SMP Negeri 3 Ngaglik Sleman Yogyakarta merupakan salah satu satuan pendidikan yang memiliki kelebihan dan kekurangan dibanding dengan sekolah SMP
negeri yang lain di Sleman. Kelebihan-kelebihan tersebut diantaranya adalah memiliki siswa yang rata-rata kompetensi akademiknya baik, fasilitas olahraga
cukup, banyak prestasi-prestasi baik bidang non akademik terutama bidang olahraga. tetapi prestasi cabang atletik khususnya lari jarak pendek rendahbelum pernah
menjadi juara padahal setiap even perlombaan selalu mengikutinya. Guru olahraga masih relatif muda dan pendidikan terkhir adalah sarjana.
Bertitik tolak dari uraian tersebut diatas perlu dilakukan penelitian eksperimen guna meningkatkan prestasi pada cabang olahraga atletik nomor lari jarak pendek.
Sebagai obyek adalah siswa kelas VIII delapan yaitu tentang “Pengaruh Metode
Latihan Interval Anaerob Dan Power Otot Tungkai Terhadap Peningkatan Kecepatan Lari Studi Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Interval Anaerob Dengan Rasio
Kerja dan Istirahat 1:5 dan 1:10 pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Ngaglik Sleman Yogyakarta Tahun Pelajaran 20092010
”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Proses pembinaan olahraga pada satuan pendidikan SMP di Sleman belum
maksimal. 2.
Guru-guru olahraga pada satuan pendidikan SMP di Sleman umumnya belum mengetahui tentang ilmu kepelatihan.
3. Umumnya latihan lari jarak pendek yang dilakukan belum berpedoman pada ilmu
kepelatihan. 4.
Latihan lari 60 m yang diterapkan di SMP Negeri 3 Ngaglik baru sebatas pemenasan dan mengulang-ulang lari tanpa adanya program latihan yang jelas.
5. Sarana dan prasarana olahraga di Sleman rata-rata kurang memadahi.
6. Sebagian besar guru dalam memilih atlit lari jarak pendek belum
mempertimbangkan power otot tungkai 7.
Prestasi lari jarak pendek di SMP Negeri 3 Ngaglik belum memenuhi harapan. 8.
Di SMP Negeri 3 Ngaglik dalam pelaksanaan latihan lari jarak pendek untuk peningkatan kecepatan lari belum pernah menerapkan metode latihan interval
anaerob.
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan tidak meluas, sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda, maka hanya dibahas pada masalah metode latihan interval anaerob dan
power otot tungkai. Tidak semua metode latihan interval anaerob dan power otot tungkai dibahas disini. Metode yang dibahas pada penelitian ini adalah latihan
interval anaerob dengan rasio perbandingan kerja dan istirahat 1:5 dan 1:10, serta power otot tungkai. Tidak semua masalah dibahas dalam penelitian ini, melainkan
hanya membahas masalah tentang bagaimana pengaruh metode latihan interval anaerob masa istirahat latihan interval anaerob dengan rasio perbandingan kerja dan
istirahat 1:5 dan 1:10 dan power otot tungkai terhadap peningkatkan kecepatan lari pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 3 Ngaglik Sleman Yogyakarta Tahun
Pelajaran 20092010.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh latihan interval anaerob dengan rasio waktu kerja dan
waktu istirahat 1:5 dan 1:10 terhadap peningkatan kecepatan lari? 2.
Adakah perbedaan peningkatan kecepatan lari antara siswa yang memiliki power otot tungkai tinggi dan rendah?
3. Adakah pengaruh interaksi antara metode latihan interval anaerob dan power otot
tungkai terhadap peningkatan kecepatan lari?
E. Tujuan Penelitian