Sebuah tanda tidak hadir begitu saja sebagai bagian dari kenyataan –ia merefleksikan dan membiaskan kenyataan lain. Oleh karena itu sebuah tanda
bisa menjauhkan dari kenyataan atau mentaatinya . Dalam semiotika, bila segala sesuatu yang dalam terminologi semiotika disebut sebagai tanda sign, semata
alat untuk berdusta, maka setiap tanda akan selalu mengandung muatan dusta; setiap makna meaning adalah dusta; setiap pengguna tanda adalah para
pendusta; setiap proses pertandaan signification adalah kedustaan. Umberto Eco menjelaskan bahwa bila sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan
dusta, maka sebaliknya ia tidak dapat juga digunakan untuk menggungkapkan kebenaran truth: ia pada kenyataannya tidak dapat digunakan untuk
menggungkapkan apa-apa. Dia berfikir defenisi sebagai sebuah teori kedustaan sudah sepantasnya diterima sebagai program komprehensif untuk semiotika
umum Piliang, 2003:43.
2.11. Semiotika dalam
Video Klip
Tayangan video klip di televisi memiliki kelebihan unik jika dibandingkan dengan publikasi lain di radio yang juga sering memperdengarkan lagu-lagu
dalam program siaranya. Kelebihan tayangan televisi juga memungkinkan diterimanya tiga kekuatan generator makna sekaligus, yakni narasi, suara dan
visual. Ketiganya membentuk sebuah sistem pertandaan yang bekerja untuk
mempengaruhi penontonya. Dari ketiganya, video klip bekerja efektif karena menghadirkan pesan dalam bentuk verbal dan non verbal sekaligus.
Sebagai sistem pertandaan, maka video klip televisi sekaligus menjadi sebuah bangunan representasi yang tidak semata-mata menrefreleksikan lagu yang
mengiringinya, namun seringkali menjadi representasi gagasan yang terpendam di balik penciptanya. Persoalan representasi ini yang kemudian menarik, karena di
dalam sebuah video klip terdapat sebuah makna sosiokultural yang dikonstruksikan.
Tampilan video klip di televisi senantiasa melibatkan tanda dan kode. Setiap bagian atau scene dalam video klip pun dapat menjadi tanda atau sign, yang
secara mendasar berarti sesuatu yang memproduksi makna Thwaites, 2002:9. Tanda berfungsi mengartikan atau merepresentasikan serangkaian konsep,
gagasan atau perasaan sedemikian rupa yang memungkinkan seseorang penonton untuk men-decode atau menginterpetasikan makananya.
Jika tanda adalah material atau tindakan yang menunjuk sesuatu, kode adalah sistem dimana tanda-tanda diorganisasikan dan menentukan bagaimana
tanda dihubungkan dengan yang lain. Dalam video klip kode-kode secara jelas dapat dibaca adalah bahasa berupa audio dan audiovisual.
Semiotika tidak pernah mengandaikan terjadinya salah pemaknaan, karena setiap
’komunikan’ mempunyai pegalaman budaya yang berbeda, sehingga
pemaknaan diserahkan kepada komunikan. Dengan demikian istilah kegagalan komunikasi tidak pernah berlaku dalam tradisi ini, karena setiap orang berhak
memaknai teks dengan cara yang berbeda. Maka makna menjadi sebuah pengertian yang cair, tergantung pada frame budaya komunikanya.
Pada saat sebuah video klip telah tersaji di ruang publik, maka video klip akan memproduksi makana, dan pencipta tanda-tanda dalam video klip tidak lagi
memiliki otoritas untuk memaksa makna-makna yang mereka kehendaki. Peran pemaknaan pun berpindah ke tangan komunikan.
Terobosan penting pada semiotika adalah diterimanya penerapan konsep- konsep linguistik ke dalam fenomena lain yang bukan hanya tertulis, yang dalam
pendekatan ini lantas diandaikan sebagai teks pula. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan produk media, seluruh tampilan media baik dalam bentuk
tulisan, visual, audio, bahkan audio visual sekalipun akan dianggap sebagai teks. Pusat perhatian semiotika pada kajian komunikasi massa, salah satunya
adalah tayangan video klip adalah menggalia apa yang tersembunyi di balik praktik pertandaan. Saussure mendefenisikan semiotika sebagai ilmu yang
mengkaji tentang tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial Piliang:2003:256. Oleh Saussure, semiotika kemudian dielaborasi sebagai hubungan tripartit yakni
tanda sign yang merupakan gabungan dari penanda signifer dan petanda signified.FiskeHartley, 1996:23.
Penanda mewakili elemen bentuk atau isi, sementara petanda mewakili elemen konsep atau makna. Keduanya merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan sebagaimana layaknya dua bidang pada sekeping mata uang. Kesatuan antara penanda dan petanda itulah yang disebut sebagai tanda. Pengaturan makana
atas sebuah tanda dimungkinkan. ’Tanda’ dan ’hubungan’ kemudian menjadi kata-
kata kunci dalam analisis semiotika. http:puslit2.petra.ac.idejournalindex.php
Dalam tayangan pembuatan video klip, diasumsikan sama dengan pembuatan film cerita. Analisis semiotik yang dilakukan pada cinema atau film
menurut Fieske disertakan dengan analisis film video klip yang ditayangkan di televisi. Sehingga analisis yang dilakukan pada video klip Cinta Satu Malam
dibagi menjadi dua level seperti yang dikemukakan oleh Fiske: 1. Level Realitas
Pada level ini, realitas dapat berupa penampilan, pakaian dan make up yang digunakan pemain, lingkungan, perilaku, ucapan, gesture, ekspresi, suara,
dan sebagainnya yang dipahami sebagai kode budaya yang ditangkap secara elektronik melalui kode-kode teknis, kode-kode sosial yang merupakan realitas
yang akan diteliti dalam penelitian ini, dapat berupa : a. Penampilan, kostum, make up yang digunakan model pada video klip Cinta
Satu Malam oleh Melinda. Pakaian dan tata rias yang digunakan serta kostum dan make up yang ditampilakan tersebut memberikan signifikasi tertentu menurut
kode sosial dan kultural. b. Lingkungan atau setting yang ditampilkan dari cerita dan tokoh tersebut,
bagaimana simbol-simbol yang ditonjolkan serta fungsi dan makna di dalamnya. c. Dialog, berupa makna dari kalimat-kalimat yang diucapkan dalam dialog.
2. Level Representasi Level Representasi meliputi kerja kamera, pencahayaan, editing, musik,
dan suara yang ditransmisikan sebagai kode-kode representasi yang bersifat konvensional. Bentuk-bentuk representasi dapat berupa cerita, konflik, karakter,
action, dialog, setting, casting dan sebagainya. Level representasi meliputi: teknik kamera, pencahayaan, penataan suara, penataan musik.
Penggunaan semiotika dalam video klip telah menjadi bagian penting dalam masyarakat modern. Analisis Video klip dengan pendekatan semiotika
dapat dilakukan, mengingat video klip merupakan fenomena semiotika. Masyarakat sekarang lebih berorientasi pada apa yang dilihatnya dan telah banyak
menggunakan sistem tanda lain di luar sistem tanda verbal. Panut, 1992:56.
2.12. Respon Psikologi Warna