pada panjang gelombang 421 nm. Konsentrasi biosurfaktan dihitung dengan menggunakan kurva standar rhamnosa dan diekspresikan dalam satuan ppm. Alur
kerja produksi biosurfaktan dan kuantitatif dapat dilihat pada Lampiran D halaman 30.
3.4.3 Analisis Kuantitatif Residu dari Glifosat 3.4.3.1 Penentuan Kurva Standar Glifosat
Untuk membuat kurva standar glifosat, maka terlebih dahulu dibuat larutan standar glifosat dengan konsentrasi 1.000, 2.000, 3.000, 4.000 dan 5.000 ppm. Glifosat
ditimbang sebanyak 0,1 g kemudian dilarutkan dengan eluent Buffer fosfat. Masing-masing larutan glifosat dengan konsentrasi tersebut diinjeksikan sebanyak 10
μl ke dalam HPLC. Hasil analisa glifosat akan diperoleh dalam satuan luas area. Setelah diperoleh luas area dari masing-masing konsentrasi glifosat, dibuat kurva
standar glifosat dengan memplot konsentrasi versus luas area. Dari kurva dibuat persamaan garis lurus metode Least square Glover and Mitcell, 2002. Sehingga
diperoleh persamaan: Y= a + bX
Dimana: Y = Luas area X = Konsentrasi glifosat ppm
a = intersep b = slope
Alur kerja penentuan kurva standar glifosat dapat dilihat pada Lampiran E halaman 31.
3.4.3.2 Analisis Glifosat Sisa Dilakukan dengan Metode HPLC High performance liquid chromatography
Sebanyak 2 ml inokulum cair isolat bakteri yang setara dengan kekeruhan larutan standar Mc-Farland
≈10
8
selml diinokulasikan ke media Bushnell-Haas Broth yang mengandung 2 Roundup secara aseptis. Kemudian biakan cair isolat bakteri
diinkubasi pada watherbath shaker dengan kecepatan 150 rpm pada suhu 30°C selama
Universitas Sumatera Utara
6 hari. Sebagai kontrol, media Bushnell-Haas Broth yang mengandung 2 Roundup dibuat tanpa ada inokulum. Setelah 6 hari masa inkubasi, media kemudian disaring
dengan kertas saring dan diambil filtratnya. Filtrat ditambahkan metanol 960:40 dan eluent Buffer fosfat, kemudian diekstraksi. Kadar glifosat sisa degradasi dianalisa
dengan HPLC. Sebanyak 10 μl diinjeksikan ke dalam HPLC sehingga diperoleh nilai
luas area dari masing-masing sampel. Nilai luas area dari masing-masing sampel disubstitusikan ke persamaan kurva standar glifosat sehingga diperoleh nilai
konsentrasi glifosat tersisa dari masing-masing sampel. Analisa glifosat dilakukan di laboratorium Rispa. Alur kerja analisa glifosat sisa dengan metode HPLC dapat dilihat
pada Lampiran F halaman 32.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pertumbuhan Isolat
Pertumbuhan isolat bakteri penghasil biosurfaktan dari laut Tanjung Balai TJB 01 dan Sibolga SBG, Sumatera Utara selama masa inkubasi 6 hari yang dihitung
berdasarkan jumlah koloni pada media Plate Count Agar seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Laju pertumbuhan rata-rata isolat bakteri pengahasil biosurfaktan asal laut Tanjung Balai dan Sibolga, Sumatera Utara
Isolat Jumlah sel CFUml
Hari ke-0 Hari ke-2
Hari ke-4 Hari ke-6
TJB 01 1 × 10
8
105 × 10
8
33 × 10
10
6,3 × 10
12
SBG 05 1 × 10
8
70,3 × 10
8
71 × 10
10
1,6 × 10
12
Dari hasil yang diperoleh diketahui bahwa kedua jenis isolat menunjukkan peningkatan pertumbuhan sampai hari ke-6. Dari kedua isolat menunjukkan pola
pertumbuhan yang sama. Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada hari ke-2 pertumbuhan sel yang tinggi ditunjukkan oleh isolat TJB 01 yaitu sebesar 105 × 10
8
CFUml. Namun pada hari ke-4 pertumbuhan isolat SBG 05 lebih tinggi dari pada isolat TJB 01 yaitu sebesar 71 × 10
10
. Sedangkan pada hari ke-6 pertumbuhan tertinggi juga pada isolat TJB 01. Pada Gambar 4.1 dapat dilihat histogram
pertumbuhan isolat TJB 01 dan SBG 05 selama masa inkubasi 6 hari.
TJB 01 : Tanjung Balai SBG 05 : Sibolga
Universitas Sumatera Utara