Latar Belakang Masalah Pengaruh metode latihan interval anaerob dan power otot tungkai terhadap peningkatan kecepatan lari Agus Subardan TESIS

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Melihat prestasi olahraga hasil pertandingan-pertandingan khususnya pada pekan olahraga pelajar, prestasinya kurang menggembirakan khususnya pada lomba cabang olahraga atletik nomor lari jarak pendek prestasinya kurang menggembirakan. Nomor lari jarak pendek merupakan nomor yang bergengsi dan cukup banyak peminatnya. Nomor lari jarak pendek adalah merupakan jenis lari yang didalam pelaksanaannya membutuhkan tenaga yang besar dan membutuhkan kecepatan tinggi sepanjang jarak yang harus ditempuhnya. Pada pekan olahraga pelajar nomor lari jarak pendek meliputi lari jarak 60 meter, 200 meter dan 400 meter. Untuk meraih prestasi dalam lari jarak pendek perlu didukung peredaran darah, sitem syaraf, dan sifat-sifat dasar fisik serta kecepatan, kemudahan gerak, kecekatan, dan ketangkasan yang baik. Untuk meningkatkan kemampuan dasar tersebut itu semua diperlukan latihan yang terprogram dan sistematis. Sehingga akan dapat berimplikasi terhadap kualitas hasil pelaksanaan proses latihan. Berdasarkan pengamatan dilapangan, khususnya di Sekolah Menengah Pertama rata-rata kualitas latihan peningkatan kecepatan lari masih memprihatinkan. Ada beberapa faktor penyebab dari lemahnya kualitas tersebut adalah antara lain terbatasnya pengetahuan dan kemampuan guru atau pelatih dalam bidang kepelatihan. Keterbatasan akan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung proses latihan. Keterbatasan pengetahuan maupun kemampuan guru atau pelatih apalagi sarana dan prasarana yang kurang mendukung, sehingga berdampak guru didalam melatih siswa tidak berdasarkan ilmiah. Guru sebagai pelatih selalu dihadapkan pada masalah pengetahuan kepelatihan yang kurang memadai sehingga mereka kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara kompeten, mereka belum berhasil melaksanakan tanggung jawab untuk melatih siswa secara sistematis Metode latihan yang dilakukan oleh guru-guru SMP di Sleman dalam praktek latihan peningkatan kecepatan lari, cenderung sekedar melakukan gerakan dimana para siswa atau atlit melakukan latihan fisik atau latihan peningkatan kecepatan lari berdasarkan gerakan yang telah diketahui sebelumnya tanpa kontrol yang jelas dalam melakukan gerakan. Masih banyak pelatih lari yang melatih mempergunakan metode metode tradisional yang paling disenangi pelatih dalam palaksanaan proses latihan peningkatan kecepatan lari. Proses latihan secara tradisional sering mengabaikan tugas-tugas latihan dan tidak sesuai dengan taraf perkembangan pemain Cholik Mutohir, 2002:18. Latihan adalah sejumlah rangsangan yang dilaksanakan pada jarak waktu tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi. Karena itu, latihan tidak hanya menyajikan pengulangan secara mekanis saja, tetapi proses pengulangan yang dilakukan secara sadar dan terarah sesuai dengan kemampuan siswa. Dengan demikian, maka untuk mencapai prestasi siswa yang maksimal dalam nomor lari jarak pendek pun dibutuhkan latihan yang cukup dan penguasaan teknik yang benar. Setelah penulis menerima kuliah kepelatihan ternyata ada ada Metode latihan yang bisa digunakan dalam latihan lari jarak pendek diantaranya adalah metode interval training anaerob. Metode interval training ini merupakan bentuk latihan yang diselingi oleh periode istirahat. Interval training ada dua unsur pokok yang harus diperhitungkan yaitu interval kerja work interval dan interval istirahat relief interval . Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh pelatih lari jarak pendek adalah bagaimana menentukan rasio antara interval kerja dan interval istirahat yang tepat. Penentuan rasio antara waktu waktu kerja dan waktu istirahat pada latihan interval sangat berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Jika penentuan besarnya rasio antara waktu waktu kerja dan waktu istirahat tersebut tidak tepat, maka tidak akan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk mengetahui pengaruh rasio waktu kerja dan waktu istirahat terhadap kecepatan lari, perlu diadakan penelitian. Oleh karena itulah, maka perlu diadakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengkaji mengenai latihan interval dengan rasio perbandingan waktu kerja dan waktu istirahat 1:5 dan 1:10 terhadap peningkatan kecepatan lari. Kecepatan lari juga ditentukan antara lain Frekuensi langkah dan panjang langkah, sehingga hal ini merupakan peran dari power otot tungkai. Power otot tungkai yang dimaksudkan disini adalah kemampuan otot tungkai untuk melakukan kerja atau melawan beban. Power otot tungkai tidak hanya dibutuhkan atau berperan dalam kecepatan lari saja, tetapi pada hampir semua cabang olahraga, terutama untuk gerakan lari, melompat, meloncat, menendang dan gerakan-gerakan lain yang melibatkan kerja otot tungkai secara maksimal dalam waktu yang singkat. Power otot tungkai yang dimiliki seseorang akan menentukan frekuensi langkah stride rate dan panjang langkah stride length pada saat berlari sehingga akan sangat berpengaruh terhadap kecepatan. Untuk mencapai prestasi yang maksimal tersebut para guru atau pelatih dan siswa harus memahami fase-fase pada lari jarak pendek. Jarver 1974:59 menjelaskan bahwa ada empat fase yang mempengaruhi prestasi lari jarak pendek yaitu 1 fase star yaitu kecepatan reaksi, 2 fase percepatan positif yang menentukan adalah kekuatan tungkai, 3 fase lari dengan kecepatan maksimal adalah panjang langkah, frekuensi langkah, teknik dan koordinasi, 4 dan fase daya tahan kecepatan. Kecepatan adalah faktor yang paling penting dalam latihan dan sulit atau berat dalam proses melatihnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nossek 1982:63 bahwa kemungkinan meningkatnya kekuatan dan daya tahan melalui latihan yang dispesialisasi sangat tinggi, sampai 100 . Sebaliknya peningkatan kecepatan sangat terbatas, misalnya peningkatan kecepatan kecepatan lari hanya 20-30 . SMP Negeri 3 Ngaglik Sleman Yogyakarta merupakan salah satu satuan pendidikan yang memiliki kelebihan dan kekurangan dibanding dengan sekolah SMP negeri yang lain di Sleman. Kelebihan-kelebihan tersebut diantaranya adalah memiliki siswa yang rata-rata kompetensi akademiknya baik, fasilitas olahraga cukup, banyak prestasi-prestasi baik bidang non akademik terutama bidang olahraga. tetapi prestasi cabang atletik khususnya lari jarak pendek rendahbelum pernah menjadi juara padahal setiap even perlombaan selalu mengikutinya. Guru olahraga masih relatif muda dan pendidikan terkhir adalah sarjana. Bertitik tolak dari uraian tersebut diatas perlu dilakukan penelitian eksperimen guna meningkatkan prestasi pada cabang olahraga atletik nomor lari jarak pendek. Sebagai obyek adalah siswa kelas VIII delapan yaitu tentang “Pengaruh Metode Latihan Interval Anaerob Dan Power Otot Tungkai Terhadap Peningkatan Kecepatan Lari Studi Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Interval Anaerob Dengan Rasio Kerja dan Istirahat 1:5 dan 1:10 pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Ngaglik Sleman Yogyakarta Tahun Pelajaran 20092010 ”.

B. Identifikasi Masalah