Teori Belajar Psikologi Behavioristik Pandangan Ilmu Jiwa Modern

18 karena adanya motivasi dan di dorong oleh bermacam-macam kebutuhan. Maka untuk memunculkan partisipasi siswa dalam belajar dalam diri siswa perlu ditumbuhkan terlebih dahulu motivasi untik berprestasi.

2.1.2.3. Teori Belajar Psikologi Behavioristik

Teori belajar psikologi behavioristik dikemukakan oleh para psikolog behavioristik. Mereka ini sering disebut “contemporary behaviorists” atau jiga disebut “S-R psychologists”. Dikutip dari buku Dalyono 2012:30 psikolog behavioristik berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran reward atau penguatan reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reakti behavioral dengan stimulusnya. Guru-guru yang menganut pandangan ini berpendapat, bahwa tingkah laku murid-murid merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan mereka pada masa lalu dan masa sekarang, dan bahwa segenap tingkah laku merupakan hasil belajar. Psikologi aliran behavioristik mulai berkembang sejak lahirnya teori-teori tentang belajar yang dipelopori oleh Thorndike, Pavlov, Watson dan Guthrie. Mereka masing-masing telah mengadakan penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang berharga mengenai hal belajar. Tokoh ahli lain yang termasuk dalam aliran psikologi behavioristik adalah Skinner dengn teori operant conditionong. Skiner menganggap reward atau reinforcement sebagi faktor tertpenting dalam prose belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal dan mengontrol tingkah laku. Dalam pengajaran, operant conditioning menjamin respon-respon terhadap stimulus. Mekanisme hubungan 19 stimulus dan respon inilah akan memunculkan suatu aktivitas. Apabila murid tidak menunjukkan reaksi-reaksi terhadap stimulus, guru tidak mungkin dapat membimbing tingkah lakunya ke arah tujuan behavior. Guru berperan penting di dalam kelas untuk mengontrol dan mengarahkan kegiatan belajar ke arah tercapainya tujuan yang telah dirumuskan.

2.1.2.4. Pandangan Ilmu Jiwa Modern

Aliran ilmu jiwa yang modern dalam Sardiman 2011:99 menerjemahkan jiwa manusia sebagai sesuatu yang dinamis, memiliki potensi dan energi sendiri. Oleh karena itu,secara alami anak didik itu juga bisa menjadi aktif, karena adanya motivasi dan di dorong oleh bermacam-macam kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang. Oleh sebab itu, tugas pendidik adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Dalam hal ini, anaklah yang beraktivitas, berbuat dan aktif sendiri. Pendidik tugasnya memberikan bahan pelajaran, tetapi yang mengolah dan mencerna adalah para siswa sesuai dengan bakat, kemampuan dan latar belakang masing-masing. Menurut Sardiman 2011:99 belajar adalah berbuat dan sekaligus merupakan proses yang membuat anak didik harus aktif. Guru hanya memberikan acuan atau alat. Ini menunjukan bahwa yang aktif dan mendominasi aktivitas adalah siswa. Hal ini sesuai dengan hakikat anak didik sebagai manusia yang penuh dengan potensi yang bisa berkembang secara optimal apabila kondisi mendukungnya. Sehingga yang penting bagi guru adalah menyediakan kondisi yang kondusif itu. 20 Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar ke dua aktivitas itu harus selalu berkait. Piaget dalam Sardiman 2011:100 menerangkan bahwa seorang anak itu berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak tersebut tidak berpikir. Oleh karena itu, agar anak berpikir sendiri maka harus diberi kesemptan untuk berbuat sendiri. Berpikir pada taraf verbal baru akan timbul setelah anak itu berpikir pada taraf perbuatan.

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Belajar

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER DAN SIKAP GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI DALAM KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRODUKTIF AKUNTANSI SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1

0 4 135

Pengaruh Kecerdasan Emosional, Lingkungan Sekolah dan Cara Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas X Program Keahlian Keuangan SMK PGRI Batang Tahun Ajaran 2010 2011

2 9 223

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK TAMANSISWA SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009 / 2010.

0 1 10

PENGARUH CARA BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK YPE SAWUNGGALIH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 0 167

PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA DAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK 17 MAGELANG TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 0 181

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 BANTUL TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 233

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU, CARA BELAJAR, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 GODEAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 215

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU, CARA BELAJAR, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 GODEAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 2

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 181

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR AKUNTANSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 2 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014.

1 1 179