d. Hubungan IMT dan Kebugaran Fisik
Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan IMT dengan kebugaran fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 23 orang dari 49 orang responden
memiliki Indeks Massa Tubuh yang normal dan 19 orang diantaranya memiliki kebugaran fisik yang sangat baik 7 orang dan baik 12 orang.
Dari hasil penelitian ini juga diperoleh bahwa semua responden dengan kebugaran fisik yang sangat kurang mengalami obesitas dan semua responden
yang memiliki kebugaran fisik sangat baik memiliki Indeks Massa Tubuh yang normal.
Distribusi responden berdasarkan IMT dan kebugaran fisik ditampilkan pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Distribusi Responden Menurut IMT dan Kebugaran Fisik IMT
Kebugaran Fisik
Sangat Baik
Baik Cukup Kurang
Sangat Kurang
Total
Underweight Jumlah
4 1
5 IMT
80 20
0 100 Total
8.2 2
0 10.2
Normoweight Jumlah
7 12
1 3
23 IMT
30.4 52.5 4.3
13 0 100
Total 14.3 24.5
2 6.1
0 46.9
Overweight Jumlah
3 1
1 5
IMT 60
20 20
0 100 Total
6.1 2
2 0 10.2
Obese Jumlah
8 1
2 5
17 IMT
50 6.3
12.5 31.3 100
Total 0 16.3
2 4.1
10.2 32.7 Jumlah
7 27
3 7
5 50
Total
IMT 14.3 55.1
6.1 14.3
10.2 100 Total
14.3 55.1 6.1
14.3 10.2 100
5.1.3 Hasil Analisis Statistik
Penelitian ini ingin mengetahui hubungan arttara IMT dengan kebugaran fisik yang dapat dievaluasi berdasarkan nilai VO
2max
. Untuk mengetahui kekuatan hubungan diantara kedua variabel tersebut dilakukan uji korelasi Pearson.
Universitas Sumatera Utara
Adapun hasil uji Korelasi Pearson pada kedua variabel dalam penelitian ini dapat dinyatakan melalui tabel berikut:
Tabel 5.5 Analisis Uji Korelasi Pearson Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kebugaran Fisik
Variabel Penelitian Rata-rata
Pearson Correlation r
P value IMT
24.0 SD 5.89 -0.53
0.001
Kebugaran Fisik 50.8 SD 6.60
Penelitian ini menggunakan hipotesis dua arah two-tailed dengan tingkat kepercayaan 95, yang berarti jika didapati nilai p 0.05 berarti hipotesis nol
penelitian ditolak. Setelah dianalisis, dalam penelitian ini didapati nilai p = 0.000 atau
dituliskan sebagai p 0.001 dengan maksud agar dapat mengestimasi secara lebih akurat nilai desimal p yang sebenamya. Karena nilai p yang diperoleh lebih kecil
dari 0.05, maka hipotesis nol dalam penelitian ini ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara
Indeks Massa Tubuh dengan kebugaran fisik p 0.05. Untuk menentukan kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut,
dilakukan interpretasi dari nilai koefisien korelasi Pearson penelitian ini r = -0.53 Tanda minus menyatakan arah hubungan, yakni semakin tinggi IMT maka
semakin rendah nilai VO
2max
. Sedangkan 0.53 menyatakan besarnya kekuatan hubungan antara Indeks Massa Tubuh dan VO
2max
. Besamya kekuatan hubungan antara IMT dengan kebugaran fisik dalam penelitian ini adalah sedang Wahyuni,
2007. Pola hubungan antara dua variabel numerik juga dapat dilihat dalam suatu
diagram tebar scatter plot. Data IMT ditampilkan pada sumbu X aksis sementara kebugaran fisik disajikan pada sumbu Y ordinat, sedemikian sehingga
semua data yang terkumpul dapat ditampilkan melalui diagram tebar berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.1 Diagram Tebar Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kebugaran Fisik
Gambar 5.1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara IMT dengan kebugaran fisik. Selain itu, Gambar 5.1 juga menujukkan korelasi
negatif antara IMT dengan kebugaran fisik. Dengan kata lain, semakin tinggi IMT maka semakin rendah kebugaran fisik.
5.2 Pembahasan