2.5.2 Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisis organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis, Marimin 2004.
Sedangkan Eriyatno 1998 menjelaskan bahwa pemikiran sistem selalu mencari keterpaduan antar bagian melalui pemahaman yang utuh, maka diperlukan suatu
kerangka fikir baru yang terkenal sebagai pendekatan sistem sistem approach. Dengan demikian pendekatan sistem merupakan cara penyelesaian persoalan yang
komprehensif dan berorientasi tujuan. Selanjutnya disampaikan bahwa pendekatan sistem dapat memberi landasan untuk pengertian yang lebih luas
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sistem dan memberikan dasar untuk memahami penyebab ganda dari suatu masalah dalam kerangka
sistem. Hartrisari 2007 menjelaskan pendekatan sistem merupakan pendekatan
yang tidak secara langsung mereduksi faktor yang berpengaruh tetapi lebih bersifat menyeluruh. Pendekatan yang bersifat holistik lebih memfokuskan
keterkaitan antara faktor. Sedangkan Eryatno 1999 menjelaskan bahwa untuk dapat bekerja secara sempurna suatu pendekatan sistem mempunyai delapan unsur
yang meliputi 1 metodelogi untuk perencanaan dan pengelolaan, 2 tim yang multidisipliner, 3 pengorganisasian, 4 disiplin untuk bidang yang kuantitatif,
5 teknik model matematik, 6 teknik simulasi, 7 teknik optimasi dan 8 aplikasi komputer. Sedangkan Manetch dan Park 1997 diacu Edwarsyah 2008
menjelaskan bahwa pendekatan sistem akan dapat berjalan dengan baik, jika terpenuhi kondisi-kondisi berikut ini.
1. Tujuan sistem didefinisikan dengan baik dapat dikenali jika tidak dapat dikuantifikasi;
2. Prosedur pembuatan keputusan sangat jelas atau tersentralisasi; 3. Dalam perencanaan jangka panjang memungkinkan untuk dilakukan.
Keunggulan pendekatan sistem antara lain: 1 pendekatan sistem diperlukan karena makin lama makin dirasakan interdependensinya dari berbagai
bagian dalam mencapai tujuan sistem, 2 sangat penting untuk menonjolkan tujuan yang hendak dicapai, dan tidak terikat pada prosedur koordinasi atau
pengawasan dan pengendalian itu sendiri, 3 dalam banyak hal pendekatan
manajemen tradisional seringkali mengarahkan pandangan pada cara-cara koordinasi dan kontrol yang tepat, seolah-olah inilah yang menjadi tujuan
manajemen, padahal tindakan-tindakan koordinasi dan kontrol ini hanyalah suatu cara untuk mencapai tujuan, dan harus disesuaikan dengan lingkungan yang
dihadapi, 4 konsep sistem terutama berguna sebagai cara berfikir dalam suatu kerangka analisis, yang dapat memberi pengertian yang lebih mendasar mengenai
perilaku dari suatu sistem dalam mencapai tujuannya Marimin 2007. Menurut Marimin 2007 sifat dasar dari suatu sistem terdiri atas tujuh,
yaitu: 1. Pencapaian tujuan, prinsip ini memberikan sifat bahwa sistem merupakan
sesuatu yang dinamis dalam mencapai tujuan; 2. Kesatuan usahan, prinsip ini menjelaskan bahwa hasil keselurahan dari sistem
melebihi bagian-bagiannya atau disebut konsep sinergi; 3. Keterbukaan terhadap lingkungan, prinsip ini menjelaskan bahwa lingkungan
merupakan sumber potensi dan hambatan. Oleh karena itu pencapaian tujuan suatu sistem relatif tidak mutlak. Sebaliknya dapat dilakukan dengan berbagai
cara sesuai dengan tantangan lingkungannya; 4. Transformasi, yaitu prinsip yang menjelaskan tentang proses perubahan input
menjadi out put. Menurut Hartrisari 2007 pendekatan sistem memiliki beberapa tahapan.
1. Analisis kebutuhan, bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dari msing-masing para pihak.
2. Formulasi permasalahan, mengkombinasikan dan mensinergiskan semua permasalahan yang merupakan kebutuhan para pihak dalam sistem.
3. Identifkasi sistem, yaitu memahami mekanisme yang terjadi dalam sistem mencakup faktor-faktor yang terkait di dalamnya. Identifikasi sistem dapat
dilakukan dengan diagram in put-out put atau diagram lingkar sebab akibat. 4. Simulasi pemodelan, yaitu tahap interaksi antara analisis sistem dengan
pembuatan keputusan yang menggunakan model dengan mempertimbangkan berbagai variabel yang dimasukkan.
5. Validasi dan verifikasi.
Pendekatan sistem menggunakan model untuk mempelajari perilaku sistem yang dikaji, yang digunakan sebagai dasar perbaikan sistem. Sementara
model adalah penyederhanaan sistem. Sistem merupakan sangat komplek, maka model dibuat untuk memudahkan memahami gambaran sistem. Tujuan
penyusunan model yaitu; 1 memahami proses yang terjadi dalam suatu sistem; 2 membuat prediksi dan 3 menunjang pengambilan keputusan Hartrisari
2007. Menurut Barlas 1996 validasi adalah aspek yang penting pada
pendekatan model dinamik. Walaupun validasi model hanya merupakan bagian dari tahapan pendekatan model dinamik, namun sangat menentukan keberlakuan
dari model tersebut. Selanjutnya disampaikan bahwa ada dua tipe validasi yaitu validasi struktur dan validasi out put kinerja. Validasi struktur terkait dengan
kesesuaian antara teori yang menjadi dasar sistem empiris yang dibangun dengan perilaku modelnya. Sedangkan validasi kinerja ialah membandingkan antara data
simulasi dengan data empiris. Mahmudi et al. 2001 menyatakan bahwa validasi kinerja bisa dilakukan dengan dua cara yaitu secara visual dan secara statistik.
Salah satu cara statistik untuk menguji kinerja model ialah dengan menghitung Absolutte Means Error AME. Jika nilai AME 10 maka validasi kinerjanya
rendah sehingga model harus diperbaiki. Sebaliknya jika AME 10 validasi kinerja modelnya baik, dan model bisa digunakan.
III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Danau Limboto Provinsi Gorontalo. Danau
Limboto secara administrasi berada di wilayah kota dan kabupaten Gorontalo.
Luas Danau Limboto sekitar 3000 hektar, berada ± 25 m di atas permukaan laut, dan terletak di pinggiran kota Gorontalo. Secara geografis, DAS Limboto terletak
pada 122° 42’ 0,24” – 123° 03’ 1,17” BT dan 0,0° 30’ 2,035” – 0,0° 47’ 0,49” LU. Gambaran ekosistem Danau Limboto dengan kawasannya sebagai lokasi
penelitian disajikan pada Gambar 5. Lokasi pengambilan data sosial mencakup dua lokasi yaitu di pesisir
danau meliputi Kecamatan Batudaa dan Kecamatan Kota Barat. Sedangkan bagian hulunya ialah Kecamatan Pulubala dan Tibawa. Waktu penelitian Agustus
2010, sampai Juli 2011.
Gambar 5 Peta lokasi penelitian