Pengertian Penyakit Paru Obstruksi Kronik Patogenesis

2.2. Pengertian Penyakit Paru Obstruksi Kronik

Penyakit Paru Obstruksi Kronik PPOK adalah penyakit pada saluran pernapasan, yang dapat mengakibatkan hambatan aliran udara dengan manifestasi sesak napas dan gangguan oksigenasi jaringan serta diikuti dengan adanya obstruksi jalan napas yang sifatnya menahun. 7,17 PPOK juga dikenal sebagai Chronic Obstructive Lung Disease COLD, Emfisema Pulmonal akibat Obstruktif Kronik Chronic Obstructive Pulmonary Emphysema COPE, Sindroma Pulmonal Obstruktif yang Difus Diffuse Obstructive Pulmonary Syndrome DOPS, Chronic Airway Obstruction CAO, Chronic Aspecific Respiratory Affection CARA, Chronic Obstructive Pulmonary Disease COPD, Chronic Non Spesific Lung Disease CNSLD. 17,18

2.3. Patogenesis

Penyakit Paru Obstruksi Kronik Para ahli belum memiliki kesatuan pendapat mengenai patogenesis dari PPOK. Menurut para ahli ada 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya PPOK yaitu faktor eksogen dan endogen. Faktor eksogen adalah faktor yang datang dari luar diri individu, merupakan pengalaman-pengalaman, kejadian alam sekitar, pendidikan, dan sebagainya. Faktor endogen adalah faktor atau sifat yang dibawa oleh individu sejak dalam kandungan hingga dilahirkan. Faktor endogen genetik tersebut dapat bermanifestasi menjadi PPOK tanpa adanya pengaruh faktor luar eksogen, akan tetapi yang banyak dijumpai adalah kecenderungan untuk PPOK meningkat akibat adanya interaksi antara faktor endogen dan eksogen. Pendapat yang menyatakan bahwa genetik merupakan faktor resiko PPOK Dutch Hyphotesis ditentang oleh Universitas Sumatera Utara pakar dari Inggris British Hypothesis yang menyatakan bahwa hanya faktor eksogen yang berperan. 7 Ada 2 mekanisme patogenesis PPOK yang penting yaitu faktor endogen herediter dan eksogen misalnya iritasi karena asap rokok, bahan-bahan polutan dan infeksi paru. Faktor endogen dapat menimbulkan obstruksi bronkus tanpa atau dengan pengaruh faktor eksogen. Obstruksi bronkus disebabkan adanya spasme otot bronkus, hipersekresi kelenjar mukus, edema dinding bronkus dan kelenturan paru yang menurun. Apabila iritasi oleh faktor iritan eksogen masih berlangsung terus maka obstruksi bronkus akan menunjukkan tanda-tanda klinis yang nyata yaitu sesak napas, batuk kronis, produksi dahak yang berlebihan dan gangguan fungsi paru. Tergantung pada beratnya penyakit, pada stadium akhir dapat terjadi gangguan pertukaran gas sehingga terjadi hipoksemia jaringan. 7

2.4. Gejala Penyakit Paru Obstruksi Kronik