Metode POE Predict-Observe-Explain Keefektifan Pembelajaran

3. Metode POE Predict-Observe-Explain

Predict-Observe-Explain pertama kali diperkenalkan oleh White dan Gunston pada tahun 1995 dalam bukunya Probing Understanding. Model pembelajaran yang digunakan guru untuk menggali pemahaman siswa dengan cara meminta siswa untuk melaksanakan tiga tugas utama, yaitu predict, observe, dan explain disebut model pembelajaran POE Indrawati Setiawan 2011. Model Pembelajaran POE Predict-Observe-Explain menurut Khantavy 2009 merupakan model pembelajaran yang meminta siswa untuk memprediksi apa yang akan terjadi terhadap suatu fenomena yang akan dipelajari, kemudian guru melakukan demonstrasi dan siswa mengamati apa yang dilakukan guru sambil mencocokkan dengan dugaan yang telah dibuat siswa dan terakhir siswa diminta untuk menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi. Adapun sintak-sintak pembelajaran POE menurut Suparno 2007 adalah sebagai berikut 1 Prediction Prediksi yaitu proses membuat dugaan sementara. Dalam proses ini siswa ditugaskan untuk membuat dugaan terhadap fenomena yang dibuat atau yang disampaikan oleh guru dalam suatu pembelajaran. Di sini sebaiknya siswa tidak dibatasi dalam membuat dugaan sementara, semakin banyak dugaan-dugaan yang dibuat oleh siswa maka guru semakin tahu tentang pemikiran siswa terhadap fenomena yang diajukan. 2 Observation pengamatan, dalam proses ini siswa diajak untuk melakukan pengamatan terhadap percobaan untuk menguji kebenaran dugaan siswa atas fenomena yang ditampilkan. 3 Explanation menjelaskan yaitu pemberian penjelasan terhadap dugaan yang dibuat siswa dengan hasil observasi siswa. Apabila hasil dugaan siswa sesuai dengan hasil observasi, maka siswa semakin yakin dengan konsepnya.

4. Keefektifan Pembelajaran

Keefektifan berasal dari kata efektif yang berarti ada efeknya pengaruhnya, akibatnya, hasilnya dan kesannya terhadap suatu tindakan atau usaha Depdiknas 2003. Dalam kamus bahasa Indonesia, keefektifan berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibatnya, bisa diartikan sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan juga bahwa keefektifan merupakan keterkaitan antara tujuan yang Ks.1.1 Pernapasan yang menggunakan gerakan otot antar tulang rusuk adalah…. Kj.1.1 Pernapasan dada dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai. Jadi pengertian tentang keefektifan adalah pengaruh yang ditimbulkandisebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari tingkat keberhasilan yang dicapai pada aktivitas siswa, motivasi belajar dan hasil belajar. Aktivitas siswa yang dimaksud adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Ada beberapa variabel yang dapat digunakan sebagai parameter keaktifan siswa sebagai berikut. a. Keikutsertaan mempersiapkan pelajaran. b. Kegemaran belajar. c. Keberanian menyampaikan gagasan dan minat. d. Sikap kritis dan rasa ingin tahu. e. Dapat mendiskusikan suatu hal dengan kawanya f. Kesanggupan bekerja sesuai denagan prosedur g. Pengembangan penalaran Menurut Roeseau dalam Sardiman 2005, pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis. Ini menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Aktivitas siswa ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor internal yang ikut menentukan keberhasilan belajar siswa. Motivasi tidak hanya penting untuk membuat siswa melakukan aktivitas belajar, melainkan juga menentukan berapa banyak siswa dapat belajar dari aktivitas yang mereka lakukan atau informasi yang mereka hadapi Rifa‟i, 2009. Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang Baharuddin, 2008. Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar Rifa‟i, 2009. Motivasi belajar menentukan tujuan belajar siswa. Motivasi belajar mendorong keinginan siswa untuk belajar sehingga motivasi belajar berkontribusi terhadap hasil belajar dan prestasi belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan salah satu perihal yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasi mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Ada beberapa faktor yang didukung oleh sejumlah teori psikologi dan penelitian terkait yang memiliki dampak terhadap motivasi belajar siswa Anni dkk, 2007, diantaranya: 1 Sikap Sikap merupakan kombinasi dari konsep, infrmasi, dan emosi yang dihasilkan dalam rangka untuk merespon orang, kelompok, gagasan, peristiwa atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap adalah produk dari kegiatan belajar yang diperoleh melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku peran guru-murid, orang tua- anak dan sebagainya. Sikap dapat diubah dan dimodifikasi. 2 Kebutuhan Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh individu sebagai suatu kekuatan internal yang memandu siswa untuk mencapai tujuan. Semakin kuat seseorang merasakan kebutuhan, semakin besar peluangnya untuk mengatasi perasaan yang menekan dalam memenuhi kebutuhannya. Apabila siswa membutuhkan atau menginginkan sesuatu untuk dipelajari, mereka cenderung sangat termotivasi. Dalam hal ini guru dapat menumbuhkan motivasi belajar berdasar pada kebutuhan yang dirasakan siswa. 3 Rangsangan Rangsangan merupakan perubahan dalam persepsi atau pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat aktif. Rangsangan secara langsung juga membantu memenuhi kebutuhan belajar siswa. Setiap siswa memiliki keinginan untuk mempelajari sesuatu dan bersikap positif terhadap mtaeri pembelajaran. namun bila mereka tidak menemukan proses pembelajaran yang merangsang, maka perhatiannya akan menurun. Pembelajaran yang tidak merangsang mengakibatkan siswa yang pada mulanya termotivasi untuk belajar pada akhirnya menjadi bosan untuk terlibat dalam pembelajaran. 4 Afeksi Konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional-kecemasan, kepedulian, dan kepemilikan dari individu atau kelompok waktu belajar. Siswa akan merasakan sesuatu saat belajar, dan emosi tersebut dapat memotivasi perilakunya kepada tujuan. Afeksi dapat menjadi motivator intrinsik. Integritas emosi dan berpikir siswa dapat mempengaruhi motivasi belajar dan menjadi kekuatan terpadu yang positif, sehingga menimbulkan kegiatan belajar efektif. 5 Kompetensi Teori kompetensi mengasumsikan bahwa siswa secara alamiah berusaha keras untuk berinteraksi dengan lingkungannya secara efektif. Siswa secara intrinsik termotiasi untuk menguasai lingkungan dan mengerjakan tugas-tugas secara berhasil agar menjadi puas. Kompetensi pada dasarnya memberikan peluang pada kepecayaan diri untuk berkmbang, dan memberikan dukungan emosional terhadap usaha tertentu dalam menguasai keterampilan dan pengetahuan baru. Yang pada akhirnya menjadi faktor pendukung dan motivasi belajar yang lebih luas. 6 Penguatan Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon. Para pakar psikologi menyatakan bahwa perilaku seseorang dapat dibentuk kurang lebih sama melalui penerapan penguatan positif atau negatif. Penggunaan peristiwa penguatan yang efektif, seperti penghargaan terhadap hasil karya siswa, pujian, penghargaan sosial dan perhatian, dinyatakan sebagai variabel yang penting dalam perancangan pembelajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa menurut Dimyati dan Mudjiono 2006 a. Cita- cita atau aspirasi yang ingin dicapai siswa b. Kemampuan belajar, maksudnya kuat lemahnya kemampuan siswa dalam menyerap materi pembelajaran. c. Kondisi siswa, yaitu kondisi fisik dan psikologis siswa d. Kondisi lingkungan yang mencakup lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar, misalnya keadaan siswa, gairah siswa dan situasi keluarga f. Upaya guru dalam membelajarkan termasuk didalamnya cara penyampaian, penguasaan materi dan metode pengajarannya. Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada yang dipelajari oleh siswa. Jika pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep Anni 2006. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa Darsono 2000, antara lain. a. Kesiapan belajar: faktor kesiapan belajar meliputi faktor fisik dan psikologis yang merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik dan psikologis siswa yang kurang mendukung seperti sakit, gelisah, cemas dapat mempengaruhi aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Guru dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan untuk membantu siswa siap mengikuti kegiatan belajar mengajar. b. Perhatian: perhatian adalah pemusatan tenaga psikis menuju suatu obyek. Belajar merupakan suatu aktivitas yang kompleks sehingga memerlukan perhatian dari siswa. Perhatian ini dapat diupayakan oleh guru dengan menciptakan kegiatan yang menarik perhatian siswa selama proses kegiatan belajar mengajar. c. Motivasi: motif adalah kekuatan dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut melakukan suatu kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan, sedangkan motivasi adalah motif yang menjadi aktif ketika seseorang melakukan aktivitas. Motif dapat berupa dari diri sendiri dan biasanya seseorang akan puas terhadap hasil pekerjaan yang sesuai dengan kemauan tersebut. Sedangkan motif ekstrinsik, merupakan motif yang timbul dalam diri seseorang karena pengaruh dari luar. Motif ekstrinsik inilah yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan sekolah dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. d. Keaktifan siswa: siswa telah memiliki kemampuan potensial baik fisik maupun psikologis yang dapat dikembangkan dengan memberikan layanan belajar yang mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Layanan tersebut misalnya dengan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang mengembangkan kemampuan mencari menemukan dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki siswa. e. Mengalami sendiri: mengalami sendiri adalah sebuah prinsip dimana siswa belajar dengan melakukan sendiri, dengan demikian pemahaman yang diperoleh siswa lebih dalam. Prinsip ini juga diartikan bahwa hendaknya siswa tidak hanya mengetahui secara teoritis tetapi juga secara praktis. Implikasi prinsip ini dalam KBM ialah dengan melaksanakan KBM yang memungkinkan siswa mengalami sendiri misalnya dengan pengamatan, eksperimen, inkuiri dan sebagainya, selain penjelasan teoritis dari guru. f. Pengulangan: pengulangan mengandung pengertian bahwa siswa mengulang-ulang kembali materi yang telah dipelajari sehingga materi tersebut makin mudah diingat. Pengulangan tersebut dapat dilakukan dengan membaca, mengingat, berfikir dan latihan. Guru dapat melaksanakan prinsip ini dengan memberi pekerjaan rumah yang menantang, membuat laporan suatu kegiatan, memberikan ulangan harian serta mambuat refleksi pada akhir KBM. g. Materi pelajaran yang menantang: materi pelajaran yang mempunyai sifat menantang dan problematik dapat menimbulan rasa keingintahuan siswa. Rasa keingintahuan siswa ini dapat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. h. Balikan dan penguatan: balikan adalah masukan yang sangat penting baik bagi siswa maupun guru. Dengan balikan siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam suatu hal. Balikan dapat dilakukan oleh guru dengan memberitahukan kemajuan belajar siswa. Penguatan adalah tindakan menyenangkan dari guru terhadap siswa yang telah berhasil melakukan suatu perbuatan belajar. Penguatan ini biasanya memotivasi siswa untuk melakukan kembali keberhasilan yang pernah dicapainya. i. Perbedaan individual: siswa mempunyai karakteristik yang berbeda, baik secara fisik maupun psikis. Perbedaan individual tersebut dapat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang. Oleh sebab itu guru diharapkan memperhatikan prinsip ini dalam merencanakan KBM agar dapat membantu siswa untuk mencapai keberhasilan belajar yang relatif merata bagi seluruh siswa. Tes hasil belajar mengukur suatu yang dipelajari dalam tujuan pembelajaran yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pengukuran hasil belajar dirancang sehingga mampu mengungkap hasil belajar seperti pengetahuan tentang fakta, pengertian mengenai prinsip, konsep, kemampuan mengaplikasikan konsep atau prinsip tersebut serta berbagai kemampuan berfikir lainnya Nuryani 2005. Hasil belajar dipengaruhi baberapa faktor yaitu Slameto 2003 : a. Faktor internal, adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, terdiri atas faktor fisiologis yang bersifat jasmaniah faktor kesehatan dan cacat tubuh, faktor psikologis faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan dan faktor kelelahan faktor kelelahan jasmani, dan faktor kelelahan rohani b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu yang sedang belajar, terdiri atas faktor keluarga cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan, faktor sekolah metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas normal, keadaan gedung, metode dan tugas rumah, faktor masyarakat krgiatan siswa dalam masyarakat, massa media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Tinggi rendahnya hasil belajar banyak dipengauhi oleh faktor eksternal, terutama metodestrategi mengajar yang dilakukan oleh guru. Metode dalam proses pembelajaran sangat berperan dalam menciptakan suasana pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik, sehingga siswa termotivasi untuk belajar aktif. Pernyataan tersebut sejalan dengan Tarmizi 2008 bahwa penggunaan metode yang tepat dapat berperan menciptakan suasana pembelajaranyang menarik sehingga siswa termotivasi untuk aktif belajar. Keterlibatan siswa secara aktif merupakan faktor tunggal yang terpentingselam proses pembelajaran, karena melalui aktivitas siswa maka hasil belajar lebih maksimal. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran menimbulkan interaksi yang optimal antara siswa atau antar siswa, sehingga ada keterlibatan mental dan pengajaran yang dilakukan menjadi menyenangkan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan sangat diperlukan karena otak tidak akan bekerja secara optimal bila perasaan dalam keadaan tertekan, perasaan senang biasanya muncul bila proses pembelajaran diwujudkan dalam bentuk permainan Prasetyo 2001.

5. Sistem Pernapasan