Emfisema PPOK tipe A Pink Puffer

2.5. Jenis Penyakit Paru Obstruksi Kronik

2.5.1. Emfisema PPOK tipe A Pink Puffer

Emfisema adalah penyakit yang ditandai dengan pelebaran dari alveoli yang diikuti oleh destruksi dari dinding alveoli. Biasanya terdapat bersamaan dengan bronkitis kronis, akan tetapi dapat pula berdiri sendiri. Penyebabnya juga sama dengan bronkitis, antara lain pada perokok. Akan tetapi pada yang herediter, dimana terjadi kekurangan pada globulin alfa antitripsin yang diikuti dengan fibrosis, maka emfisema muncul pada lobus bawah pada usia muda tanpa harus terdapat bronkitis kronis. 18 Destruksi pada emfisema didefenisikan sebagai ketidaksamaan dalam pola pembesaran ruang udara respirasi dengan demikian bentuk yang teratur dari asinus dan komponennya terganggu dan bisa hilang. Hal ini berguna untuk menunjukkan bahwa bronkitis kronis didefenisikan dalam tinjauan klinis sedangkan pada emfisema ditinjau dari aspek patologi. 19 Emfisema paru dapat pula terjadi setelah atelektasis atau setelah lobektomi, yang disebut dengan emfisema kompensasi dimana tanpa didahului dengan bronkitis kronis. Penyempitan bronkus kadang kala menimbulkan perangkap udara air tappering, dimana udara dapat masuk tetapi tidak dapat keluar, sehingga menimbulkan emfisema yang akut. Frekuensi emfisema lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. 18 Yang menjadi pokok utama pada emfisema adalah adanya hiperinflasi dari paru yang bersifat irreversibel dengan konsekuensi rongga toraks berubah menjadi Universitas Sumatera Utara gembung atau barrel chest. Gabungan dari alveoli yang pecah dapat menimbulkan bula yang besar yang kadang-kadang memberikan gambaran seperti pneumotoraks. 18 Berdasarkan efek emfisema pada asinus maka emfisema dapat dibagi menjadi 4 tipe, yaitu: 18 a. Emfisema Asinus Distal Paraseptal Lesi ini biasanya terjadi di sekitar sputum lobulus, bronkus, dan pembuluh darah atau di sekitar pleura. Bila terjadi di sekitar pleura maka mudah menimbulkan pneumotoraks pada orang muda. b. Emfisema Asinus Proksimal Sentrilobular Biasanya terjadi bersama-sama dengan pneumokoniosis atau penyakit- penyakit oleh karena debu lainnya. Penyakit ini erat hubungannya dengan perokok, bronkitis kronik dan infeksi saluran nafas distal. Penyakit ini paling sering didapat bersamaan dengan obstruksi kronik dan berbahaya bila terdapat pada bagian atas paru. c. Emfisema Panasinar Biasanya terjadi pada seluruh asinus. Secara klinis berhubungan dengan defisiensi alfa -1- antitripsin dan bronkus serta bronkiolus obliterasi biasanya lebih jarang. d. Emfisema Irreguler Jaringan Parut Biasanya terlokalisir, bentuknya irreguler dan tanpa gejala klinis. Jaringan parut yang menyebabkan irreguler dari emfisema ini berhubungan dengan tuberkulosa, histoplasmosis dan pneumokoniosis. Begitu pula eosinofilik granuloma dalam bentuk irreguler dan limfangileiomiomatosis. Universitas Sumatera Utara

2.5.2. Bronkitis Kronis PPOK tipe B Blue Bloater