adalah sebagai berikut : 1.
Kesan realistis, yaitu penyajian siaran dalam audio visual. 2.
Masyarakat lebih tanggap: ditonton dalam suasana santai, rekreatif. 3.
Adanya pemilihan area siaran dan jaringan kerja yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat.
4. Terkait erat dengan media lain.
5. Cepat, dalam menyebarkan informasi ke masyarakat.
6. Terjangkau luas, dapat menjangkau masyarakat luas.
Selain itu, televisi juga memiliki kekurangan, yaitu : 1.
Jangkauan pemirsa masal, sehingga pemilihan sesuai mangsa pasar sulit dilakukan.
2. Tayangan relatif singkat, tidak menyampaikan secara lengkap dan rinci.
3. Proses produksinya mahal.
4. Pembuatan iklan TV lebih mahal.
2.6. Penonton Televisi
Awal tahun 1990 televisi swasta mulai bermunculan di Indonesia, hal ini memberikan dampak yang sangat luas bagi masyarakat Indonesia, karena televisi
terjangkau oleh berbagai lapisan. Oleh karena itu, televisi dianggap mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Dengan kemampuan menjangkau yang merambah ke berbagai bentuk kehidupan masyarakat, televisi menjadi sarana yang sangat tepat untuk menjangkau pasar
sasaran. Bahkan untuk sekedar memperkenalkan produk kepada masyarakat,
televisi menjadi sarana yang paling tepat. Terlepas dari hal itu semua, bagi pemasar yang penting adalah pesan bisa sampai
kepada kelompok konsumen sasaran. Berikut ini disampaikan hasil penelitian Peter Collett dalam Wells, Burnett dan Moriarty mengenai bagaimana perilaku
penonton televisi di rumah. Penelitian ini dilakukan dengan cara memasang kamera pada 20 keluarga selama 400 jam.
Collet menyimpulkan bahwa penonton sering melakukuan sesuatu tapi sambil menonton. Mereka membaca, mengobrol, mencuci dan kadang berebut remot
kontrol dengan penonton lainya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kebanyakan orang jarang memberikan perhatian penuh pada program televisi.
Terkait penelitian tersebut, maka pemasar harus secara kreatif merancang pesan yang bisa menimbulkan perhatian penonton secara penuh. Pemasar harus mampu
menampilakan pesan yang efektif dan efesien, karena pada dasarnya penonton televisi tidak serius dalam menonton, apalagi jika berkumpul dengan
keluarga.Sutisna, 2002:287-288. Selain itu, sering kali masyarakat hanya antusias pada program tertentu di stasiun
televisi tertentu. Oleh karena itu, pemasar atau produsen harus mampu menyentuh masyarakat. Yaitu dari belum tahu menjadi tahu kognitif, yang sudah tahu dapat
menentukan sikap afektif dan yang sudah menentukan sikap dapat bereaksi untuk mewujudkan tindakan secara nyata konatif.
2.7. Perasaan, Emosi dan Cinta
Perasaan, Emosi dan Cinta merupakan suasana psikis atau suasana batin
yang dihayati seseorang pada suatu saat. Untuk lebih memahaminya maka berikut ini akan diuraikan defenisi dan perasaan, emosi dan cinta Sukmadinata, 2004;77.
a. Perasaan
Seperti halnya emosi merupakan suasana batin atau suasana hati yang membentuk suatu kontinum atau garis. Kontinum ini bergerak dari ujung yang
paling positif yaitu senang sampai dengan ujung yang paling negatif yaitu sangat tidak senang. Suatu perasaan apakah itu senang, suka, tegang atau
terangsang timbul karena adanya stimulus dari luar. Stimulus dari luar berbaur dengan kondisi sesaat dari individu dan membangkitkan suatu perasaan.
b. Emosi
Emosi merupakan perpaduan dari berberapa perasaan yang mempunyai intensitas yang relatif tinggi dan menimbulkan suatu gejolak suasana batin.
Emosi seperti halnya perasaan juga membentuk suatu garis kontinum yang bergerak dari emosi positif sampai dengan bersifat negatif.
Berberapa ciri emosi diantaranya adalah 1 pengalaman emosional bersifat pribadi. 2 adanya perubahan aspek jasmaniah. 3 emosi
diekspresikan dalam perilaku. 4 emosi sebagai motif. Individu berkembang, seluruh perkembanganya meliputi semua aspek
kepribadian termasuk emosinya. Karena pengaruh kebudayaan, dalam perkembangan emosi terdapat pola-pola ekspresi dan pengendalian emosi.
Pola-pola tersebut diantaranya adalah : 1
Pertama, spontanitas dan pengendalian. Individu pada umumnya sangat spontan dalam menyatakan emosinya, tetapi karena
pengaruh kebudayaan individu dituntut harus dapat mengendalikan ekspresi emosinya.
2 Kedua, pernyataan konstruktif dan penekanan. Ekspresi emosi yang
dapat diterima masyarakat dapat dinyatakan sesuai dengan keinginan individu tetapi yang negatif atau yang ditolak
masyarakat perlu ditahan dan ditekan. 3
Ekspresi langsung dan tersembunyi. Emosi- emosi yang memiliki intensitas tinggi seperti benci, permusuhan dan sebagainya
mungkin dapat dinyatakan secara langsung atau tidak. Pada umumnya emosi demikian, bukan hanya ditahan atau ditekan tetapi
juga disembunyikan. Kehidupan emosi sangat kompleks, banyak macam ragamnya
dan tiap macam emosi bervariasi pula menurut muatanya, sifatnya serta intensitasnya. Berdasarkan muatanya, ada emosi yang mengarah pada hal
yang positif dan ada pula yang negatif. Ada emosi yang bersifat konstuktif dan ada yang bersifat destruktif. Ada yang sangat kuat intensitasnya, ada
juga yang sangat lemah dan halus. Ada emosi yang menunjukan manifestasi dari pribadi yang sehat dan yang kurang sehat Sukmadinata,
2004:80-84. Emosi sangat memegang peranan penting dakam kehidupan individu, akan
memberi warna pada kepribadian,a aktivitas serta penampilanya juga akan mempengaruhi kesejahteraan dan kesehatan mentalnya. Agar
kesejahteraan dan kesehatan mental tetap tercipta, maka individu perlu
mengadakan berberapa usaha untuk memelihara emosi-emosi yang konstuktif. Seperti yang diungkapkan oleh James C. Coleman 1969
dalam Sukmadinata, 2004:86 yaitu membangkitkan rasa humor, memelihara emosi yang positif konstruktif, menjauhkan emosi yang
negatif destruktif serta berorientasi pada kenyataan. c.
Cinta Jenis perasaan ini sangat populer. Menurut Erich Fromm dalam
Sukmadinata 2004:85 rasa cinta berkembang dari kesadaran manusia akan keterpisahanya dari yang lain dan kebutuhan untuk mengatasi kecemasan karena
keterpisahan tersebut melalui pembentukan suatu persekutuan dengan yang lain. Manusia sebagai individu berdiri dendiri terlepas dari yang lainnya. Karena
kesendirian dan keterlepasanya dari yang lain inilah, sering kali ia merasa kesepian, merasa cemas dan ia membutuhkan seseorang atau orang lain. Berkat
adanya situasi ini tumbuhlah rasa cintanya akan orang lain atau sesuatu hal diluar dirinya. Dari urain diatas, Erich Fromm membedakan lima macam cinta yaitu
cinta sahabat, cinta orang tua, cinta erotik, cinta diri sendiri dan cinta tuhan. Prescott 1957 dalam Sukmadinata, 2004:85 mengemukakan berberapa rasa
cinta yaitu pertama, cinta melibatkan rasa empati. Seseorang yang mencintai berusaha memasuki perasaan orang yang dicintainya. Kedua, orang yang
mencintai sangat memperhatikan kebahagiaan , kesejahteraan dan perkembangan dari orang yang dicintainya. Ketiga, orang yang mencintai menemukan perasaan
senang dan hal ini menjadi sumber bagi peningkatan kebahagian, kesejahteraan dan perkembangan dirinya. Keempat, orang yang mencintai berusaha melakukan
berbagai upaya dan turut membantu orang yang dicintai untuk mendapatkan kebahagian, kesejahteraan dan kemajuan.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, dapat diketahui bahwa lirik lagu Cinta Satu Malam yang dinyanyikan oleh Melinda merupakan suatu ungkapan
ekspresi rasa cinta dari seorang individu. Dimana demi perasaan cintanya pada seseorang yang baru dikenalnya, seseorang dalam lirik lagu tersebut rela
berkorban apa saja demi membahagiakan orang tersebut termasuk cinta dan
kehormatanya . Karakter tersebut dapat timbul karena emosi yang tidak dikendalikan, karena kurangnya pengendalian dalam diri individu maka emosi
tersebut menjadi bersifat destruktif atau merusak. Sehingga akibatnya emosi yang berlebihan kepada lawan jenisnya membuat dirinya rugi sendiri. Melalui lirik lagu
dalam lagu Cinta Satu Malam , sang pencipta lagu yaitu Charlie ST12 berusaha mencurahkan simpati atas fenomena yang ada di masyarakat karena semakin tidak
terkontrolnya diri seseorang dalam menjaga martabat dan kehormatanya, dikarenakan emosi sesaat yang terpengaruhi gaya hidup pergaulan bebas yang
semakin marak terjadi di era globalisasi saat ini.
2.8. Sensualitas