melakukan investasi, para investor yang memiliki modal yang rendah, akan memilih untuk berinvestasi pada perusahaan yang nilai pasar sahamnya lebih
rendah. Pada nilai pasar saham yang rendah, terdapat kemungkinan bahwa nilai pasar tersebut akan mengalami peningkatan, dan pada saat terjadi peningkatan
tersebut, pihak investor tertarik untuk menjual sahamnya untuk mendapatkan capital gain karena pihak investor tersebut berorientasi pada investasi jangka
pendek. Hasil dari Penelitian ini konsisten dengan penelitian Irawati dan Maya 2007 yang menemukan bukti bahwa nilai perusahaan tidak berpengaruh positif
terhadap perataan laba.
4.2.2 Pengaruh Kebijakan Deviden Terhadap Perataan Laba
Variabel kebijakan deviden yang diproksikan dengan DPR pada Tabel 4.10 menunjukan bahwa kebijakan deviden tidak berpengaruh signifikan terhadap
perataan laba. Arah koefisien regresi DPR menunjukan nilai negatif. Koefisien tersebut menunjukan bahwa semakin kecil DPR perusahaan maka semakin besar
terjadinya praktik perataan laba. Demikian juga sebaliknya, semakin besar DPR perusahaan maka semakin kecil terjadinya praktik perataan laba pada perusahaan
tersebut. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh kebijakan dividen yang diproksikan oleh Dividen Payout Ratio terhadap perataan laba yang tidak
signifikan mengindikasikan bahwa DPR tidak mampu menjelaskan mengenai perataan laba.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Budiasih 2007 yang menyatakan bahwa kebijakan dividen memiliki pengaruh positif terhadap perataan
laba. Perbedaan hasil penelitian tersebut dapat dikarenakan data DPR perusahaan
yang dijadikan sampel dalam penelitian ini hanya memiliki rata-rata yang rendah yaitu sebesar 39,23. Dari nilai DPR perusahaan yang dijadikan sebagai sampel
terdapat tiga perusahaan yang memiliki perbedaan DPR yang cukup signifikan yaitu terdapat dua perusahaan yang memiliki DPR lebih besar dibanding dengan
DPR perusahaan yang lain yaitu lebih dari seratus terdapat pada PT AKR Corporindo Tbk dan PT Delta Gjakarta Tbk dan perusahaan tersebut justru tidak
melakukan perataan laba. Sementrara itu terdapat satu perusahaan yang memiliki perbedaan rentang nilai DPR yang lebih kecil dibanding dengan DPR pada
perusahaan yang lain yaitu kurang dari satu yang terdapat pada PT Multi Bintang Indonesia Tbk dan perusahaan tersebut diindikasikan melakukan perataan laba.
Hal ini dapat menyebabkan hasil penelitian untuk variabel DPR memiliki koefisien yang negatif. Selain itu dari data sampel yang diteliti diperoleh hasil
ketepatan dalam memprediksi perusahaan yang melakukan perataan laba dengan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba sebesar 59,8, sehingga terdapat
peluang 41,2 kesalahan dalam memprediksi. Besarnya tingkat kesalahan dalam memprediksi dapat menyebabkan kurangnya ketepatan dalam menguji pengaruh
variabel independen dengan variabel dependennya sehingga hal ini dapat menjadikan hasil penelitian ini menjadi tidak berpengaruh. Teori yang
menyatakan bahwa perusahaan yang menerapkan kebijakan dividen yang tinggi akan memiliki kecenderungan untuk melakukan perataan laba karena perusahaan
yang menerapkan kebijakan dividen yang tinggi juga akan memiliki resiko yang tinggi apabila terjadi fluktuasi laba pada perusahaan tersebut, sehingga perusahaan
akan melakukan perataan laba untuk meminimalkan fluktuasi laba perusahaan
sehingga risiko perusahaan menjadi rendah dalam penelitian ini tidak dapat dibuktikan.
Hasil penelian ini menunjukan bahwa kebijakan dividen yang tinggi bukan merupakan faktor yang menjadikan manajemen cenderung melakukan perataan
laba. Perataan laba yang dilakukan oleh pihak manajemen tidak lepas dari adanya perbedaan kepentingan antara pihak manajemen dengan principal. Pihak principal
memiliki peranan dalam penentuan kebijakan dividen perusahaan. Besar kecilnya dividend payout ratio dapat dipengaruhi oleh keputusan Rapat Umum Pemengang
Saham yang dilakukan perusahaan dan keputusan untuk menghasilkan besar kecilnya dividend payout ratio perusahaan tersebut belum tentu dapat dideteksi
oleh pihak manajemen Kustono, 2007. Sehingga kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap perataan laba dapat dikarenakan bahwa Dividend payout
ratio dalam penentuannya melibatkan pihak pemegang saham perusahaan sehingga manajemen akan enggan untuk melakukan perataan laba. Hasil dari
penelitian ini konsisten dengan penelitian Kustono 2007, yang menemukan bukti bahwa DPR tidak berpengaruh negatif terhadap praktik perataan laba.
4.2.3 Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Perataan Laba