15
2.1.2. Teori Mengenai Partisipasi Belajar
2.1.2.1. Experiental Learning Theory
Experiental learning dikembangkan oleh David Kolb pada 1980an. Kolb dalam Kolb 2008:6 mendefinisikan experiental learning sebagai proses dimana
pengetahuan didapatkan melalui kombinasi terjadinya dan transformasi pengalaman. Konsep experiental learning berkembang sebagai reaksi terhadap
cara belajar yang satu arah, dikontrol penuh oleh guru, dan penekanan pada kedisiplinan serta kepatuhan. Andresen, Boud dan Cohen dalam Foley 2001
experiental learning menekankan pada partisipasi aktif dari pembelajar, serta pengalaman yang kaya terkait pembelajaran.
Karakteristik experiental learning diantaranya yaitu ada keikutsertaan dari seluruh individu, baik intelektualitas, perasaan dan sosial serta adanya pengenalan
dan penggunaan aktif dari pengalaman hidup yang relevan. Ketika pembelajaran yang baru dikaitkan dengan pengalaman pribadi, maka makna pembelajaran
tersebut dapat terintegrasi dengan lebih efektif ke dalam nilai-nilai dan pengalaman pembelajar.
Dari karakteristik experiental learning diatas maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran sebaiknya dengan aktivitas siswa itu sendiri, karena
jika perimaan pelajaran dengan aktivitas siswa, maka maknanya tidak akan berlalu begitu saja. Untuk menumbuhkan aktivitas siswa diperlukan keterampilan guru
dalm mengelola pembelajaran. Keterampilan ini tidak diperoleh dengan begitu saja, tetapi melalui berbagai pembelajaran dan pengalaman mengajar. Maka
semakin guru berpengalaman dalam mengajar, semakin baik pula keterampilan
16
mengajarnya, sehingga dapat dengan baik menumbuhkan aktivitas siswa dalam belajar atau dengan kata lain, semakin guru berpengalaman, ia semakin terampil
mengajar maka semakin baik pula ia dalam memunculkan partisipasi aktif siswa.
2.1.2.2. Achievement Motivation Theory
Teori Achievement Motivation dikemukakan oleh David McClelland. Dikutip dari Moore, Dustin dan Craig 2010 dalam teorinya McClelland
mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan
atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia. Teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan prestasi achievement,
kebutuhan kekuasaan power, dan kebutuhan afiliasi. a. Kebutuhan akan prestasi
Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses.
Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan
orientasi tinggi antara lain bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan
mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah. Kebutuhan akan prestasi adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu
siswa akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam belajarnya.
17
b. Kebutuhan akan kekuasaan Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain
berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan ini pada teori Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.
McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi tertinggi.
c. Kebutuhan untuk berafiliasi atau bersahabat Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi
yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain.
Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi.
Karakteristik dan sikap motivasi prestasi menurut Mcclelland: a Pencapaian adalah lebih penting daripada materi.
b Mencapai tujuan atau tugas memberikan kepuasan pribadiyang lebih besar daripada menerima pujian atau pengakuan.
c Umpan balik sangat penting, karena merupakan ukuran suksesumpan balik yang diandalkan, kuantitatif dan faktual.
Berdasarkan teori achievement motivation dapat disimpulkan bahwa adanya motivasi berprestasi dalam diri siswa akan mendorong timbulnya kelakuan utuk
mencapai prestasi yang diharapkan. Oleh karena itu, siswa juga bisa menjadi aktif,
18
karena adanya motivasi dan di dorong oleh bermacam-macam kebutuhan. Maka untuk memunculkan partisipasi siswa dalam belajar dalam diri siswa perlu
ditumbuhkan terlebih dahulu motivasi untik berprestasi.
2.1.2.3. Teori Belajar Psikologi Behavioristik