Berdasarkan peta penggunaan lahan tahun 2000, 2003, 2006, dan 2009 tersebut dilakukan analisis deskriptif dengan cara melakukan komparasi tentang
penggunaan lahan pada tahun tersebut. Analisis neraca penggunan lahan antara tahun 2000, 2003, 2006, dan 2009 dilakukan secara grafik batang.
3.5.2 Analisis Eksisting Kualitas Perairan Danau Limboto 1 Jenis Data
Data yang digunakan untuk menganalisis kondisi eksisting Danau Limboto terdiri dari data primer dan data sekunder. Data fisik danau mencakup kedalaman,
luas danau, sedimentasi danau, kualitas perairan danau, aktivitas sosial ekonomi di danau, dan kawasan bentang alam danau.
2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan ialah survey dan observasi di lokasi penelitian, stasiun pengambilan sampel Gambar 7. Pengambilan data
sekunder dilakukan pada beberapa instansi terkait. Teknik pengambilan sampel air untuk melihat kondisi eksisting perairan danau sebagai berikut.
Pengambilan sampel dilakukan di tiap stasiun pengamatan Stasiun I Out let Danau Limboto, Stasiun II daerah permukiman, Stasiun III bagian
KJA, Stasiun IV tengah danau, Stasiun V pinggiran lahan pertanian, Stasiun VI muara Sungai AloPohu, Stasiun VII muara Sungai Bionga;
Pengukuran kualitas air dilakukan secara langsung di lapangan dan di laboratorium mencakup parameter Suhu, pH, Total Fosfat, Nitrat, Total
Padatan Tersuspensi, BOD, COD dan DO; Teknik pengambilan sampel air dilakukan secara komposit antara bagian
dasar danau dan 30 cm dari bagian permukaan air;
3 Analisis Data
Analisis data yang digunakan ialah deskriptif kualitatif yaitu menguraikan kondisi yang ada secara analitik dan mensintesa secara integral. Nilai hasil
pengukuran kualitas air di lapangan dibandingkan dengan baku mutu PP No 28 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Gambar 7 Stasiun pengambilan sampel air Modifikasi Departemen PU, 2006
3.5.3 Analisis Keberlanjutan Pengelolaan Danau Limboto 1 Jenis dan Sumber Data
Data yang diperlukan adalah data primer berupa atribut-atribut yang terkait dengan lima dimensi keberlanjutan pembangunan yaitu: dimensi ekologi,
ekonomi, sosial, kelembagaan-kebijakan dan teknologi-infrastruktur. Data primer bersumber dari para responden pakar yang terpilih, serta hasil pengamatan
langsung di lokasi penelitian sedangkan data sekunder diperoleh dari beberapa sumber kepustakaan dan dokumen dari beberapa instansi yang terkait dengan
penelitian.
2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam analisis keberlanjutan dilakukan melalui wawancara dengan responden pakar. Penentuan responden pakar dilakukan
dengan sengaja menggunakan teknik bola salju snow ball.
3 Analisis Data
Analisis keberlanjutan pengelolaan Danau Limboto dilakukan dengan metode Multi Dimensional Scaling MDS. Analisis ini dilakukan melalui
beberapa tahapan, yaitu:
ST4 ST3
1. Penentuan atribut keberkelanjutan pengelolaan danau yang mencakup lima dimensi yaitu: dimensi ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan-kebijakan
dan teknologi-infrastruktur. 2. Penilaian setiap atribut dalam skala ordinal berdasarkan kriteria
keberlanjutan setiap dimensi. Masing-masing atribut dari setiap dimensi dilakukan penilaian berdasarkan scientific judgment oleh responden pakar
yang pilih berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan. Pengambilan sampel secara bola salju dengan mempertimbangkan aspek informasi
jenuh. Pemberian skor ordinal pada rentang 0-2, atau 0-3 atau sesuai dengan karakter atribut yang menggambarkan strata penilaian dari
terendah 0 sampai yang tertinggi 3. Skor 0 adalah buruk bad dan skor 3 adalah baik good. Penilaian atribut dilakukan dengan membandingkan
kondisi atribut dengan memberikan penilaian buruk 0, sedang 1, baik 2 atau sangat baik 3.
3. Menghitung indeks dan menganalisis status keberlanjutan. Hasil skor dari setiap atribut dianalisis dengan multi dimensional untuk menentukan suatu
titik yang mencerminkan posisi keberlanjutan pengelolaan Danau Limboto. Titik tersebut merupakan posisi relatif berkelanjutan yang
dikaji terhadap dua titik acuan yaitu titik baik good dan titik buruk bad. Skor definitifnya adalah nilai modus, yang dianalisis untuk menentukan
titik-titik yang mencerminkan posisi keberlanjutan sistem yang dikaji relatif terhadap titik baik dan buruk dengan teknik ordinasi statistik MDS.
Skor perkiraan setiap dimensi dinyatakan dengan skala terburuk bad 0 sampai yang terbaik good 100. Adapun nilai skor yang merupakan
nilai indeks keberlanjutan setiap dimensi dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Kategori status keberlanjutan pengelolaan Danau Limboto
Nilai Indeks Kategori
0.00-25.00 25.01-50.00
50.01-75.00 75.01-100.00
Buruk tidak berkelanjutan Kurang kurang berkelanjutan
Cukup cukup berkelanjutan Baik sangat berkelanjutan
Sumber: Fauzi dan Anna 2005
Berdasarrkan metode MDS, maka posisi titik keberlanjutan dapat divisualisasikan melalui sumbu horizontal dan sumbu vertikal. Dengan proses
rotasi, maka posisi titik dapat divisualisasikan pada sumbu horizontal dengan nilai indeks keberlanjutan diberi nilai skor 0 buruk hingga 100 baik. Ilustrasi
hasil ordinasi nilai indeks keberlanjutan terlihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Ilustrasi nilai indeks keberlanjutan dalam skala ordinasi Selain itu nilai indeks keberlanjutan setiap dimensi dapat divisualisasikan
secara bersama dalam bentuk diagram layang-layang kite diagram. Diagram layang-layang tersebut simetrisnya ditentukan oleh indeks masing-masing dimensi
ekologi, ekonomi, sosial, kebijakan, dan teknologi. Disamping itu nilai indeks dari masing-masing dimensi dapat dimunculkan pada diagram tersebut. Diagram
layang-layang keberlanjutan disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9 Ilustrasi indeks keberlanjutan setiap dimensi Analisis yang digunakan untuk melihat atribut yang paling sensitif
memberikan kontribusi terhadap indeks keberlanjutan yaitu analisis sensitif leverage analysis. Atribut sensitif tersebut dicerminkan oleh bentuk perubahan
Root Mean Square RMS ordinasi pada sumbu X. Semakin besar perubahan nilai RMS, maka semakin sensitif atribut tersebut. Analisis-analisis yang dilakukan
tersebut akan terdapat pengaruh galat yang dapat disebabkan oleh berbagai hal
20 40
60 80
100 Ekologi
Ekonomi
Sosial Kebijakan-
Kelembagaan Teknologi-
Infrastruktur
Buruk Baik
50 100
25 75
seperti kesalahan dalam pembuatan skor, kesalahan pemahaman terhadap atribut atau kondisi lokasi penelitian, variasi skor akibat perbedaan opini atau penilaian
oleh peneliti, proses analisis MDS yang berulang-ulang, kesalahan pemasukan data atau terdapat data yang hilang.
Analisis indeks secara keseluruhan dengan menentukan bobot masing- masing dimensi dengan teknik yang dikembangkan oleh Sugeng Budiharsono
tahun 2007. Validasi model MDS dengan cara membandingkan nilai indeks MDS setiap dimensi dengan indeks Monte carlonya. Jika perbedaan antara indeks MDS
dengan Monte Carlo 1, maka modelnya dianggap baik dan sebaliknya jika 1. Validasi juga bisa dilihat dari nilai stressnya, jika nilainya di bawah 0.25
menunjukkan hasil analisisnya baik Kavanagh dalam Budiharsono 2007. Elemen proses dalam analisis MDS disajikan pada Gambar 10.
Gambar 10 Elemen proses aplikasi Raplake pendekatan MDS Modifikasi dari Fauzi dan Anna 2005.
Mulai
Gambaran Umum Identifikasi dan Pendefinisan
Atribut didasarkan pada kriteria yang konsisten
Skoring mengkonstruksi reference point untuk good
dan bad serta anchor Multidimensional Scaling
Ordination untuk setiap atribut
Analisis Leverage Simulasi Montecarlo
Analisis Keberlanjutan Asses Sustainability
3.4.5 Merumuskan