pasangan kartunya dalam waktu yang singkat, yang berarti poin yang diperoleh dalam metode make a match rendah. Nilai tugas dan
nilai evaluasi yang diperoleh rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus memerintahkan siswa untuk belajar terlebih dahulu dan mengadakan remidial bagi siswa yang belum mencapai
KKM. Hasil tanggapan siswa ditunjukkan bahwa siswa memberikan tanggapan positif terhadap
penggunaan media bagan elektrik dalam metode make a match. Para siswa mengakui bahwa penggunaan media bagan elektrik dalam metode make a match dapat mempermudah siswa dalam
mempelajari materi, karena media bagan elektrik membantu siswa memahami organ-organ pernapasan secara visual, yang faktanya tidak dapat diamati secara langsung. Siswa merasa
tertarik dan senang dengan penggunaan media ini. Selain itu siswa menjadi lebih termotivasi dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilakukan lebih menyenangkan. Siswa senang
dengan pembelajaran yang dilakukan menggunakan media bagan elektrik dan lebih termotivasi menyebabkan pemahaman siswa terhadap materi sistem pernapasan meningkat dan hasil belajar
siswa efektif. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa penggunaan media bagan elektrik dalam metode make a match efektif diterapkan pada materi sistem pernapasan.
Berdasarkan hasil angket tanggapan guru, dapat disimpulkan bahwa guru memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Tanggapan guru terhadap
penggunaan media bagan elektrik dalam make a match sebagai media belajar materi sistem pernapasan yaitu guru senang menggunakan media dan metode tersebut karena membantu
siswa memahami materi sehingga pembelajaran dapat lebih efektif. Guru juga menyatakan bahwa penerapan media bagan elektrik dalam make a match yang menarik dan mudah
digunakan sehingga perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan media bagan elektrik dalam metode make a match pada materi biologi yang lain.
32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media bagan elektrik dalam metode make a match efektif diterapkan pada
materi sistem pernapasan di SMP N 4 Ungaran. Hal ini ditunjukkan dengan ketuntasan hasil
belajar kelas VIII C 86,7 dan kelas VIII F 89,6 serta siswa yang aktif dan termotivasi dalam pembelajaran ≥ 80
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut.
1. Pengelolaan waktu dengan baik menjadi salah satu hal yang menentukan keberhasilan suatu pembelajaran.
2. Pembuatan Media bagan elektrik dan kartu make a match dapat dijadikan kreativitas siswa
dalam kegiatan pembelajaran. 3. Media bagan elektrik dalam metode make a match dapat dicoba digunakan pada materi
biologi yang lain.