Prosedur Kerja Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kebugaran Fisik pada Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer ini meliputi berat badan, tinggi badan, dan denyut nadi setelah melakukan McArdle Step Test. Semua data ini diperoleh dengan melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur timbangan Camry Mechanical Personal Scale ISO 9001: 200 model BR 9015B buatan Cina, stadiometer Stature Meter 2 M buatan Cina dan McArclle Step Test. Nilai VO 2max ditentukan dengan rumus estimasi setelah diperoleh denyut nadi dari McArdle Step Test. Ada sejumlah alat yang digunakan dalam penelitian ini. Sejumlah peralatan yang dimaksud ada yang digunakan saat penyaringan subjek, pemeriksaan Indeks Massa Tubuh maupun pemriksaan kebugaran fisik. Beberapa peralatan penting yang digunakan adalah: - Pengukuran Hb: - Gelas ukur - Pipa kapiler - Lancet - Alkohol swab - Pengukuran IMT: - Timbangan Camry Mechanical Personal Scale ISO 9001: 200 model BR 9015B buatan Cina - Stadiometer Stature Meter 2 M buatan Cina - Pengukuran VO 2max - Bangku setinggi 41,3 cm - Metronom - ArlojiStopwatch

4.5 Prosedur Kerja

Sebelum ditetapkan menjadi subjek penelitian, calon subjek penelitian, yaitu mahasiswa laki-laki FK USU tahun masuk 2010 mengisi kuesioner dan melakukan pemeriksaan Hb. Kuesioner berisi beberapa pertanyaan, meliputi data Universitas Sumatera Utara diri, kebiasaan berolahraga dan aktivitas sehari-hari, riwayat penyakit dan riwayat penyakit dalam keluarga . Pemeriksaan Hb dengan larutan CuSO 4 cupri sulfat adalah pemeriksaan Hb secara kualitatif berdasarkan berat jenis UTD PMI Jember, 2011. Pada pemeriksaan ini ujung jari telunjuk kiri calon subjek ditusuk dengan lancet. Kemudian darah yang keluar dihisap dengan menggunakan pipa kapiler. Darah plasma dalam pipa kapiler diteteskan pada jarak 1 cm di atas cairan CuSO 4 dengan berat jenis 1,053. Yang dinilai adalah waktu yang dibutuhkan tetesan darah tersebut dari permukaan cairan hingga dasar tabung. Bila tetesan sampai ke dasar tabung dalam waktu kurang dari 15 detik maka kadar hemoglobin ≥ 12.5 gdl. Bila waktu yang dibutuhkan lebih dari 15 detik berarti kadar hemoglobin 12.5 gdl dan calon subjek tersebut tidak memenuhi kriteria inklusi sehingga tidak dapat menjadi subjek dalam penelitian ini. Setiap 30 tetesan darah dalam tabung maka larutan CuSO4 harus diganti Purwanto, 2009. Pertanyaan dalam kuesioner dan pemeriksaan Hb merupakan suatu cara dalam menyaring populasi sehingga diperoleh subjek penelitian. Bila telah terpilih menjadi subjek maka pemeriksaan IMT dan kebugaran fisik dilaksanakan. Subjek diukur IMT-nya serta diukur tingkat kebugaran fisiknya berdasarkan nilai VO 2max melalui McArdle Step Test. Untuk menentukan IMT, subjek diukur tinggi badan dan berat badannya . Prosedur Pengukuran berat badan terdiri dari: 1. Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan dewasa 2. Sebelum dilakukan pengukuran, pasien diwajibkan berkemih terlebih dahulu 3. Pada saat pengukuran berat badan, sampel menggunakan pakaian yang tipis ringan yang telah disediakan dan tidak menggunakan alas kaki kaki telanjang 4. Sampel naik ke atas timbangan 5. Sampel dalam keadaan diam. tegak lurus, dan pandangan menghadap ke depan 6. Melihat berapa berat badan sampel yang ditunjukkan jarum timbangan Prosedur pengukuran tinggi badan terdiri dari: Universitas Sumatera Utara 1. Tinggi badan diukur dengan menggunakan stadiometer yang di pasang di dinding 2. Pada saat pengukuran tinggi badan, sampel tidak menggunakan topi atau peralatan apapun pada kepalanya, dan tidak menggunakan alas kaki 3. Sampel berdiri, menempel pada dinding, tegak lurus, dan pendangan menghadap ke depan 4. Tarik stadiometer, letakkan ujungnya tepat dipuncak kepala verteks 5. Melihat berapa tinggi badan sampel Nilai Indeks Massa Tubuh diukur dengan menggunakan rumus: Berdasarkan ACSM 2008, prosedur McArdle Step Test sebagai berikut: 1. Subjek melangkah ke atas dan ke bawah pada bangku dengan ketinggian 16,25 inchi 41,30 cm selama 3 menit. 2. Subjek laki-laki melangkah dengan irama 24 kali per menit. Irama ini harus dipantau dan diatur dengan penggunaan metronom elektronik. Dua puluh empat kali per menit berarti bahwa melangkah ke atas dengan satu tungkai, diikuti dengan tungkai yang lain, kemudian melangkah turun dengan satu tungkai, dan diikuti dengan tungkai yang lain, dilakukan 24 kali dalam satu menit. 3. Setelah selesai setelah 3 menit subjek diminta untuk tetap berdiri dan denyut nadi radialis diukur dari detik ke-5 sampai detik ke-20 periode pemulihan. Denyut nadi selama 15 detik tersebut dikonversi menjadi denyut per menit dengan dikalikan empat. 4. Besar VO 2max diestimasi dari denyut nadi pada periode pemulihan melalui rumus: VO 2max mlkgmin = 111.33 - 0.42 x DJ DJ= denyut jantung kalimenit di arteri radialis pada periode pemulihan Universitas Sumatera Utara

4.6 Kerangka Kerja