Analisis Spektrometer IR Deskripsi Teori

15 dimana, Eg adalah energi celah pita band gap, h adalah konstanta Planck 6,626 x 10 -34 Joule, c adalah kecepatan cahaya di udara 2,998 x 10 8 ms, da n adalah panjang gelombang nm.

8. Analisis SEM-EDX

SEM-EDX Scanning Electron Microscopy – Electron Dispersive X-Ray Analyser . SEM adalah sebuah mikroskop electron yang didesain untuk menyelidiki permukaan dari objek solid secara langsung. SEM memiliki perbesaran 10 – 3.000.000x, deph of field 4 – 0,4 mm dan resolusi sebesar 1 – 10 nm. Kombinasi dari perbesaran yang tinggi, depth of field yang besar, resolusi yang baik, kemampuan untuk mengetahui komposisi dan informasi kristalografi membuat SEM banyak digunakan untuk keperluan penelitian dan industri. Perlu diperhatikan, saat mengoperasikan SEM, electron optical coloumn dan sample chamber harus dalam kondisi vakum agar elektron yang ditembakkan dan dipantulkan tidak berhamburan karena dapat merusak kualitas gambar yang dihasilkan Jaya., 2005:192: 417-422. EDX menggunakan emisi spektrum sinar-X dari sampel yang ditembak dengan elektron yang terfokus untuk analisis kandungan kimianya. Analisis kualitatifnya melibatkan identifikasi pada garis spektrum dari X-Ray. Analisis 16 kuantitatif membandingkan setiap unsur pada sampel dengan unsur yang sama pada standar kalibrasi yang telah diketahui komposisinya Goldstein, 2003. Pada dasarnya SEM-EDX merupakan pengembangan SEM. Kombinasi SEM dengan EDX Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy merupakan dua perangkat analisis yang digabungkan menjadi satu panel analitis sehingga mempermudah analisis dan lebih efisien. Analisa SEM-EDX dilakukan untuk memperoleh gambaran permukaan atau fitur material dengan resolusi sangat tinggi hingga memperoleh suatu tampilan dari permukaan sampel yang kemudian dikomputasikan dengan software untuk menganalisis komponen materialnya baik dari kuantitatif maupun kualitatifnya. Karakterisasi sampel pada penelitian ini menggunakan alat SEM JEOL JED-2300.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Bansal, Jaggi dan Rohilla 2012 telah berhasil mensintesis kadmium sulfida melalui metode sol gel dengan glukosa sebagai agen pengompleks. Kadmium sulfida disintesis dengan mencampur CdNO 3 2 dengan Na 2 S kemudian ditambahkan glukosa kemudian dipanaskan pada suhu 100°C. Variasi glukosa yang digunakan yaitu 0,001 M; 0,1 M dan 0,5 M. Dari hasil penelitiannya dilaporkan bahwa hasil analisis XRD menunjukan kadmium sulfida memiliki ukuran nanopartikel dan berstruktur kubik. Qinglian et al. berhasil mensintesis nanopartikel CdS menggunakan amilum sebagai agen pengompleks Nanopartikel dikarakterisasi dengan menggunakan AFM, X-Ray Diffraction XRD, absorpsi UV-Vis dan spektroskopi