Senyawa CdS tanpa amilum

29 Gambar 7. Difraktogram XRD Senyawa dengan Penambahan Amilum Gambar 7 menunjukkan struktur CdS yang sama dan tidak menunjukkan perbedaan pola puncak yang signifikan. Proses pencampuran dengan penambahan amilum terhadap campuran precursor Cd dan S menghasilkan struktur yang berbentuk heksagonal Ria, 2015. Penelitian Ria diketahui bahwa perbedaan metode percampuran dapat mempengaruhi struktur senyawa CdS. Pada Tabel 3 diketahui bahwa ukuran terkecil dari senyawa CdS dengan penambahan amilum sebanyak 3 gram. Setelah diketahui senyawa dengan ukuran terkecil kemudian dilakukan kalsinasi dengan variasi suhu 200°C, 250°C dan 300°C. Kalsinasi dilakukan untuk mengetahui karakter hasil sintesis CdS yang optimum. Hasil kalsinasi dari masing-masing senyawa kemudian dilakukan analisais menggunakan XRD untuk mengetahui ukuran kristal yang paling sesuai, yaitu yang paling kecil. Dari hasil analisis menggunakan XRD maka didapatkan difraktogram seperti pada Gambar 8. 20 40 60 amilum 2  In te n si ta s R e la tif  3,0 2,0 1,0 0,5 0.2 Tanpa Amilum 30 20 40 60 80 100 2-theta 200 C 250 C 300 C Gambar 8. Difraktogram Senyawa CdS Setelah Kalsinasi Gambar 8 menunjukkan bahwa senyawa CdS hasil variasi kalsinasi memiliki struktur yang sama, yaitu kubik. Tabel 4. Parameter kisi senyawa CdS hasil kalsinasi Suhu α 200°C 5,8563 250°C 5,8897 300°C 5,8675 Dari hasil analisis ini kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapatkan ukuran kristal. Ukuran kristal didapatkan dengan menggunakan rumus Scherer. In ten sitas R elati f 31 Tabel 5. Perhitungan ukuran kristal rata-rata dengan variasi kalsinasi Data d nm 200°C 2,3169 250°C 3,7824 300°C 14,740 Tabel 6 menunjukkan bahwa semakin besar suhu kalsinasi maka ukuran kristalnya semakin besar. Ukuran kristal pada senyawa CdS dengan suhu kalsinasi 200°C adalah sebesar 2,31 nm. Selanjutnya untuk senyawa CdS dengan suhu kalsinasi 250°C diketahui ukuran kristalnya adalah 3,78 nm dengan warna senyawa yang telah dikalsinasi berwarna kuning pekat mendekati keabu-abuan.. Kalsinasi terakhir adalah variasi kalsinasi dengan suhu 300°C. Hasil kalsinasi ini kemudian dilakukan analisa XRD dan diketahui bahwa ukurannya adalah 14,79 nm. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar suhu kalsinasi maka ukuran kristalnya semakin besar. Ketiga variasi suhu kalsinasi maka dipilih senyawa yang memiliki kondisi optimum, yaitu ditandai dengan warna senyawa yang masih berwarna kekuningan dan ukuran kristal yang relatif kecil. Ketiga suhu kalsinasi didapatkan kondisi optimum yaitu pada suhu 250°C. Difraktogrm pada suhu 250 o C diketahui masih mengandung CdS murni dan semakin kristalin. Sedangkan pada difraktogram suhu 300 o C diketahui sudah terjadi perubahan fasa. Diketahui pada suhu 300 o C ditemukan CdO pada βθ γγ,41 dan 70, λγ. Dengan bidang hkl 111 dan 211 no JCPDS 65-2908 yang mempunyai struktur kubik.