sehingga diperlukan pengujian lain yaitu dengan memasukan variable bebas sebanyak tiga variable. Nilai -2 Log Likelihood dengan memasukan variabel
bebas dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7 Uji -2 Log Likelihood Blok Number = 1
Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai -2 Log Likelihood sebesar 155.391. Berdasarkan perbandingan antara Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 dapat diketahui
bahwa terdapat penurunan nilai -2Log Likelihood antara model dengan konstanta saja dengan nilai -2Log Likelihood ketika model memasukan
variable bebas. Penurunan nilai -2Log likelihood tersebut sebesar 161,983 –
155,391 = 6,592. Adanya penurunan nilai -2Log Likelihood menunjukan bahwa model fit dengan data, dan penurunan nilai tersebut juga menunjukan
bahwa model layak untuk dipergunakan.
Iteration History
a,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients Constant
PBV DPR
ReputasiAuditor Step 1
1 155.649
.287 .078
-.011 -.084
2 155.396
.289 .103
-.012 -.096
3 155.391
.284 .107
-.012 -.099
4 155.391
.284 .107
-.012 -.099
Sumber: Data sekunder yang diolah
b. Menguji Koefisien Determinasi Cox Negelkerke Square
Menguji koefisien deteminasi sama seperti pengujian pada
persamaan regresi linier. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen nilai perusahaan,
kebijakan dividen dan reputasi auditor dalam menjelaskan variasi variabel dependen perataan laba.
Tabel 4.8 Uji Cox
and Snell’s R square Negelkerke R Square
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 155.391
a
.055 .073
Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai Negelkerke R Square
atau sebesar 0.073, hal ini menunjukan bahwa kemampuan ketiga variabel
independen dalam menjelaskan pengaruh variabel dependen perataan laba adalah sebesar 7,3. Selebihnya terdapat 92,7 factor lain yang menjelaskan
pengaruh perataan laba.
c. Uji Overall Classification Table
Analisis overall classification table dilakukan untuk melihat ketepatan dalam memprediksi tindakan di masa yang akan datang. Hasil analisis dari
classification table ini dapat dilihat pada table 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9 Uji Overall Classification Table
Dari Tabel 4.9 dapat diketahui sampel yang tidak melakukan perataan laba adalah sebanyak 56 perusahaan. Hasil prediksi model pada tabel tersebut
adalah 26 perusahaan yang tidak melakukan perataan laba dan 30 perusahaan yang melakukan perataan laba. Hal ini berarti terdapat 26 prediksi yang salah
sehingga presentase prediksi yang benar adalah sebesar 46,4. Sedangkan untuk perusahaan yang melakukan perataan laba dari 61
sampel hanya 17 perusahaan yang diprediksi tidak melakukan perataan laba sehingga sisanya 44 perusahaan diprediksi melakukan perataan laba. Hali ini
berarti terdapat 17 prediksi yang salah sehingga tingkat presentase kebenaran untuk perusahaan yang melakukan perataan laba sebesar 72,1. Overall
percentage menunjukan persentase sebesar 59,8 atau dapat dikatakan ketepatan prediksi secara keseluruhan untuk menunjukan perusahaan yang
Classification Table
a
Observed Predicted
PerataanLaba Percentage
Correct Tidak Melakukan
Perataan Laba Melakukan
Perataan Laba Step 1 PerataanLaba Tidak
Melakukan Perataan Laba
26 30
46.4 Melakukan
Perataan Laba 17
44 72.1
Overall Percentage 59.8
Sumber : Data sekunder yang diolah
melakukan perataan laba dan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba adalah sebesar 59.8.
3. Pengujian Signifikansi Koefisien Regresi
Dari pengujian yang telah dilakukan sebelumnya diperoleh hasil secara keseluruhan bahwa model fit dengan data. Untuk itu, pada tahap selanjutnya
dilakukan pengujian signifikansi koefisien regresi atau uji hipotesis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen yaitu
nilai perusahaan, kebjakan dividen dan reputasi auditor terhadap perataan laba. Untuk menentukan penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada tingkat
signifikansi α 5. Hasil analisis dari dari pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.10
sebagai berikut:
Tabel 4.10 Uji Signifikansi Koefisien Regresi
Variables in the Equation
B S.E.
Wald Df
Sig. ExpB
Step 1
a
PBV .107
.062 2.970
1 .085
1.113 DPR
-.012 .008
2.582 1
.108 .988
ReputasiAuditor -.099
.412 .058
1 .809
.905 Constant
.284 .416
.465 1
.495 1.328
Sumber : Data sekunder yang diolah
Pada Tabel 4.9 dapat terlihat bahwa nilai koefisien PBV sebesar 0,107, koefisien DPR sebesar -0.012 dan koefisien reputasi auditor sebesar -0,099. Dari
pengujian regresi logistik ini diperoleh persamaan regresi logistic sebagai berikut: = 0,284 + 0,107
– 0.012 – 0.099
Persamaan regresi tersebut menunjukan bahwa apabila PBV, DPR dan reputasi auditor bernilai konstan, maka probabilitas suatu perusahaan melakukan
perataan laba sebesar 1.328 .
Koefisien PBV sebesar 0,284, hal ini dapat diartikan bahwa jika terjadi peningkatan persentase PBV maka probabilitas perataan laba akan mengalami
kenaikan sebesar 0,284 kali. Jika DPR dan reputasi auditor dianggap konstan, maka setiap persentase kenaikan PBV akan menjadikan probabilitas perataan laba
mengalami kenaikan sebesar 1.113 .
Koefisien DPR sebesar -0,012, hal ini dapat diartikan bahwa jika terjadi peningkatan persentase DPR maka probabilitas perataan laba akan mengalami
penurunan sebesar 0,012 kali. Jika persentase variabel DPR mengalami peningkatan sementara variabel PBV dan reputasi auditor adalah konstan maka
probabilitas perusahaan yang melakukan perataan laba turun sebesar 0,988 e
-0,012
. Koefisien reputasi auditor sebesar -0,099, hal ini dapat diartikan bahwa
jika terjadi peningkatan reputasi auditor maka probabilitas perataan laba akan mengalami penurunan sebesar 0,099 kali. Jika variabel reputasi audit melakukan
peningkatan sebesar satu satuan unit sementara variabel PBV dan DPR adalah
konstan maka probabilitas perusahaan melakukan perataan laba turun sebesar 0,905 e
-0,099
. Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dibuat ringkasan untuk hasil pengujian
hipotesis penelitian seperti yang tampak pada Tabel 4.11 sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Keterangan
Sig. Hasil
H1 Nilai
Perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap perataan laba. 0,085 0,05
Ditolak
H2 Kebijakan
deviden berpengaruh
signifikan terhadap perataan laba. 0,108 0,05
Ditolak
H3 Reputasi
auditor berpengaruh
signifikan terhadap perataan laba. 0,809 0,05
Ditolak
Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan hasil dari Tabel 4.11, nilai perusahaan yang diproksikan
dengan PBV menunjukan tingkat signifikansi sebesar 0,085 atau lebih besar dari
α
= 5 atau 0,05. Dapat disimpulkan bahwa secara statistik nilai perusahaan tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Sehingga H1 yaitu nilai perusahaan
berpengruh signifikan terhadap perataan laba ditolak. Variabel kebijakan deviden yang diproksikan dengan DPR menunjukan
tingkat signifikansi sebesar 0,108 atau lebih besar dari
α
= 5 atau 0,05. Sehingga secara statistik kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap perataan
laba. Jadi H2 yaitu kebijakan deviden berpengaruh signifikan terhadap perataan laba ditolak.
Variabel reputasi auditor menunjukan tingkat signifikansi sebesar 0,809 atau lebih besar dari
α
= 5 atau 0,05. Dapat disimpulkan bahwa secara statistik reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Sehingga H3 yaitu
reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap perataan laba ditolak.
4.2 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis