5. Perbandingan Algoritma Genetik dengan Teknik Optimasi Konvensional
Perbedaan algoritma genetik dengan teknik optimasi konvensional Goldberg, 1989 adalah sebagai berikut :
a. Algoritma genetik bekerja pada sekumpulan solusi itu sendiri yang telah dikodekan, bukan pada solusi itu sendiri
Ruang pencarian search space pada algoritma genetik dapat didikritkan, meskipun fungsi objektifnya berupa fungsi kontinyu
karena bekerja dengan pengkodean variabel solusi. Keuntungan menggunakan fungsi diskrit adalah tidak memerlukan usaha tambahan
extra cost seperti pencarian gradien pada fungsi kontinyu. Sehingga algoritma genetik dapat diterapkan untuk oprimasi di berbagai jenis
fungsi dan bidang aplikasi. b. Algoritma generik melakukan pencarian pada suatu populasi banyak
titik kandidat solusi, bukan hanya pada satu titik Teknik pencarian pada teknik optimasi konvensional dilakukan
hanya pada satu titik tunggal. Titik ini kemudian diperbaiki perlahan- lahan dengan arah menaik fungsi maksimasi atau menuru fungsi
minimasi melalui sejumlah iterasi hingga ditemukan solusi optimum. Teknik pencarian seperti ini dapat terjebak ke dalam solusi optimum
lokal. c. Algoritma genetik secara langsung memanfaatkan informasi fungsi
objektif, bukan turunan atau informasi tambahan lainnya Pada umumnya algoritma untuk menyelesaikan masalah optimasi
adalah berupa langkah-langkah komputasi yang secar asimtotik menuju solusi optimum. Teknik optimasi konvensional membangun
deretan yang dimaksud berdasarkan gradien turunan fungsi objektif atau fungsi kendala untuk memperbaiki solusi tunggal. Algoritma
genetik tidak memerlukan informasi dan asumsi-asumsi demikian. Algoritma generik hanya memerlukan informasi nilai fungsi objektif
dan memperbaiki sekumpulan solusi fisibel dengan operator-operator
genetika, yang pada akhirnya diharapkan dapat menghasilkan solusi optimum.
d. Algoritma genetik bekerja menggunakan aturan probabilistik, bukan aturan deterministik
Tidak ada operator algoritma genetik yang bekerja secara deterministik. Operator seleksi, penyilangan, maupun mutasi bekerja
menggunakan aturan probabilistik atau pemilihan secara acak.
F. KELAPA DAN COCODIESEL