Pestisida organofosfat yang banyak digunakan para petani yaitu glifosat, merupakan herbisida yang sangat aktif. Senyawa ini dapat merusak tanaman yang
kecil berupa gulma Hong et al., 2000. Menurut Darto 2008, penggunaan herbisida sejauh ini memberikan dampak positif berupa pengendalian gulma dan peningkatan
produksi pertanian. Namun di lain pihak, penggunaan herbisida secara terus menerus selama 30 tahun terakhir ini juga berdampak negatif bagi lingkungan. Kasus
terjadinya keracunan pada organisme bukan sasaran, polusi sumber-sumber air dan kerusakan tanah, juga keracunan akibat residu herbisida pada produk pertanian,
merupakan contoh negatif penggunaan herbisida. Sebagai usaha untuk mengurangi dampak negatif penggunaan herbisida adalah dengan menggunakan surfaktan yang
dapat didegradasi oleh alam biodegradable pada formulasi herbisida.
Menurut Sofyan 2005, laju biodegradasi glifosat dapat dipercepat dengan adanya bakteri yang mampu memanfaatkan senyawa glifosat sebagai sumber energi.
Bakteri yang digunakan yaitu bakteri yang menghasilkan biosurfaktan. Pada penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa bakteri yang diperoleh dari Laut Tanjung Balai
dan Sibolga merupakan bakteri yang memiliki potensi untuk menghasilkan biosurfaktan Warsito, 2009. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian untuk
mengetahui sejauh mana isolat bakteri asal laut Tanjung Balai dan Sibolga tersebut mampu memdegradasi glifosat.
1.1 Permasalahan
Glifosat dilingkungan banyak digunakan para petani untuk membasmi hama pertanian. Residu glifosat dapat mengakibatkan pencemaran yang merugikan
organisme bukan target. Upaya penanggulangan pencemaran tanah dan air secara aman dapat dilakukan secara biologis yaitu dengan cara biodegradasi dengan bantuan
mikroorganisme. Pada penelitian ini akan dipelajari sejauh mana kemampuan bakteri penghasil biosurfaktan asal laut Tanjung Balai dan Sibolga dalam mendegradasi
glifosat.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi isolat bakteri asal laut Tanjung Balai TJB 01 dan Sibolga SBG 05 Sumatera Utara dalam mendegradasi
glifosat.
1.3 Hipotesis
Bakteri penghasil biosurfaktan asal laut Tanjung Balai dan Sibolga, Sumatera Utara mampu mendegradasi glifosat dengan kemampuan yang berbeda-beda.
1.4 Manfaat Penelitian
- Sebagai sumber informasi mengenai bakteri penghasil biosurfaktan asal laut
Tanjung Balai dan Sibolga, Sumatera Utara yang mampu mendegradasi glifosat. -
Sebagai sumber informasi untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pencemaran Pestisda
Sejumlah bahan pencemar di lingkungan terdiri atas senyawa-senyawa kimia yang sangat kompleks. Senyawa pencemar yang satu dengan yang lain mungkin bersifat
sinergis atau saling menghambat Fauzi et al., 2000. Zat-zat kimia yang dipergunakan untuk maksud pertanian dan produk-produk pertanian perlu diperhatikan karena
diperlukan dalam jumlah banyak, sedangkan zat-zat tersebut bersifat toksik yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian Muchtar, 1992.
Salah satunya pestisida jenis herbisida adalah bahan yang beracun dan berbahaya, bila herbisida tersebut tidak digunakan dengan baik dapat menimbulkan
dampak negatif yang tidak diinginkan. Dampak negatif tersebut dapat menimbulkan masalah, karena dapat mempengaruhi aspek kehidupan pada akhirnya secara langsung
ataupun tidak akan berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia Djau, 2009.
Pencemaran lingkungan akan mengurangi kualitas dan daya dukung lingkungan terhadap makhluk hidup. Pemulihan kondisi lingkungan yang tercemar
dapat dilakukan dengan metode fisika, kimia, dan biologi. Pemulihan secara fisika dan kimia memberikan hasil yang memerlukan waktu relatif lebih singkat namun
memberikan efek kerusakan bagi lingkungan Siswanto, 2007. Lambatnya kecepatan degradasi polutan di lingkungan disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
enzim-enzim degradatif yang dihasilkan oleh mikroba tidak mampu mengkatalis reaksi degradasi polutan yang tidak alami, kelarutan polutan dalam air sangat rendah,
dan polutan terikat kuat dengan partikel-partikel organik atau partikel tanah. Selain
Universitas Sumatera Utara
itu, pengaruh lingkungan seperti pH, temperatur, dan kelembaban tanah juga sangat berperan dalam menentukan kesuksesan proses bioremediasi Munir, 2006.
2.2 Komponen-komponen Herbisida Roundup