perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
aeruginosa, Klebsiella pneumonia dan Staphylococcus aureus. Penelitian yang dilakukan oleh Pinkee Pandey, et al. 2010 menyatakan bahwa ekstrak etanol
daun jeruk lemon Citrus limon yang mengandung flavonoid, tanin, alkaloid, steroid dan glikosida juga memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli,
Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis dan Salmonella typhimurium.
Pada penelitian Thavanapong 2006 kandungan dalam daun jeruk bali diantaranya adalah: asam amino, n-methylanthranilate, karbohidrat, flavonoid,
monoterpen, sesquiterpen, triterpen, asam fumarat, asam malonat, asam oksalat, asam suksinat, asam tartrat.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Thavanapong 2006, Ekwenye dan Edeha 2010 dan Pinkee Pandey, et al. 2010, penelitian ini
dimaksudkan untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun jeruk bali Citrus maxima Merr. terhadap pertumbuhan bakteri pada jerawat karena di
dalam daun jeruk bali Citrus maxima Merr. terdapat kandungan senyawa metabolit yang hampir sama dengan yang terkandung dalam daun jeruk manis
Citrus sinesis dan daun jeruk lemon Citrus limon diantaranya adalah flavonoid yang memiliki potensi sebagai agen antibakteri.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk dan susunan sel serta sifat Gram bakteri pada
jerawat yang diisolasi dari apusan darah jerawat ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
2. Apakah ekstrak etanol daun jeruk bali Citrus maxima Merr. memiliki
aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri pada jerawat ? 3.
Berapakah konsentrasi optimum ekstrak etanol daun jeruk bali Citrus maxima Merr. yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri pada
jerawat ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bentuk dan susunan sel serta sifat Gram bakteri pada jerawat
yang diisolasi dari apusan darah jerawat. 2.
Mengetahui potensi aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun jeruk bali Citrus maxima Merr. terhadap pertumbuhan bakteri pada jerawat.
3. Mengetahui konsentrasi optimum ekstrak etanol daun jeruk bali Citrus
maxima Merr. yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri pada jerawat.
D. Manfaat Penelitian
1. Melalui penelitian ini diharapkan ekstrak etanol daun jeruk bali Citrus
maxima Merr. dapat digunakan sebagai agen antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri pada jerawat.
2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan
untuk penelitian lain dalam usaha mengembangkan ekstrak etanol daun jeruk bali Citrus maxima Merr. sebagai suatu sediaan farmasi yang dapat
mengatasi masalah jerawat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Jeruk Bali Citrus maxima Merr.
1. Klasifikasi Tumbuhan
Divisi : Spermatophyta berbiji
Sub Divisi : Angiospermae berbiji tertutup
Kelas : Dicotylendonae berkeping dua
Sub kelas : Choripetalae
Bangsa : Geraniales
Suku : Rutaceae
Marga : Citrus maxima
Jenis : Citrus maxima Burm. Fz Merr Van Steenis, 1978.
Gambar 1. Daun Jeruk Bali Citrus maxima Merr. Anonim, 2012
2. Nama Lokal dan Sinonim
Nama lokal: Jeruk bali, jeruk besar, jeruk cikoneng, jeruk limau makan, jeruk limau besar, dan jeruk pamelo Nuraini, 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
Sinonim: Citrus Celebia, koord, Sin; Citrus decumanus L, Sin; Citrus grandis L, Osbeck Nuraini, 2011.
3. Morfologi Tumbuhan
Jeruk bali Citrus maxima Merr. merupakan tumbuhan menahun perennial dengan karakteristik tinggi pohon 5-15 meter. Batang tanaman
agak kuat, garis tengah 10-30 cm, berkulit agak tebal, dimana kulit bagian luarnya berwarna coklat kekuningan dan bagian dalamnya berwarna kuning.
Pohon jeruk mempunyai banyak cabang yang terletak saling berjauhan dan merunduk pada bagian ujungnya. Cabang yang masih muda bersudut dan
berwarna hijau, tetapi lama-lama menjadi berbentuk bulat dan berwarna hijau tua Nuraini, 2011.
Daun tanaman berbentuk bulat telur dan berukuran besar dengan bagian puncak atau ujung tumpul dan bagian tepi hampir rata, serta bagian dekat ujung
agak berombak. Lerak daun terpencar dengan tangkai daun bersayap lebar, warna kekuningan, dan berbulu agak suram. Buah berbentuk bulat atau bola
yang tampak tertekan dan berkulit agak tebal, berisi 11-16 segmen. Warna daging buah merah muda atau merah jambu dengan tekstur keras sampai lunak,
rasa manis sampai sedikit asam, dan berbiji sedikit Nuraini, 2011.
4. Kandungan Kimia dan Manfaat
Jeruk bali mengandung vitamin B, provitamin A, vitamin B1, vitamin B2 dan asam folat. Setiap 100 gram mengandung 53 kkal energi , protein 0,6
gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 12,2 gram, retinol 125 mcg, kalsium 23 mg
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
dan fosfor 27 mg. Kandungan lain seperti flavonoid, pektin dan lycopene Sekar, T. R., 2011.
Kandungan senyawa kimia dalam daun jeruk bali Citrus maxima Merr. diantaranya adalah: asam amino alanine, asparagine, asam aspartat, coline,
asam glutamat, glycine, proline, n-methylanthranilate, karbohidrat phytol, fructose, glucose, flavonoid acacetin, cosmosiin, luteolin, naringenin,
naringin, narirutin, neoriocitrin, neohesperidin, poncirin, rhoifolin, rutin, monoterpen -pinene, -pinene, citral, citronellal, geraniol acetate, limonene,
linalool, linalyl acetate, myrcene, neral, sesquiterpen -caryophyllene, triterpen limonin, nomilin, obacunone, asam fumarat, asam malonat, asam
oksalat, asam suksinat, asam tartrat Thavanapong, 2006. Senyawa yang terkandung di dalam jeruk bali mampu mencegah kanker,
menurunkan resiko penyakit jantung, melancarkan saluran pencernaan, menjaga kesehatan kulit, mencegah konstipasi, menurunkan kolesterol dan
mencegah anemia Sekar, T. R., 2011. Manfaat lain jeruk bali, yakni membersihkan sel darah merah yang telah tua didalam tubuh dan menormalkan
hematokrit persentase sel darah per volume darah Yanuarta, I. M., 2007. Kandungan kalium dari jeruk bali dapat menyehatkan prostat dan kandungan
bioflavonoidnya dapat menghentikan penyebaran sel-sel kanker payudara Anonim, 2009.
5. Flavonoid
Flavonoid merupakan kelompok utama dari antioksidan alami. Sumber utama flavonoid termasuk buah-buahan misalnya jeruk, apel, anggur, sayuran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
misalnya bawang merah, kale, brokoli, paprika hijau, bayam, kedelai dan rempah-rempah. Flavonoid terdapat di sebagian besar tanaman dengan
konsentrasi tinggi ditemukan pada kulit buah, daun dan bunga. Dalam beberapa tahun terakhir, flavonoid telah menarik perhatian karena flavonoid memiliki
berbagai keuntungan efek farmakologi termasuk antiinflamasi, anti-alergi, antivirus, antikanker dan antioksidan. Naringin merupakan konstituen
flavonoid utama dari buah Citrus aurantium dan Citrus grandis atau Citrus maxima. Sedangkan Hesperidin merupakan konstituen flavonoid utama dari
buah Citrus reticulata Lee Chao, et al., 2002. Kandungan flavonoid yang terdapat pada daun jeruk bali Citrus maxima
Merr. terdiri atas berbagai komponen yaitu acacetin, cosmosiin, luteolin, naringenin,
naringin, narirutin,
neoriocitrin, neohesperidin,
poncirin, rhoifolin, rutin Thavanapong, 2006. Struktur kimia senyawa flavonoid dan
naringin dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Gambar 2. Stuktur Kimia Senyawa Flavonoid Maher, 2006
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
Gambar 3. Struktur Kimia Senyawa Naringin Anonim, 2008
B. Metode Penyarian 1.
Ekstraksi
Ekstraksi adalah penarikan zat aktif yang diinginkan dari bahan mentah obat menggunakan pelarut yang dipilih sehingga zat yang diinginkan akan
larut. Pemilihan sistem pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus berdasarkan kemampuannya dalam melarutkan jumlah yang maksimal dari
zat aktif dan seminimal mungkin bagi unsur yang tidak diinginkan Ansel, 1989.
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan Ansel, 1989 . Ada beberapa metode dasar ekstraksi yang dipakai untuk penyarian diantaranya yaitu maserasi, perkolasi, sokletasi, dan refluks.
Penelitian terhadap metode tersebut disesuaikan dengan kepentingan dalam memperoleh sari yang baik Anonim, 1986.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
2. Maserasi
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang sederhana. Maserasi
merupakan proses merendam bahan simplisia yang telah dihaluskan dalam pelarut sampai meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga zat-zat yang
mudah larut akan terlarut. Proses ini dilakukan dalam bejana bermulut lebar, serbuk ditempatkan lalu ditambah pelarut dan ditutup rapat, isinya diaduk
berulang-ulang kemudian disaring. Proses ini dilakukan pada temperatur kamar selama tiga hari Ansel, 1989.
Pada umumnya maserasi dilakukan dengan mencampur 10 bagian simplisia dengan 75 bagian pelarutcairan penyari. Metode ini memiliki
keuntungan yaitu cara pengerjaannya mudah, alat yang digunakan sederhana dan cocok untuk bahan yang tidak tahan panas Anonim, 1986.
C. Jerawat 1. Definisi Jerawat
Jerawat adalah penyakit peradangan menahun dari unit pilosebaseus disertai penyumbatan dan penimbunan bahan keratin yang biasanya terjadi
pada daerah muka, leher, dada dan punggung bagian atas, yang ditandai dengan adanya komedo, papul yang tidak beradang dan pustul, nodus dan kista yang
beradang, dapat juga disertai rasa gatal. Penyakit ini dijumpai pada hampir semua 90 orang akil baliq yang menginjak masa pubertas pada usia 15-19
tahun, orang dewasa dan dapat juga pada orang dengan usia lanjut Djuanda dkk., 2007.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
Jerawat terbatas pada folikel pilosebacea kepala dan badan bagian atas karena kelenjar sebacea di wilayah ini sangat aktif Webster, 2002. Apabila
folikel pilosebacea tersumbat, maka sebum tidak dapat keluar dan terkumpul di dalam folikel sehingga folikel membengkak, dan terjadilah komedo yang
merupakan bentuk permulaan dari jerawat Tranggono, 1996. Komedo adalah gejala bagi jerawat berupa papul miliar yang di tengahnya merupakan
sumbatan sebum, bila berwarna hitam akibat mengandung unsur melanin disebut komedo hitam atau komedo terbuka. Bila berwarna putih karena
letaknya lebih dalam sehingga tidak mengandung unsur melanin disebut sebagai komedo putih atau komedo tertutup Djuanda dkk., 2007.
2. Patogenesis
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit jerawat acne vulgaris adalah penyumbatan ductus pilosebaseus, meningkatnya produksi
sebum, perubahan biokimia susunan lemak-lemak permukaan kulit dan kolonisasi kuman di dalam folikel sebaseus Halim dan Sambijono, 1986.
Mikroorganisme yang sering berperan adalah Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis atau Pitysrosporum ovale dan P. orbiculare.
Kadang-kadang jerawat menyebabkan rasa gatal yang mengganggu atau rasa sakit kecuali bila terjadi pustul atau nodus yang besar Djuanda dkk., 2007.
Mekanisme terjadinya jerawat adalah bakteri Propionibacterium acne merusak stratum korneum dan stratum germinativum dengan cara
mengekskresikan bahan kimia yang menghancurkan dinding pori. Kondisi ini dapat menyebabkan inflamasi. Asam lemak dan minyak kulit tersumbat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
mengeras. Jika jerawat disentuh maka inflamasi akan meluas sehingga padatan asam lemak dan minyak kulit yang mengeras akan membesar Anonim, 2007.
D. Bakteri
Bakteri adalah organisme uniseluler yang berkembang biak dengan cara pembelahan diri
dan dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop Dwijoseputro, 1994. Bentuk dan ukuran bakteri bervariasi, ukuran berkisar
0,4-2 ยต m Pelczar dan Chan , 1988. Bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan morfologi, biokimia dan perwarnaan bakteri Gram positif dan bakteri Gram
negatif Jawetz et al., 2005. Bakteri dapat didefinisikan secara morfologi yaitu dengan mempelajari
bentuk, ukuran dan susunan sel. Perubahan lingkungan mungkin dapat sedikit mempengaruhi bentuk dan ukuran sel, misalnya bakteri berbentuk batang dapat
menjadi lebih panjang atau lebih pendek. Bentuk dasar bakteri, yaitu bulat tunggal: coccus, jamak: cocci, batang atau silinder tunggal: bacillus, jamak:
bacilli, dan spiral yaitu berbentuk melingkar-lingkar atau batang melengkung Pratiwi , 2008.
Berdasarkan pewarnaan Gram, bakteri dibedakan menjadi bakteri Gram positif dan Gram negatif.
1. Bakteri Gram Negatif Bakteri Gram negatif terdiri dari dinding sel yang mengandung satu atau
beberapa lapis peptidoglikan tipis dan membran luar, membran dalam dan membran sitoplasma. Bakteri Gram negatif memiliki sistem membran ganda di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
mana membran plasmanya diselimuti oleh membran luar permeable. Bakteri ini mempunyai dinding sel tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di antara
membran dalam dan membran luarnya. Sel bakteri Gram negatif mungkin berbentuk bulat, lonjong, batang lurus atau lengkung, helix, dan filamen
seperti tali Jawetz et al., 2005. 2. Bakteri Gram Positif
Bakteri Gram positif terdiri dinding sel yang mengandung banyak lapisan peptidoglikan dengan membentuk struktur tebal dan kaku, membran dalam,
membran sitoplasma. Bakteri Gram positif hanya mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan. Sekitar 90
persen dari dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglikan sedangkan sisanya berupa molekul lain bernama asam teikhoat Pratiwi, 2008.
E. Pewarnaan Gram Bakteri