Hubungan Sikap Wanita Pekerja Seks Komersial Dengan Tindakan

5.2.2. Hubungan Sikap Wanita Pekerja Seks Komersial Dengan Tindakan

Pencegahan Penyakit Menular Seksual di Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Tahun 2012 Menurut Azwar 2007 bahwa sikap merupakan cikal bakal dari sebuah perilaku karena sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk berperilaku. Jika ada kesejajaran antara sikap dan perilaku. Dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak faktor menyebabkan perilaku responden kurang baik, diantaranya pengetahuan, sikap dan tingkat pendidikan. Sarwono 2007 mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Hal ini dapat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi yaitu apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial, tanggapan dan penghayatan seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat oleh karena itu sikap akan mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional dalam situasi yang melibatkan emosi penghayatan, pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama membekas. Pengaruh orang lain, orang lain disekitar kita merupakan salah satu komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Universitas Sumatera Utara Dari hasil analisis tabel 4.9 bahwa dari 65 PSK bersikap baik yang memiliki tindakan pencegahan penyakit Infeksi Menular Seksual IMS baik yaitu 46 orang 70,8 dan 19 29,2 yang memiliki tindakan pencegahan penyakit Infeksi Menular Seksual IMS cukup. Dari 13 PSK bersikap cukup yang memiliki tindakan pencegahan penyakit Infeksi Menular Seksual IMS yang baik yaitu 9 orang 69,2 dan 4 orang 30,8 yang melakukan tindakan pencegahan penyakit Infeksi Menular Seksual IMS cukup. Secara statistik dibuktikan tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap PSK dengan tindakan pencegahan penyakit Infeksi Menular Seksial IMS dengan p=0.903. Ketidak cocokan perilaku seseorang dengan sikapnya akan menimbulkan berbagai masalah psikologis bagi individu yang bersangkutan sehingga individu akan berusaha mengubah sikapnya atau perilakunya. Sikap merupakan predisposisi untuk berperilaku yang akan tampak aktual dalam bentuk perilaku atau tindakan. Green LW Kreuter MW, 2000 Hubungan perilaku dengan sikap, keyakinan dan nilai tidak sepenuhnya dimengerti, namun bukti adanya hubungan tersebut cukup banyak. Analisis akan memperlihatkan misalnya bahwa sikap, sampai tingkat tertentu merupakan penentu, komponen dan akibat dari perilaku. Hal ini merupakan alasan yang cukup untuk memberikan perhatian terhadap sikap, keyakinan dan nilai sebagai faktor predisposisi. Asmadi, 1991 Adanya hubungan yang erat antara sikap dan perilaku didukung oleh pengertian sikap yang menyatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak. Dalam penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Warner dan De Fleur Universitas Sumatera Utara 1969 didefinisikan bahwa adanya tiga hubungan antara sikap dan praktik sebagai berikut. : Asmadi, 1991 a. Keajegan concistency. Sikap verbal merupakan alasan yang masuk akal untuk menduga apa yang dilakukan oleh seseorang bila dihadapkan dengan obyek sikapnya. Dengan kata lain ada hubungan langsung antara sikap dan tingkah laku praktik. b. Ketidak ajegan inconcistency. Alasan ini yang membantah adanya hubungan yang konsisten antara sikap dengan tingkah laku praktik. Sikap dan tingkah laku adalah dimensi yang individual yang berbeda dan terpisah. Demikian pula sikap dan tingkah laku adalah tidak tergantung satu sama lain. c. Keajegan yang tidak tertentu concistency contingent. Alasan ini mengusulkan bahwa hubungan antara sikap dan tingkah laku tergantung pada faktor-faktor situasi tertentu pada variabel antara. Pada situasi tertentu diharapkan adanya hubungan antara sikap dan tingkah laku, dalam situasi yang berbeda hubungan itu tidak ada. Hal ini lebih dapat menerangkan hubungan sikap dan tingkah laku praktik. Sehingga hasil penelitian ini tidak sama berdasarkan hasil penelitian Dewi 2008 tentang hubungan antara faktor predisposing, enabling dan reinforsing terhadap ranah perilaku PKS dan hubungan perilaku PSK tersebut terhadap kejadian penyakit sifilis dan HIV di Lokalisasi Perbatasan Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2008 menunjukkan bahwa faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing yang berhubungan dengan ranah pengetahuan adalah masa kerja p=0,027; ranah sikap adalah masa kerja p=0,377, penghasilan p=0,002, Universitas Sumatera Utara pendidikan p=0,000, dan ketersediaan pelayanan kesehatan p=0,000 dan sumber informasi p=0,029; sedangkan ranah tindakan adalah tingkat penghasilan p=0,031, sumber informasi p=0,002, dan ketersediaan pelayanan kesehatan p=0,000. Dan Ranah perilaku yang berhubungan kejadiaan sifilis dan HIV adalah tindakan p=0,018. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terdapat hubungan antara perilaku PSK terhadap Kejadian penyakit sifilis dan HIV di Desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Infeksi Menular Seksual Di SMA Negeri 7 Medan

10 83 63

Gambaran Distribusi Penyakit Menular Seksual Dan Faktor Yang Berhubungan Dengan Penderita PMS Pada WTS Di Lokasi Desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Tahun 2000

0 31 85

Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentanginfeksi Menular Seksual (IMS) Di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

4 49 92

Pengetahuan Pasangan Suami Istri Tentang Penyakit Menular Seksual (PMS) Di Lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai Tahun 2008

0 35 42

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial Dengan Pemanfaatan Klinik Ims Dan Tindakan Pencegahan Infeksi Menular Seksual Di Di Lokasi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 18

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial Dengan Pemanfaatan Klinik Ims Dan Tindakan Pencegahan Infeksi Menular Seksual Di Di Lokasi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial Dengan Pemanfaatan Klinik Ims Dan Tindakan Pencegahan Infeksi Menular Seksual Di Di Lokasi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 9

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial Dengan Pemanfaatan Klinik Ims Dan Tindakan Pencegahan Infeksi Menular Seksual Di Di Lokasi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 22

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial Dengan Pemanfaatan Klinik Ims Dan Tindakan Pencegahan Infeksi Menular Seksual Di Di Lokasi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 3 3

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial Dengan Pemanfaatan Klinik Ims Dan Tindakan Pencegahan Infeksi Menular Seksual Di Di Lokasi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 26