Nilai Pembuktian Akta Otentik

Akta yang dibuat oleh Notaris dapat merupakan suatu akta yang memuat relaas atau menguraikan secara otentik sesuatu tindakan yang dilakukan atau suatu tindakan yang dilakukan atau yang disaksikan oleh pembuat akta itu, yakni notaris sendiri, di dalam menjalankan jabatannya sebagai notaris. Akan tetapi akta Notaris dapat juga berisikan suatu cerita dari apa yang terjadi karena perbuatan yang dilakukan oleh pihak lain di hadapan notaris, artinya yang diterangkan atau diceritakan oleh pihak lain kepada Notaris dalam menjalankan jabatannya dan untuk keperluan mana pihak lain itu sengaja datang di hadapan Notaris, agar keterangan tersebut oleh Notaris dituangkan di dalam suatu akta otentik. Akta sedemikian dinamakan akta yang dibuat dihadapan Notaris. 117

3. Nilai Pembuktian Akta Otentik

Akta Notaris sebagai akta otentik mempunyai kekuatan nilai pembuktian: a. Lahiriah Uitwendige Bewijskracht Kemampuan lahiriah akta notaris merupakan kemampuan akta itu sendiri untuk membuktikan keabsahannya sebagai akta otentik acta publica probant sese ipsa. Jika dilihat dari luar lahiriah sebagai akta otentik serta sesuai dengan aturan hukum yang sudah ditentukan mengenai syarat otentik, maka akta tersebut berlaku sebagai akta otentik, sampai terbukti sebaliknya, artinya sampai ada yang membuktikan bahwa akta tersebut bukan akta otentik secara lahiriah. Dalam hal ini beban pembuktian ada pada pihak yang menyangkal keotentikan akta notaris. Parameter untuk menentukan akta Notaris sebagai akta otentik, yaitu tanda tangan 117 GHS. Lumban Tobing, Op. Cit., Hal. 51 Universitas Sumatera Utara dari Notaris yang bersangkutan, baik yang ada pada Minuta dan Salinan serta adanya Awal Akta mulai dari judul sampai dengan akhir akta. 118 b. Formal Formele Bewijskracht Dengan kekuatan pembuktian formal ini oleh akta otentik dibuktikan, bahwa pejabat yang bersangkutan telah menyatakan dalam tulisan itu, sebagaimana yang tercantum dalam akta itu dan selain dari itu kebenaran dari apa yang diuraikan oleh pejabat dalam akta itu sebagai yang dilakukan dan disaksikannya di dalam menjalankan jabatannya itu. Dalam arti formal, sepanjang mengenai akta pejabat ambtelijke akte, akte itu membuktikan kebenaran dari apa yang disaksikan, yakni yang dilihat, didengar dan juga dilakukan sendiri oleh notaris sebagai pejabat umum di dalam menjalankan jabatannya. Sehingga, terjamin kebenaran dan kepastian tanggal dari akta itu, kebenaran tanda tangan yang terdapat dalam akta itu, identitas dari orang-orang yang hadir comparanten, demikian juga tempat di mana akta itu dibuat dan sepanjang mengenai akta partij, bahwa para pihak ada menerangkan seperti yang diuraikan dalam akta itu, sedangkan kebenaran dari keterangan- keterangan itu sendiri hanya pasti antara pihak-pihak sendiri. 119 c. Materil Materiele Bewijskracht Kepastian tentang materi suatu akta sangat penting, bahwa apa yang tersebut dalam akta merupakan pembuktian yang sah terhadap pihak-pihak yang membuat akta atau mereka yang mendapat hak dan berlaku untuk umum, kecuali ada 118 Habib Adjie, Buku I, Op. Cit., Hal. 72 119 G.H.S Lumban Tobing, Op. Cit., Hal. 57 Universitas Sumatera Utara pembuktian sebaliknya tegenbewijs. Keterangan atau pernyataan yang dituangkan atau dimuat dalam akta pejabat atau berita acara, atau keterangan para pihak yang diberikan di hadapan Notaris dan para pihak harus dinilai benar. Perkataan yang kemudian dituangkan dalam akta berlaku sebagai yang benar atau setiap orang yang datang menghadap Notaris yang kemudian keterangannya dituangkan dalam akta harus dinilai telah benar berkata demikian. Jika ternyata keterangannya para penghadap tersebut menjadi tidak benar, maka hal tersebut tanggung jawab para pihak sendiri. Notaris terlepas dari hal semacam itu. Dengan demikian isi akta Notaris mempunyai kepastian sebagai yang sebenarnya, menjadi bukti yang sah diantara para pihak dan para ahli waris serta para penerima hak mereka. Ketiga aspek tersebut diatas merupakan kesempurnaan akta Notaris sebagai akta otentik dan siapapun terikat oleh akta tersebut. Jika dapat dibuktikan dalam suatu persidangan pengadilan, bahwa ada salah satu aspek yang tidak benar, maka akta itu hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan atau akta tersebut didegradasikan kekuatan pembuktiannya sebagai akta yang mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan.

C. Pengaturan Hukum Keberadaan Minuta Akta yang Hilang atau Rusak Karena Bencana Alam