Tahap Ekstraksi Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Jeruk Bali (Citrus Maxima Merr.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Pada Jerawat KHARISMA QONITAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 44 sampel tidak rusak oleh sinar ultraviolet UV dari sinar matahari, selain itu kain hitam dapat menyerap panas secara optimal. Daun Citrus maxima yang telah kering dipisahkan dari pengotor kemudian diserbuk dan diayak. Pembuatan serbuk simplisia daun Citrus maxima bertujuan untuk memperluas permukaan partikel yang berinteraksi dengan pelarut sehingga penetrasi pelarut ke dalam jaringan tanaman berlangsung efektif, hal ini mempermudah melarutkan metabolit sekunder Cannell, 1998, serta senyawa metabolit sekunder dapat terekstrak dengan sempurna. Serbuk tidak boleh terlalu halus karena akan mempersulit penyarian, butir-butir yang terlalu halus akan membentuk suspensi yang sulit dipisahkan dengan hasil penyarian. Dengan demikian hasil penyarian tidak murni lagi tetapi bercampur dengan partikel- partikel yang terlalu halus tadi. Setelah diserbuk dan diayak dengan ayakan nomor 40 dan 60 diperoleh serbuk simplisia daun Citrus maxima sebanyak 800 gram.

C. Tahap Ekstraksi

Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi. Metode ini merupakan metode perendaman sampel dengan pelarut yang sesuai pada temperatur ruang. Maserasi dipilih karena metode ini dapat menghasilkan ekstrak dalam jumlah banyak, serta terhindar dari perubahan kimia senyawa-senyawa tertentu karena pemanasan Pratiwi, 2009. Pelarut yang digunakan dalam proses maserasi ini adalah etanol 75 Pandey et al., 2010. Konsentrasi etanol yang digunakan sebagai pelarut dalam proses maserasi adalah etanol 75 karena pada penelitian yang dilakukan oleh perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 45 Pinkee Pandey, et al. 2010 digunakan etanol 75 untuk mengekstraksi daun jeruk lemon Citrus limon yang mengandung flavonoid, tanin, alkaloid, steroid dan glikosida, dan terbukti bahwa ekstrak etanol daun jeruk lemon Citrus limon dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis dan Salmonella typhimurium dengan konsentrasi ekstrak 20 bv. Maserasi dengan etanol 75 dilakukan selama 24 jam dan diulang sebanyak tiga kali. Tujuan dari pengulangan maserasi supaya penyarian berlangsung lebih optimal dan senyawa bioaktif dapat terlarut sempurna. Proses maserasi disertai dengan pengadukan untuk mempermudah kontak pelarut pada rongga sel tumbuhan, sehingga senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya dapat ditarik keluar oleh pelarut. Pengadukan dapat menimbulkan sirkulasi pelarut sehingga ekstraksi dapat berlangsung optimal. Adanya perbedaan konsentrasi antara cairan di dalam sel dan cairan di luar sel akan menyebabkan senyawa aktif terdesak ke luar sel yang memiliki konsentrasi yang lebih rendah. Proses ekstraksi akan terus berlanjut hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara cairan di dalam dan di luar sel sehingga cairan menjadi jenuh dan proses ekstraksi terhenti Ristiningsih, 2009. Hasil maserasi kemudian disaring menggunakan kain flannel untuk memisahkan antara residu dengan filtratnya. Filtrat maserasi kemudian di uapkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 55°C dengan kecepatan 5 rpm dengan tujuan memisahkan ekstrak dengan pelarutnya. Prinsip kerja dari rotary evaporator adalah menguapkan pelarut sehingga didapatkan ekstrak yang kental. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 46 Hasil ekstrak yang didapat kemudian dikentalkan menggunakan waterbath pada suhu 55°C hingga diperoleh ekstrak etanol daun Citrus maxima yang kental. Ekstrak etanol daun Citrus maxima yang diperoleh adalah 86,64 gram dengan rendemen 10,83.

D. Pengambilan Apusan Darah Jerawat