Analisis Spektrofotometer UV-Vis Deskripsi Teori

16 kuantitatif membandingkan setiap unsur pada sampel dengan unsur yang sama pada standar kalibrasi yang telah diketahui komposisinya Goldstein, 2003. Pada dasarnya SEM-EDX merupakan pengembangan SEM. Kombinasi SEM dengan EDX Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy merupakan dua perangkat analisis yang digabungkan menjadi satu panel analitis sehingga mempermudah analisis dan lebih efisien. Analisa SEM-EDX dilakukan untuk memperoleh gambaran permukaan atau fitur material dengan resolusi sangat tinggi hingga memperoleh suatu tampilan dari permukaan sampel yang kemudian dikomputasikan dengan software untuk menganalisis komponen materialnya baik dari kuantitatif maupun kualitatifnya. Karakterisasi sampel pada penelitian ini menggunakan alat SEM JEOL JED-2300.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Bansal, Jaggi dan Rohilla 2012 telah berhasil mensintesis kadmium sulfida melalui metode sol gel dengan glukosa sebagai agen pengompleks. Kadmium sulfida disintesis dengan mencampur CdNO 3 2 dengan Na 2 S kemudian ditambahkan glukosa kemudian dipanaskan pada suhu 100°C. Variasi glukosa yang digunakan yaitu 0,001 M; 0,1 M dan 0,5 M. Dari hasil penelitiannya dilaporkan bahwa hasil analisis XRD menunjukan kadmium sulfida memiliki ukuran nanopartikel dan berstruktur kubik. Qinglian et al. berhasil mensintesis nanopartikel CdS menggunakan amilum sebagai agen pengompleks Nanopartikel dikarakterisasi dengan menggunakan AFM, X-Ray Diffraction XRD, absorpsi UV-Vis dan spektroskopi 17 fotoluminesen. Analisis Difraksi Sinar-X XRD menunjukan bahwa nanopartikel CdS dengan struktur kubik. AFM memberikan ukuran partikel rata-rata sekitar 10 nm Qinglian et al., 2004. Rodriguez et al. 2008 berhasil mensintesis nanopartikel CdS melalui teknik presipitasi kimia dan menyatakan banwa polimer amilum dapat digunakan sebagai agen pengompleks yang efektif. Difraksi sinar-X dari sintesis nanopartikel CdS menunjukkan bahwa kristal berukuran kecil. Pola XRD menunjukkan tiga puncak pada 26,5 o ; 43,9 o ; dan 52,1 o , yang sesuai dengan hkl 111, 220 dan 311 pada fase kubik CdS Rodriguez et al., 2008 Djamas, 2010 berhasil membuat lima sampel CdS menggunakan metode Thermal Evaporation dengan temperatur 200°C - 250°C. Semikonduktor CdS memiliki struktur heksagonal Wurzite dengan orientasi bidang 002 dan parameter kisi a= 4,108 – 4,141 Å dan c= 6,72 – 6,797 Å. Ria, 2015 berhasil mensintesis nanopartikel CdS menggunakan amilum sebagai agen pengompleks. Nanopartikel yang dihasilkan menggunakan metode sintesis sol-gel. Pada penelitian yang dilakukan, CdNO 3 2 .4H 2 O dihomogenkan dengan NH 4 2 S selama 24 jam yang kemudian dilakukan penambahan amilum. Nanopartikel dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffraction XRD dan absorbansi UV-Vis. Pada analisis sinar-X diketahui berstruktur heksagonal dengan ukuran kristal rata-rata 17 nm dan energi celah pita dari analisis UV-Vis rata-rata sebesar 2,3 eV. 18

C. Kerangka Berfikir

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan senyawa semikonduktor CdS yang berukuran nanopartikel dan efektif digunakan sebagai energi alternatif. Bahan bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah CdNO 3 2.4H 2 O 98 dari Aldrich, amilum dari Alchemix sebagai agen pengompleks dan variasi konsentrasi dari amilum masing-masing 0,2; 0,5; 1,0; 2,0; dan 3,0 gram serta NH42S 98 dari Merck. Amilum sebagai agen pengompleks digunakan untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan partikel dan untuk menstabilkan nanopartikel CdS saat proses sintesis sehingga ukuran partikel yang didapatkan bias sesuai dengan yang diinginkan. Agar didapatkan ukuran nanopartikel yang sesuai dengan yang diinginkan, kondisi sintesis seperti suhu maupun waktu penyelesaian sangat berpengaruh. Maka dari itu dibutuhkan agen pengompleks untuk menghambat ukuran partikel. Proses pencampuran pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakter hasil sintesis, serta untuk membandingkan hasil sintesis pada penelitian yang telah dilakukan oleh Ria 2015. Hasil sintesis kemudian dianalisis dan dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffraction untuk mengetahui struktur kristal maupun ukuran kristal. Setelah diketahui ukuran kristal terkecil, kemudian dikalsinasi pada suhu 250°C. Kemudian dilakukan analisa menggunakan FTIR, UV-Vis dan SEM-EDX.