BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI KEBERADAAN MINUTA AKTA
NOTARIS YANG HILANG ATAU RUSAK KARENA BENCANA ALAM
A. Karakter Yuridis Jabatan Notaris
Secara umum terdapat dua aliran dalam pratik kenotariatan di dunia, yakni Notaris Latin dan Anglo Saxon. Notaris Latin diadopsi oleh negara yang menganut
Sistem Hukum Sipil Civil Law System, sedangkan notaris Anglo Saxon diadopsi oleh negara yang menganut Sistem Hukum Kasus Common Law System.
72
Kelompok negara yang menganut civil law system adalah negara-negara Eropa seperti Belanda, Prancis, Luxemburg, Jerman, Austria, Swiss, Skandinavia, Italia, Yunani,
Spanyol dan juga negara-negara bekas jajahan mereka. Untuk kelompok yang termasuk dalam negara yang menganut common law, misalnya Inggris, Amerika
Serikat, Kanada, Australia, dan Afrika Selatan, sedangkan untuk kelompok notariat negara-negara Asia dan Afrika, yaitu Turki, Israel, Mesir, Irak, Jepang, Cina,
Ethiopia, Liberia, Sri Lanka, India dan Korea Selatan.
73
Civil Law System sangat mementingkan keberadaan peraturan perundang- undangan, dibandingkan keputusan-keputusan hakim sehingga hakim hanya
berfungsi sebagai pelaksana hukum. Notaris pada civil law system sama seperti hakim. Notaris hanya sebagai pihak yang menetapkan aturan. Pemerintah
mengangkat notaris sebagai orang-orang yang menjadi ”pelayan” masyarakat.
72
Media Notariat, Edisi VII, Juli 2008, Hal.52
73
Supriadi, Etika Tanggung Jawab Profesi Hukum Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, Hal. 50
Universitas Sumatera Utara
Sebagai pihak yang diangkat oleh negara maka notaris dapat dikategorikan sebagai pejabat negara. Seorang notaris civil law akan mengeluarkan akta yang sama persis
dengan asli akta minuta akta yang disimpan dalam kantor notaris. Akta yang dibuat oleh seorang notaris dalam civil law system merupakan akta otentik yang sempurna
sehingga dapat dijadikan alat bukti yang sah di pengadilan.
74
Berbeda dengan negara yang menganut civil law system, pada common law system aturan hukum ditetapkan oleh hakim. Hakim bukan hanya sebagai pelaksana
hukum, tetapi juga memutuskan dan menetapkan peraturan hukum merujuk pada ketentuan-ketentuan hakim terdahulu. Posisi notaris dalam common law system
berbeda dengan posisi notaris dalam civil law system, yaitu notaris bukanlah pejabat negara. Mereka tidak diangkat oleh negara, tetapi mereka adalah notaris partikelir
yang bekerja tanpa adanya ikatan pada pemerintah. Mereka bekerja hanya sebagai legalisator dari perjanjian yang dibuat oleh para pembuat perjanjian. Dokumen yang
dikeluarkan oleh notaris bukanlah dokumen otentik karena tidak dibuat di hadapan notaris, hanya pengesahannya yang dilakukan notaris.
Indonesia menganut mazhab Notaris Latin. Notaris di Indonesia memberikan Legal Advice kepada para
pihak, sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku, ketertiban, dan kesusilaan.
75
74
Ira Koesoemawati dan Yunirman Rijan, Op. Cit., Hal.24
75
Ibid., Hal. 26
Universitas Sumatera Utara
Menurut Izenic, bentuk lembaga notariat ini dapat dibagi dalam kelompok utama, yaitu :
76
1. notariat functionnel, dalam mana wewenang-wewenang pemerintah didelegasikan
gedelegeerd dan demikian diduga mempunyai kebenaran isinya, mempunyai kekuatan bukti formal dan mempunyai dayakekuatan eksekusi. Di negara-negara
yang menganut notariat functionnel ini terdapat pemisahan keras antara ”wettelijk” dan ”niet wettelijke” werkzaamheden, yaitu pekerjaan-pekerjaan yang
berdasarkan undang-undanghukum dan yang tidakbukan dalam notariat; 2.
notariat professionnel, dalam kelompok ini, walaupun pemerintah mengatur tentang organisasinya, tetapi akta-akta notaris itu tidak mempunyai akibat-akibat
khusus tentang kebenaran, kekuatan bukti demikian pula kekuatan eksekutorialnya. Teori Izenis ini didasarkan pada pemikiran bahwa notariat itu
merupakan bagian atau erat sekali hubungannya dengan kekuasaan kehakimanpengadilan rechtelijke macht, sebagaimana terdapat di Perancis dan
Negeri Belanda. Lembaga notariat bukanlah lembaga yang baru. Sejarah dari lembaga notariat
yang dikenal sekarang ini dimulai dari daerah Italia Utara. Dari Italia Utara, lembaga notariat berkembang juga ke perancis, Belanda dan Indonesia. Lembaga notaris di
Indonesia berasal dari zaman Belanda. Lembaga Notaris masuk ke Indonesia pada permulaan abad XVII dengan keberadaan Vereenigde Oost Indische Compagnie
`
76
Supriadi, Loc. Cit, Hal. 50
Universitas Sumatera Utara
VOC
77
VOC yang mempunyai hak monopoli perdagangan pada waktu itu menjual hasil rempah tersebut kepada pedagang-pedagang dari Eropa dan negara-negara lain
yang datang ke Indonesia. Untuk transaksi yang mereka lakukan itu diperlukan alat bukti tertulis dan lembaga notaris dibutuhkan untuk menjawabnya. Ketika itu
lembaga ini masih diperuntukkan guna mereka sendiri dan guna mereka yang baik karena undang-undang maupun karena suatu ketentuan dinyatakan tunduk pada
hukum yang berlaku untuk golongan Eropa dalam bidang hukum perdata, yaitu Burgerlijk Wetbook BW
yang datang ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah sebagai barang dagangan yang sangat laku di Eropa seperti cengkeh, merica, kayu manis, pala, dan
lain-lain.
78
yang Sekarang lebih dikenal dengan Kitab Undang- Undang Hukum Perdata KUHPerdata. Meskipun diperuntukkan bagi golongan
Eropa, masyarakat Indonesia juga dapat membuat suatu perjanjian yang dilakukan dihadapan notaris, hal ini menjadikan lembaga notariat semakin dibutuhkan
keberadaannya ditengah-tengah masyarakat.
79
Maksud dan tujuan membawa lembaga notariat ke Indonesia adalah untuk memenuhi kebutuhan akan bukti otentik yang sangat dibutuhkan guna hal dan
kepentingan yang timbul karena adanya transaksi dagang yang dilakukan. Di dalam perkembangannya, lembaga notariat ini secara diam-diam stilzwijgend telah
77
G.H.S. Lumban Tobing, Op. Cit., Hal. 15
78
R. Soegondo Notodisoerjo, Op. Cit., Hal. 8
79
Nico, Op. Cit., Hal. 35
Universitas Sumatera Utara
diadopsi dan menjadi Hukum Notariat Indonesia dan berlaku untuk semua golongan.
80
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka pemerintahan Belanda bentukan VOC pada tanggal 27 Agustus 1620 mengangkat notaris pertama di Indonesia yaitu
Melchior Kerchem dan tugasnya adalah melayani semua surat, surat wasiat dibawah tangan codicil, persiapan penerangan, akta kontrak perdagangan, perjanjian kawin,
surat wasiat testament, dan akta-akta lainnya dan ketentuan-ketentuan yang perlu dari kota praja dan sebagainya.
81
Pada tanggal 12 November 1620 Gubenur Jenderal Jan Pieterzoon Coen untuk pertama kalinya mengeluakan Surat Keputusan SK tentang Jabatan Notaris yang
pada pokoknya memuat Jabatan Notaris Publik adalah Jabatan Notaris sendiri terlepas dari kepaniteraan Pengadilan. Pada tanggal 16 Juni 1625 keluar Instruksi
pertama untuk para notaris yang berpraktek di Indonesia, Instruksi ini hanya terdiri dari 10 sepuluh pasal, antara lain menetapkan bahwa Notaris wajib merahasiakan
segala sesuatu yang dipercayakan dan tidak boleh menyerahkan salinan-salinan dari akta-akta kepada orang-orang yang tidak berkepentingan.
Pelantikannya dilakukan oleh Gubenur Jenderal Jan Pieterzoon Coen. Setelah pengangkatan notaris yang pertama jumlah notaris di
Indonesia makin berkembang.
82
Perkembangan lebih lanjut, pada tahun 1860 Pemerintah Belanda melihat perlunya diadakan penyesuaian peraturan-peraturan jabatan Notaris di Indonesia
80
Ibid
81
Supriadi, Op. Cit, Hal. 28
82
R. Soegondo Notodisoerjo, Op. Cit, Hal. 23
Universitas Sumatera Utara
dengan yang berlaku di Belanda, dan untuk itu pada tanggal 26 Januari 1860 dikeluarkan Stb. Nomor 3 yang mulai diberlakukan pada tanggal 1 Juli 1860. dengan
diundangkannya Peraturan-peraturan Jabatan Notaris Notaris Reglement tersebut, maka telah diletakkan fundamen sebagai landasan pelembagaan Notaris di
Indonesia.
83
Perjalanan notaris Indonesia mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan negara dan bangsa Indonesia. Hal ini ditandai dengan berhasilnya
pemerintahan orde Reformasi mengundangkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris UUJN. Peraturan UUJN ini merupakan pengganti
Peraturan Jabatan Notariat Stb. 1660-3 dan Reglement op Het Notaris Ambt in Indonesie yang merupakan peraturan Pemerintah Kolonial Belanda.
84
UUJN merupakan unifikasi di bidang pengaturan Jabatan Notaris, artinya satu-satunya aturan hukum dalam bentuk undang-undang yang mengatur Jabatan
notaris di Indonesia, sehingga segala hal yang berkaitan dengan notaris Indonesia harus mengacu kepada UUJN.
85
Pasal 1 Reglement of Het Notaris Ambt in Indonesie Staatsblad 1860 Nomor 3 menyatakan:
86
83
Suhwardi K. Lubis, Op. Cit, Hal. 34
84
Supriadi, Op. Cit, Hal. 29
85
Habib Adjie, Undang-Undang Jabatan Notaris UUJN Sebagai Unifikasi Hukum Pengaturan Notaris, Renvoi, Nomor 28.Th.III, 3 September 2005, Hal. 38
86
Artinya Notaris adalah pejabat umum yang satu-satunya berwenang untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan penetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan
umum atau oleh yang berkepentingan dikendaki untuk dinyatakan dalam suatu akta otentik, menjamin kepastian tanggalnya, menyimpan aktanya dan memberikan grosse, salinan dan kutipannya, semuanya
Universitas Sumatera Utara
De Notarissen zijn openbare ambtenaren, uitsluitend bevoegd om authentieke akten op te maken wegens alle handelingen, overeenkomsten en beschikkingen,
waarvan eene algemeene verordening gebiedt of de belanghebbenden verlangen, dat bij authentiek geschrift blijken zal, daarvan de dagtekening te verzekeren, de
akten in bewaring te houden en daarvan grossen, afshriften en uittreksels uit te geven; alles voorzover het opmaken dier akten door ene algemene verordening
niet ook aan andere ambtenaren of personen opgedragen of voorbehouden is.
Adapun pengertian notaris berdasarkan bunyi Pasal 1 butir 1 jo Pasal 15 ayat 1 UUJN menyatakan bahwa Notaris adalah pejabat umum
87
Jabatan notaris merupakan suatu lembaga yang diciptakan oleh negara. yang berwenang
membuat akta otentik dan kewenangan lainnya mengenai semua perbuatan, perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan danatau yang
dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse,
salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh
undang-undang.
88
Menempatkan notaris sebagai jabatan
89
sepanjang pembuatan akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat atau orang lain. G.H.S Lumban Tobing, Op. Cit, Hal. 31
merupakan suatu bidang pekerjaan atau tugas
87
Istilah Pejabat Umum merupakan terjemahan dari istilah Openbare Ambtenaren diartikan sebagai pejabat yang diserahi tugas untuk membuat akta otentik yang melayani kepentingan publik,
dan kualifikasi seperti itu diberikan kepada Notaris. Habib Adjie, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris sebagai Pejabat Publik, Refika Aditama, Bandung, 2008, selanjutnya disebut Buku
I Hal. 27
88
Suatu lembaga yang dibuat atau diciptakan oleh negara, baik kewenangan atau materi muatannya tidak berdasarkan pada peraturan perundang-undangan, delegasi atau mandat melainkan
berdasarkan wewenang yang timbul dari freis ermessen yang dilekatkan pada administrasi negara untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu yang dibenarkan oleh hukum Beleidsregel atau Policyrules.
Bagir Manan, Hukum Positif Indonesia, UII Press, Yogyakarta, 2004, Hal. 15
89
Penyebutan Notaris sebagai jabatan dalam UUJN tidak konsisten, karena dalam UUJN disebut pula notaris sebagai suatu profesi atau sebagai suatu profesi jabatan. Misalnya dalam UUJN
Universitas Sumatera Utara
yang sengaja dibuat oleh aturan hukum untuk keperluan dan fungsi tertentu kewenangan tertentu serta bersifat berkesinambungan sebagai suatu lingkungan
pekerjaan tetap. Jabatan notaris diadakan atau kehadirannya dikehendaki oleh aturan hukum
dengan maksud untuk membantu dan melayani masyarakat yang membutuhkan alat bukti tertulis yang bersifat otentik mengenai keadaan, peristiwa atau perbuatan
hukum.
90
Dengan dasar seperti ini mereka yang diangkat sebagai notaris harus mempunyai semangat untuk melayani masyarakat, dan atas pelayanan tersebut,
masyarakat yang telah merasa dilayani oleh notaris sesuai dengan tugas jabatannya, dapat memberikan honorarium kepada notaris. Oleh karena itu Notaris tidak berarti
apa-apa jika masyarakat tidak membutuhkannya.
91
Dengan demikian Notaris merupakan suatu Jabatan Publik mempunyai karakteristik, yaitu:
92
1. Sebagai Jabatan;
pada Konsiderans Menimbang huruf c disebutkan, bahwa notaris merupakan jabatan yang menjalankan profesi. Pasal 1 angka 5 UUJN, disebutkan bahwa Organisasi Notaris adalah organisasi
profesi jabatan notaris. Pengertian Jabatan dan Profesi berbeda. Kehadiran lembaga notaris merupakan Beleidsregel dari negara dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris
UUJN atau jabatan notaris sengaja diciptakan negara sebagai implementasi dari negara dalam memberikan pelayanan kepada rakyat, khususnya dalam pembuatan alat bukti yang otentik yang diakui
oleh negara. Profesi lahir sebagai hasil interaksi di antara sesama anggota masyarakat, yang lahir dan dikembangkan oleh masyarakat sendiri.
90
Secara substantif akta notaris dapat berupa: 1 suatu keadaan, peristiwa atau perbuatan hukum yang dikehendaki oleh para pihak agar dituangkan dalam bentuk akta otentik untuk dijadikan
sebagai alat bukti;2 berdasarkan peraturan perundang-undangan bahwa tindakan hukum tertentu wajib dibuat dalam bentuk akta otentik.
91
Habib Adjie, Buku I, Op.Cit., Hal. 32
92
Ibid., Hal.32
Universitas Sumatera Utara
UUJN merupakan unifikasi di bidang pengaturan Jabatan Notaris, artinya satu-satunya aturan hukum dalam bentuk undang-undang yang mengatur Jabatan
Notaris di Indonesia, sehingga segala hal yang berkaitan dengan Notaris di Indonesia harus mengacu kepada UUJN.
2. Notaris mempunyai kewenangan tertentu; Setiap wewenang yang diberikan kepada jabatan harus dilandasi aturan
hukumnya sebagai batasan agar jabatan dapat berjalan dengan baik dan tidak bertabrakan dengan wewenang jabatan lainnya. Dengan demikian jika seorang
pejabat Notaris melakukan suatu tindakan di luar wewenang yang telah ditentukan, dapat dikategorikan sebagai perbuatan yang melanggar wewenang.
3. Diangkat dan diberhentikan oleh Pemerintah; Pasal 2 UUJN menentukan bahwa Notaris diangkat dan diberhentikan oleh
Pemerintah, dalam hal ini menteri yang membidangi kenotariatan Pasal 1 angka 14 UUJN. Notaris meskipun secara administratif diangkat dan diberhentikan oleh
pemerintah, tidak berarti Notaris menjadi subordinasi bawahan dari yang mengangkatnya, pemerintah. Dengan demikian Notaris dalam menjalankan tugas
jabatannya: a.
bersifat mandiri autonomous; b.
tidak memihak siapapun impartial; c.
tidak tergantung kepada siapa pun independent, yang berarti dalam menjalankan tugas jabatannya tidak dapat dicampuri oleh pihak yang
mengangkatnya atau oleh pihak lain.
Universitas Sumatera Utara
4. Tidak menerima gaji atau pensiun dari yang mengangkatnya; Notaris meskipun diangkat dan diberhentikan oleh pemerintah tetapi tidak
menerima gaji dan pensiun dari pemerintah. Notaris hanya menerima honorarium dari masyarakat yang telah dilayaninya atau dapat memberikan pelayanan Cuma-Cuma
untuk mereka yang tidak mampu. 5. Akuntabilitaas atas pekerjaannya kepada masyarakat;
Kehadiran Notaris untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang memerlukan dokumen hukum akta otentik dalam bidang hukum perdata, sehingga Notaris
mempunyai tanggungjawab untuk melayani masyarakat yang dapat menggugat secara perdata, menuntut biaya, ganti rugi, dan bunga jika ternyata akta tersebut dapat
dibuktikan dibuat tidak sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Hal ini merupakan bentuk akuntabilitas Notaris kepada masyarakat.
Menurut Heryanto, seorang notaris dalam menjalankan profesinya sebagai notaris dan sebagai pejabat publik, setidak-tidaknya notaris harus memerankan 4
empat fungsi, yakni:
93
1. Notaris sebagai pejabat yang membuatkan akta-akta bagi pihak yang
datang kepadanya baik itu berupa akta partij
94
maupun akta relaas
95
93
Heryanto, Notaris Antara Profesi dan Jabatan,
.
http:arsip.pontianak.comberitaindex.asp?Berita=Opiniid=102865 , diakses pada tanggal 20 Juni
2011
94
Akta partij adalah akta yang dibuat dihadapan ten overstaan notaris yang berisi uraian atau keterangan, pernyataan para pihak yang diberikan atau yang diceritakan di hadapan notaris,
dimana para pihak berkeinginan agar uraian atau keterangannya dituangkan ke dalam bentuk akta notaris. Sutrisno, Op. Cit., Hal. 161
Universitas Sumatera Utara
2. Notaris sebagai Hakim dalam hal menentukan pembagian warisan.
3. Notaris sebagai penyuluh Hukum dengan memberikan keterangan-
keterangan bagi pihak dalam hal pembuatan suatu akta. 4.
Notaris sebagai pengusaha yang dengan segala pelayanannya berusaha mempertahankan klien atau relasinya agar operasionalisasi kantornya tetap
berjalan. Notaris sebelum menjalankan jabatannya wajib mengucapkan sumpah atau
janji terlebih dahulu mengingat beratnya tanggung jawab notaris sebagai pejabat umum yang diangkat dan bekerja untuk kepentingan negara, menurut agamanya
dihadapan Menteri atau pejabat yang ditunjuk, demikian juga halnya pemberhentian Notaris dilakukan oleh Menteri.
Notaris sebagai pejabat umum diangkat oleh negara, bekerja juga untuk kepentingan negara, namun demikian notaris bukanlah pegawai sebagaimana yang
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 jo Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok kepegawaian, sebab dia tidak menerima gaji,
dia hanya menerima honorarium
96
95
Akta relaas adalah akta yang dibuat oleh door notaris yang berisi berupa uraian notaris yang dilihat dan disaksikan sendiri atas permintaan para pihak, agar tindakan atau perbuatan para pihak
dituangkan ke dalam bentuk akta notaris. Ibid, Hal. 160
atau fee dari klien. Dan dapat dikatakan bahwa Notaris, adalah pegawai pemerintah tanpa menerima suatu gaji dari pihak pemerintah,
96
“Honorarium” berasal dari kata latin Honor yang artinya kehormatan, kemuliaan, tanda hormatpenghargaan semula mengandung pengertian balas jasa para nasabah atau klien kepada dokter,
akuntan, pengacara, dan notaris. Kemudian pengertian itu meluas menjadi uang imbalan atau jasa atau hasil dari pekerjaan seseorang yang tidak berupa gaji tetap. Umpamanya, honorarium untuk pengarang,
penerjemah, ilustrator atau konsultan. K.Prent, C.M., J.Adi Subrata dan W.J.S Poerwadarminta, Kamus Latin Indonesia, Kanisius, 1969, Hal. 387
Universitas Sumatera Utara
notaris dipensiunkan oleh pemerintah, akan tetapi tidak menerima pensiun dari pemerintah.
97
Karena tugas yang diemban notaris adalah tugas yang seharusnya merupakan tugas pemerintah, maka hasil pekerjaan notaris mempunyai akibat hukum,
notaris dibebani sebagian kekuasaan negara dan memberikan pada aktenya kekuatan otentik dan eksekutorial.
98
Melihat kepada tugas utama notaris tersebut, maka dapat dikatakan bahwa notaris mempunyai tugas yang berat, karena harus menempatkan pelayanan
masyarakat di atas segala-galanya. Oleh karena itu diperlukan tanggung jawab baik individual maupun sosial terhadap norma-norma hukum positif dan kesediaan untuk
tunduk pada kode etik profesi. Syarat-syarat untuk diangkat menjadi Notaris adalah :
99
a. Warga negara Indonesia;
b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; c. Berumur paling sedikit 27 dua puluh tujuh tahun;
d. Sehat jasmani dan rohani; e. Berijazah sarjana hukum dan lulusan jenjang strata dua kenotariatan;
f. Telah menjalani magang atau nyata-nyata telah bekerja sebagai karyawan Notaris dalam waktu 12 dua belas bulan berturut-turut pada kantor Notaris
atas prakarsa sendiri atau atas rekomendasi Organisasi Notaris setelah lulus strata dua kenotariatan;
g.Tidak berstatus sebagai pegawai negeri, pejabat negara, advokat, atau tidak sedang memangku jabatan lain yang oleh Undang-undang dilarang untuk
dirangkap dengan jabatan Notaris. Setelah memenuhi syarat untuk diangkat menjadi notaris maka notaris tersebut
berkewajiban mengucapkan sumpahatau janji sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 UUJN.
97
Suhrawardi K. Lubis, Op.Cit, Hal. 34
98
Ibid, Hal. 35
99
Pasal 3 UUJN
Universitas Sumatera Utara
Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya wajib berpedoman secara normatif kepada aturan hukum yang berkaitan dengan segala tindakan yang akan
diambil untuk kemudian dituangkan dalam akta. Bertindak berdasarkan aturan hukum yang berlaku tentunya akan memberikan kepastian kepada para pihak, bahwa akta
yang dibuat di hadapan atau oleh notaris telah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, sehingga jika terjadi permasalahan, akta notaris dapat dijadikan pedoman
oleh para pihak.
100
Setiap pekerjaan dan jabatan tentu dibarengi dengan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam menjalankan praktiknya, seorang notaris memiliki
kewajiban, kewenangan, dan larangan atau pantangan. Kewenangan, kewajiban, dan larangan merupakan inti dari praktik kenotariatan. Tanpa adanya ketiga elemen ini
maka profesi dan jabatan notaris menjadi tidak berguna.
101
Notaris sebagai pejabat umum diberikan oleh peraturan perundang-undangan kewenangan untuk membuat segala perjanjian dan akta serta yang dikehendaki oleh
yang berkepentingan. Kewenangan Notaris tersebut adalah:
102
a Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan,
perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang- undangan danatau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk
dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang
pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.
100
Habib Adjie, Meneropong Khazanah Notaris dan PPAT Indonesia Kumpulan Tulisan Tentang Notaris dan PPAT, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2009, Selanjutnya disebut Buku II,
Hal. 185
101
Ira Koesoemawati dan Yunirman Rijan, Op.Cit, Hal. 40
102
Pasal 15 UUJN
Universitas Sumatera Utara
b Notaris berwenang pula:
a. mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di
bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus b.
membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus
c. membuat kopi dari asli surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang
memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan
d. melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya
e. memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta
f. membuat akta berkaitan dengan pertanahan atau membuat risalah lelang
Notaris sebagai seorang Pejabat umum yang diangkat oleh negara memiliki
kewajiban yang diatur secara khusus dalam undang-undang tentang jabatan notaris. Seorang notaris wajib bertindak jujur, saksama, dan tidak memihak. Kejujuran
merupakan hal yang penting karena jika seorang notaris bertindak dengan ketidakjujuran maka akan banyak kejadian yang merugikan masyarakat. Bukan hanya
itu, ketidakjujuran akan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat.
103
Notaris selaku pejabat pembuat akta otentik dalam tugasnya melekat pula kewajiban yang harus dipatuhi, karena kewajiban tersebut merupakan sesuatu yang
harus dilaksanakan. Dalam menjalankan jabatannya, notaris berkewajiban:
104
a. bertindak jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan
pihak yang terkait dalam perbuatan hukum b.
membuat akta dalam bentuk Minuta Akta dan menyimpannya sebagai bagian dari Protokol Notaris
c. mengeluarkan grosse akta, salinan akta, atau kutipan akta berdasarkan minuta
akta d.
memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang ini, kecuali ada alasan untuk menolaknya
103
Ibid, Hal. 41
104
Pasal 16 UUJN
Universitas Sumatera Utara
e. merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala
keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpahjanji jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain
f. menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 satu bulan menjadi buku yang
memuat tidak lebih dari 50 lima puluh akta, dan jika jumlah akta tidak dapat dimuat dalam satu buku, akta tersebut dapat dijilid menjadi lebih dari satu
buku, dan mencatat jumlah minuta akta, bulan, dan tahun pembuatannya pada sampul setiap buku
g. membuat daftar dari akta protes terhadap tidak dibayar atau tidak diterimanya
surat berharga h.
membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu pembuatan akta setiap bulan
i. mengirimkan daftar akta sebagaimana dimaksud dalam huruf h atau daftar
nihil yang berkenaan dengan wasiat ke Daftar Pusat Wasiat Departemen yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kenotariatan dalam waktu 5 lima
hari pada minggu pertama setiap bulan berikutnya
j. mencatat dalam repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap
akhir bulan k.
mempunyai capstempel yang memuat lambang negara Republik Indonesia dan pada ruang yang melingkarinya dituliskan nama, jabatan, dan tempat
kedudukan yang bersangkutan l.
membacakan akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 dua orang saksi dan ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap, saksi,
dan notaris. m.
menerima magang calon notaris
Menjaga kerahasiaan terkait pembuatan akta juga harus dilakukan oleh seorang notaris. Seorang notaris diharamkan untuk mengumbar kisah para klien tanpa
ada persetujuan dari sang klien. Kerahasiaan ini juga merupakan amanat dari sumpah notaris. Mereka disumpah untuk dapat menjaga rahasia karena dengan menjaga
rahasia para klien maka notaris juga sudah bertindak netral. Berkaitan dengan ketentuan Pasal 16 UUJN di atas, maka notaris dalam
menjalankan jabatannya, selain memiliki kewajiban yang harus dipatuhinya, juga
Universitas Sumatera Utara
memiliki larangan-larangan yang harus dihindari dalam menjalankan tugasnya yaitu:
105
a. menjalankan jabatan di luar wilayah jabatannya
b. meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari 7 tujuh hari kerja berturut-turut
tanpa alasan yang sah c.
merangkap sebagai pegawai negeri d.
merangkap jabatan sebagai pejabat negara e.
merangkap jabatan sebagai advokat f.
merangkap jabatan sebagai pimpinan atau pegawai badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah atau badan usaha swasta
g. merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuatan Akta Tanah di luar wilayah
jabatan notaris h.
menjadi notaris pengganti i.
melakukan pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma agama, kesusilaan, atau kepatutan yang dapat mempengaruhi kehormatan dan
martabat jabatan notaris.
Berdasarkan pada pengertian notaris dan kewenangannya tersebut diatas maka suatu akta notaris lahir dan tercipta karena :
106
1. atas dasar permintaan atau dikehendaki yang berkepentingan, agar perbuatan
hukum mereka itu dinyatakan atau dituangkan dalam bentuk akta otentik. 2.
atas dasar undang-undang yang menentukan agar untuk perbuatan hukum tertentu mutlak harus dibuat dalam bentuk akta otentik dengan diancam
kebatalan jika tidak, misalnya dalam mendirikan suatu Perseroan Terbatas, harus dengan akta otentik.
B. Karakter Yuridis Akta Notaris 1. Kedudukan Akta Notaris sebagai Alat Bukti Otentik