Analisis kebutuhan Identifikasi sistem

Tabel 5 Lambang variabel dalam powersim Lambang Penjelasan Variable yang mengakumulasi jumlah masukan dan keluaran dalam sistem. Menerima, menghitung, dan kemudian menyampaikan sejumalh informasi mengenai perubahan variable pada setiap step waktu. Variabel konstanta Variable yang menghubungkan antara aliran data yang masuk dan aliran data yang keluar. Analisis model dinamik pengelolaan Danau Limboto terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut.

a. Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan tahapan awal dalam pendekatan sistem. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan setiap stakeholders yang terkait sistem pengelolaan danau secara terpadu dan berkelanjutan. Hal ini penting untuk mengetahui peta atau gambaran dari kebutuhan masing-masing stakeholders, sehingga untuk memaksimalkan pencapaian tujuan bersama. Langkah awal dalam analisis kebutuhan adalah mendata stakeholders yang terkait dalam penyusunan desain kebijakan danau terpadu dan berkelanjutan. Setelah stakeholders teridentifikasi, kemudian dianalisis kebutuhan masing-masing melalui wawancara mendalam deep interview dengan stakeholders termasuk wawancara dengan para pakar yang memiliki pemahaman terhadap sistem yang ada. ? Level_1 ? Auxiliary_1 ? Constant_1 ? Rate_1

b. Identifikasi sistem

Sistem adalah gugus atau kumpulan dari komponen yang saling terkait dan terorganisasi dalam rangka mencapai suatu tujuan atau gugus tujuan tertentu Hartirisari, 2007. Pada tahap identifikasi sistem, mencoba memahami mekanisme yang terjadi dalam sistem. Hal ini dimaksudkan untuk mengenali hubungan antara ”pernyataan kebutuhan” dengan ”pernyataan masalah” yang harus diselesaikan dalam rangka memenuhi kebutuhan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah dengan menyusun diagram lingkar sebab-akibat causal loop diagram atau diagram input output black box diagram. Berdasarkan Gambar 11, diketahui bahwa dalam sistem pengelolaan danau berkelanjutan masukaninput yang mempengaruhi keberlanjutan pengelolaan adalah input lingkungan, input terkontrol, dan input tak terkontrol. Input lingkungan mencakup peraturan dan perundangan. Input terkontrol merupakan inputmasukan yang dapat dikendalikandikontrol pelaksanaan manajemennya dalam sistem, sedangkan input tidak terkontrol merupakan inputmasukan yang tidak dapat dikontrol. INPUT TAK TERKONTROL: Iklim Curah Hujan LINGKUNGAN EKSTERNAL: Regulasi Kebijakan Pengelolaan Danau Terpadu dan Berkelanjutan OUT PUT DIKEHENDAKI: Sedimentasi kecil Fungsi Danau lestari OUT PUT TIDAK DIKEHENDAKI: Sedimentasi tinggi Fungsi Danau rusak Feed back INPUT TERKONTROL: Jumlah Penduduk Pola Penggunaan Lahan Eceng Gondok Kebijakan-Kelembagaan Gambar 11 Diagram black box input-output model pengelolaan danau berkelanjutan Proses umpan balik terhadap input terkontrol dan tidak terkontrol akan diperoleh output yang dikehendaki dan tidak dikehendaki yang dapat digunakan untuk menilai kinerja sistem. Output yang dikehendaki adalah output dari hasil umpan balik input yang diharapkan muncul dalam sistem, sedangkan output yang tidak dikehendali merupakan output yang tidak dikehendaki terjadi. Outputkeluaran yang dikehendaki dari pelaksanaan sistem antara lain fungsi danau terpelihara atau danau lestari. Sementara itu outputkeluaran yang tidak dikehendaki antara lain degrdasi danau yang masif, sedimentasi dan luasan hilang serta fungsi danau tidak berlanjut. Hubungan antar variabel-variabel dalam sistem dapat digambarkan dalam bentuk diagram lingkar sebab-akibat causal loop diagram. Dari diagram sebab akibat causal loop diketahui bahwa dalam sistem, aspek-aspek sosial, ekonomi dan penggunaan lahan ternyata memiliki perananpengaruh terhadap optimalnya pengelolaan danau berkelanjutan di Gorontalo. Diagram lingkar sebab akibat causal loop sistem dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12 Diagram lingkar sebab-akibat causal loop sistem pengelolaan danau berkelanjutan Berdasarkan Gambar 12 diagram lingkar sebab-akibat causal loop, diketahui bahwa tekanan terhadap penggunaan melalui perubahan pola ruang antara kawasan budidaya dan kawasan lindunghutan. Sehingga mendorong meningkatkan erosi dan selanjutnya menimbulkan sedimentasi di danau. Ekosistem danau yang rusak secara langsung akan berdampak terhadap ekonomi perikanan danau termasuk aspek sosialnya. Oleh karena itu kebijakan yang tepat mencakup kebijakan-kelembagaan akan memberikan stimulir pada pengelolaan danau sehingga fungsinya berkelanjutan.

c. Simulasi Model