disebabkan karena mendapatkan serangan hama atau bencana alam. Mencabut bibit tidak termasuk sebagai memungut hasil BPS, 2014.
2.5. Pendapatan
Pendapatan adalah penerimaan bersih petani setelah dikurangi oleh pengeluaran petani selama kegiatan usatani.Pendapatan usahatani dapat dibagi menjadi dua,
yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor adalah seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam usahatani selama satu tahun yang dapat
diperhitungkan dari hasil penjualan atau pertukaran hasil produksi yang dinilai dalam rupiah berdasarkan harga persatuan berat pada saat pemungutan hasil.
Sedangakan pendapatan bersih adalah seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi Hernanto, 1989.
Besarnya pendapatan yang akan diperoleh dari suatu kegiatan usahatani tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhi seperti luas lahan, tingkat
produksi, identitas pengusaha, pertanaman dan efisiensi penggunaan tenaga kerja. Dalam melakukan kegiatan usahatani, petani berharap dapat meningkatkan
pendapatannya sehingga kebutuhan hidup sehari – hari dapat terpenuhi. Harga dan produktifitas merupakan sumber dari ketidak pastian, sehingga bila harga dan
produksi berubah maka pendapatan yang diterima petani juga berubah Soekartawi dkk, 1993.
2.6. Produksi
Produksi berkaitan erat dengan bagai mana sumber daya masukan diperguankan untuk menghasilkan produk keluaran. Produksi adalah hasil akhir dari kegiatan
atau aktifitas dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Lebih lannujt
Universitas Sumatera Utara
Suratiyah 2011 mengatakan produksi atau memproduksi menambah kegunaan nilai guna suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah apabila
memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Produksi juga suatu kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat suatu
penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat terdiri dari beberapa macam, misalnya faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat, serta kombinasi
dari beberapa faedah tersebut. Dengan demikian produksi tidak terbatan pada pembuatan, tetapi sampai pada distribusi Hernanto,1989.
2.7. Kerangka Pemikiran
Luasnya area lahan padi sawah khususnya di Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai yang laus mengakibatkan kebutuhan benih
untuk lahan pertanian yang luas sangatlah tinggi.Namun, kebutuhan benih yang sangat tinggi tidak terlepas dari kualitas benih yang baik dan dapat menghasilkan
produktifitas yang tinggi pula sehingga petani harus pintar dalam memilih benih yang berkualitas baik.Persaingan penangkaran - penangkaran benih semangkin
tinggi sehingga membuat petani bingung dalam memilih benih yang baik untuk usahatani padi sawah mereka.Oleh karena itu, dibutuhkan studi tentang
perbandingan antara produksi dari benih yang di usulkan pemerintah yang berasal dari Sang Hyang Sri dengan benih produksi penangkaran swadaya milik
masyarakat Desa Naga Kisar sendiri.Secara singkat dapat dibuat skema kerangka pemikiran yang terdapat pada Gambar 1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran Analisis Komparasi Pendapatan Usahatani
Padi Sawah Pengguna Benih Sang Hyang Sri Dengan Benih Penangkaran Swadaya
Keterangan : : Adanya Hubungan Langsung
: Adanya Pengaruh Petani Padi Sawah
Kebutuhan Benih
Benih Sang Hyang Sri
Penangkaran Swadaya
Produktivitas
Penerimaan
Biaya Pendapatan Usahatani
Padi Sawah Produktivitas
Penerimaan
Pendapatan Usahatani Padi Sawah
Universitas Sumatera Utara
2.8. Hipotesis Penelitian